Tuesday, March 29, 2016

Agar Jadi Basis Produksi Sedan, Gaikindo Desak Pemerintah Turunkan Pajak

Agar Jadi Basis Produksi Sedan, Gaikindo Desak Pemerintah Turunkan PajakJakarta - Saat ini, PPnBM sedan di Indonesia masih 30 persen sehingga harga sedan masih mahal dan pabrikan belum banyak yang mau memproduksi sedan di Indonesia. Sedangkan PPnBM jenis minibus 10 persen. Padahal, sedan adalah salah satu segmen yang diterima di pasar global.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menganggap, jika PPnBM sedan diturunkan, maka pasar sedan di Indonesia akan lebih besar. Dengan begitu, maka pabrikan lebih memilih Indonesia untuk memproduksi sedan itu. Dan, tidak menutup kemungkinan Indonesia jadi basis produksi sedan untuk diekspor.

"Sudah sejak beberapa tahun terkahir kami mengusulkan pemerintah untuk menu urunkan PPnBM sedan kecil dan SUV kecil dari 30 ke 10 persen. Dengan begitu kan orang bisa beli. Supaya pasarnya berkembang. Kalau volume naik, prinsipal mungkina akan mikir model berikutnya diproduksi di dalam negeri," kata Ketua I Gaikindo, Jongkie D Sugiarto.

Jongki mengatakan, saat ini masih jarang yang memproduksi sedan di Indonesia. Hanya ada satu pabrikan yaitu Toyota yang memproduksi Vios di Indonesia.

"Saat ini cuma 1 sedan kecil yang dibuat di Indonesia. Sebut aja deh Toyota Vios. Tapi yang saya tahu Toyota Vios itu kebanyakan keluarnya Limo buat taksi. Karena bebas PPnBM," kata Jongkie.

Dengan menurunkan pajak sedan, pendapatan negara pun dipercaya bakal lebih besar. Sebab, dengan PPnBM 10 persen, kemungkinan orang yang membeli banyak karena harganya makin murah.

"Urutannya begini, pemerintah menurunkan PPnBM supaya harganya terjangkau. Kalau terjangkau dibeli orang. Kalau dibeli orang, volumenya naik. Volumenya naik, prinsipal akan membuat produksi dalam negeri, baru deh bisa diekspor. Ini bertahap," sebut Jongkie.

"Tujuannya bukan menurunkan income pemerintah, justru meningkatkan. Menurunkan tarif bukan berarti menurunkan income pemerintah. Kalau 30 persen enggak ada yang bikin, enggak ada yang jual dapat dari mana? Kalau 10 persen, yang bikin banyak, yang jual banyak. Ekspornya nanti ada lagi," tambahnya Jongkie.

PPnBM sedan yang terbilang tinggi, menurut Jongkie, menjadi salah satu alasan mengapa industri otomotif Indonesia masih kalah dengan Thailand. Sebab, Thailand sudah menjadi basis produksi sedan, SUV, hingga pikap kabin ganda yang diserap di pasar global.

"Karena dunia permintaannya sedan, SUV, crossover. Itulah Thailand majunya. Karena Thailand produksinya MPV iya, sedan iya, pikap ada, SUV ada," ujar Jongkie.

Untuk diketahui, segmen sedan di Indonesia pada 2015 lalu hanya terjual 8 ribuan unit. Bahkan, hampir setengahnya adalah sedan untuk taksi.

"Sedan kita tahun lalu cuma 8 ribu. Seluruhnya dari yang kecil sampai gede. Termasuk taksi. Taksi itu mungkin bisa separuhnya. Kecil sekali untuk pasar bebas," ujar Jongkie.
(rgr/lth)

0 comments:

Post a Comment