Jakarta - Pemerintah akan mengeluarkan aturan wajib pemasangan alat pengendali BBM subsidi yaitu RFID (Radio-frequency identification) di seluruh kendaraan. Saat mengurus surat kendaraan, alat tersebut dibagikan gratis.
Ini akan dilakukan jika aturan pemerintah soal wajib pasang alat ini sudah keluar.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Edy Hermantoro mengungkapkan, saat ini BPH Migas, Pertamina, dan Samsat sedang mempersiapkan aturan yang akan mewajibkan setiap orang untuk memasang RFID.
"Sedang dipersiapkan aturan yang mewajibkan adanya RFID dipasang disetiap kendaraan bermotor, saat ini sedang dibahas Pertamina, Samsat, dan BPH Migas," kata Edy ketika ditemui di SPBU Abdul Muis dalam acara uji coba pemasangan RFID, Jakarta, Jumat (17/5/2013).
Dikatakan Edy, nantinya jika kendaraan yang tidak ada terpasang RFID dalam tangki BBM-nya tidak bisa mengisi BBM subsidi di SPBU. "Kalau tidak terpasang ya tidak bisa isi BBM subsidi di SPBU," ucapnya.
Untuk kerjasama dengan samsat, setiap pengurusan surat-surat kendaraan baru akan disertakan sekaligus dengan RFID yang harus segera terpasang di kendaraannya. Rencananya mulai 1 Juli 2013 aturan wajib tersebut akan keluar.
"Ini kan kerjasama dengan samsat juga, nantinya setiap pengurusan surat kendaraan akan disertakan pula RFID," tandasnya.
Meskipun aturan wajib belum keluar, namun saat ini Pertamina sudah melayani pemasangan RFID secara gratis di 5 SPBU di Jakarta, Salah satunya adalah SPBU di Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan saat ini setiap kendaraan sudah bisa memasang RFID dikendaraanya dan gratis.
"Sekarang sudah bisa pasang RFID, tidak usah tunggu lama lagi, silakan, salah satu tempat pemasangannya ada di SPBU Abdul Muis, sekarang ini mobil saya sudah dipasang RFID," ujar Hanung di tempat yang sama.
Dikatakan Hanung, secara bertahap RFID akan difokuskan untuk pemasangan kendaraan yang sesuai Permen ESDM Nomor 1 Tahun 2013 dilarang membeli BBM subsidi. "Seperti mobil dinas, mobil BUMN, plat merah dan sebagainya itu akan difokuskan untuk segera dipasang," ucap Hanung.
Dengan dipasangnya RFID yang sesuai peraturan tidak boleh membeli BBM subsidi, aturan pengendalian BBM subsidi bisa sesuai Permen ESDM Nomor 1 Tahun 2013 berjalan efektif.
"Pengendalian BBM subsidi sesuai Permen 1/2013 bisa berjalan efektif, karena mereka tidak bisa isi BBM subsidi lagi karena sudah terprogram dalam RFID bahwa kendaraanya tidak bisa diisi BBM subsidi," kata Hanung.
Banyak manfaat yang didapat dengan dibangunnya sistem monitoring dan pengawasan BBM subsidi dengan alat RFID (Radio-frequency identification). Nanti saat alat ini wajib dispasang di setiap kendaraan, tidak akan ada lagi mobil yang 'bodong' alias tidak memiliki surat-surat tidak resmi.
"Ada RFID ini, STNK bodong nggak bakal ada, semua surat kendaraan harus resmi kalau tidak atau bodong alias palsu ya tidak dapat RFID," ucap Direktur Utama PT INTI Tikno Sutisna ketika ditemui di acara uji coba RFID di SPBU Abdul Muis, Jumat (17/5/2013).
PT INTI merupakan perusahaan pemenang pembuat RFID yang dilakukan oleh Pertamina. Pemerintah sedang menyiapkan aturan yang mewajibkan pemasangan alat ini di setiap kendaraan. Bahkan Samsat digandeng, agar pada setiap pengurusan kendaraan, pemilik diberikan RFID untuk dipasang secara gratis.
Jadi, setiap pemasangan RFID harus menggunakan STNK asli. RFID yang diberikan oleh Samsat, datanya terkoneksi dengan data Samsat mulai dari nomor polisi, jenis kendaraan, sampai spesifikasi.
"Kalau tidak ada data di Samsat ya sistem tidak bisa memasukan data kendaraan dalam RFID Ring yang dipasang di kendaraan, artinya RFID tidak berfungsi," ucapnya.
"Kalau tidak terpasang ya tidak bisa isi BBM di SPBU, apalagi RFID ini tidak bisa dipindahtangankan ke kendaraan lain, tandasnya.
Rencananya aturan wajib ini akan keluar pada 1 Juli 2013. Lewat alat ini, kendaraan yang dilarang menggunakan BBM subsidi tak bisa 'nakal' lagi.
Alat pengendali BBM subsidi dari Pertamina yaitu RFID (Radio-frequency identification) akan diwajibkan dipasang pada seluruh kendaraan di Indonesia. Nantinya mengisi BBM subsidi akan lebih ribet. Kenapa?
"Memang sedikit panjang prosesnya, mobil harus didata, dipasang RFID, ada nozel yang terpasang RFID. Memang menambah waktu dalam setiap pengisian BBM di SPBU," ujar Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro ketika ditemui di acara uji coba RFID di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Jumat (17/5/2013).
Jadi nantinya, mendapatkan BBM subsidi itu dibutuhkan sedikit perjuangan. "Memang sedikit lama, tapi memang untuk mendapatkan BBM subsidi itu butuh sedikit perjuangan, bahkan orang ada yang menginap di SPBU dua hari, walaupun BBM non subsidi tersedia banyak," ucap menyindir keadaan yang terjadi saat ini.
Apalagi, RFID ini merupakan sistem baru dan butuh proses agar orang terbiasa. Itu sama ketika pemerintah mengubah pola pikir masyarakat ketika kebijakan perubahan minyak tanah ke elpiji.
"Itu saja butuh waktu, namun seiring berjalannya waktu orang terbiasa, bahkan enggan menggunakan kerosene (minyak tanah) lagi," tandasnya.
Seperti diketahui Pertamina dan PT INTI sedang menyiapkan pemasangan alat monitoring dan pengendalian BBM subsidi salah satunya RFID yang direncanakan akan dipasang di 100 juta kendaraan, di 5.027 SPBU, dan 92.000 nozel (pompa bensin).
Pemerintah sedang menyiapkan aturan wajib pemasangan alat ini, bahkan dengan bekerja sama dengan Samsat. Dalam setiap pengurusan surat-surat kendaraan, pemilik kendaraan akan diberikan alat tersebut untuk dipasang di kendaraannya.
Sementara itu saat PT Pertamina (Persero) melakukan uji coba pemasangan alat pengendali BBM subsidi yaitu RFID sempat macet.
Uji coba yang dilakukan di SPBU Jalan Abdul Muis, Jakarta Selatan, Jumat (17/5/2013) tersebut sempat gagal, alat pengendali yang dipasang di tangki mobil tidak terkoneksi dengan alat pengendali di pompa bensin (nozel). Sehingga bensin subsidi tidak keluar dari selang pompa bensin.
Dari pantauan detikFinance, ada semacam ring karet yang dipasang di lubang tangki bensin mobil sebagai alat pendeteksi yang akan terkoneksi dengan alat pengendali di pompa bensin. Mobil pertama yang diuji coba gagal, perlu diuji coba pada 3 mobil baru berhasil dan bensin subsidi keluar.
Ada 3 sistem pengendalian yang dilakukan dengan alat tersebut. Pertama adalah mobil akan dijatahi pengisian bensin subsidinya, sehingga bensin hanya keluar dengan batas liter tertentu. Kemudian sistem kedua adalah untuk mobil yang dilarang menggunakan bensin subsidi. Nanti jika mobil ini memaksa mengisi, bensin subsidi tidak akan keluar.
Ketiga, mobil yang boleh mengisi bensin subsidi penuh sesuai kapasitas tangki.
Uji coba tersebut dihadiri oleh Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya, Direktur Utama PT INTI Tikno Sutisna, dan jajaran pejabat Pertamina.
"Memang untuk saat ini sedikit agak ribet, nanti akan diberi pelatihan kepada petugas PBU. Pemasangan RFID lama karena menunggu lem kering, selain itu orang juga belum terbiasa," ujar Hanung.
Rencananya akan ada 100 juta kendaraan di seluruh Indonesia yang dipasangkan alat buatan PT INTI ini. Alat ini dipasang cuma-cuma atau gratis.
Rencananya PT INTI, kata Tikno, akan memulai melakukan pemasangan RFID di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tanggerang-Bekasi pada 1 Juli 2013.
(rrd/ikh)