Monday, March 28, 2016

Masih Suka Pakai HP saat Nyetir, Pengendara Indonesia Belum Peka Keselamatan

Masih Suka Pakai HP saat Nyetir, Pengendara Indonesia Belum Peka KeselamatanJakarta - Pengguna perangkat mobile Indonesia ternyata lebih sering mengakses situs media sosial dengan persentase 38 persen. Sayangnya penggunaan telepon genggam juga diterapkan secara salah oleh masyarakat ketika berkendara.

Hal ini terungkap dalam survei terbaru yang dilakukan oleh Carmudi.co.id. Survei terhadap para pengendara mobil maupun sepeda motor dilakukan untuk mengetahui kebiasaan dan perilaku masyarakat ketika berkendara.

Dalam survei tersebut, terlihat pengendara masih kurang peduli dengan keselamatan diri sendiri maupun pengendara lain.

"Rendahnya kesadaran berlalu lintas yang aman di kalangan masyarakat sudah mengakar. Mes kipun masyarakat mengakui bahwa kemampuan berkendara mereka ketika sambil berkirim pesan singkat dan menelepon buruk, mereka tetap melakukannya. Demikian juga, meskipun banyak contoh terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan diri mereka sendiri dan kerabat terdekat karena berkendara yang buruk, mereka tetap saja melakukannya," ujar Gunnar Rentszch, Co-Founder Carmudi Indonesia dalam siaran pers, Selasa (29/3/2016).

Ketika berkendara, 52,7% responden menyatakan sesekali berkendara sambil saling berkirim pesan singkat, lebih besar dari jumlah responden yang mengaku tidak pernah melakukannya, yakni 35,3%. 10% responden menjawab mereka sering dan hampir selalu berkendara sambil mengirim pesan singkat.

Selain itu, 59% responden mengaku sesekali berkendara sambil menelepon, 17,3% responden seringkali dan hampir selalu berkendara sambil menelepon. Hanya 21,6% responden yang mengaku tidak pernah melakukan hal tersebut.

Meskipun mayoritas responden men gaku sering berkendara sambil saling berkirim pesan singkat maupun menelepon, 65,8% responden sadar bahwa kemampuan berkendara mereka sambil mengirim pesan singkat dan menelepon termasuk dalam kategori buruk dan kurang baik. Hal yang menarik untuk dilihat, 79,3% responden percaya bahwa berkendara sambil mengirim pesan singkat dan menelepon sama berbahayanya bila dibandingkan dengan berkendara dalam keadaan mabuk.

Terkait tentang bahaya berkendara sambil mengirim pesan singkat dan menelepon, 25,7% responden menyatakan bahwa diri mereka sendiri atau kerabat dekat pernah terlibat dalam kecelakaan lalu lintas karena kedua hal tersebut. Hal di atas dapat terjadi, karena bagi masyarakat pada umumnya (82,9% responden), tingkat kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas yang aman masih sangat rendah.

51,8% responden menganggap mengetik pesan singkat dan menelepon merupakan gangguan paling sering yang mereka alami ketika berkendara. Sedangkan 18,6% berpendapat gang guan dari penumpang lain turut berkontribusi merusak konsentrasi berkendara.

Masyarakat menilai rendahnya kesadaran berlalu lintas yang aman dikarenakan karena kurang baik dan terencananya sosialisasi yang dilakukan berbagai pemangku kepentingan. 54% menyatakan andil pemangku kepentingan dianggap kurang baik, hanya 8% yang menganggap upaya sosialisasi sudah dilakukan dengan terencana dan baik.

"Penegakan aturan berlalu lintas harus tegas dilakukan agar masyarakat jera untuk melanggar lalu lintas," tutup Gunnar.
(ddn/ddn)

0 comments:

Post a Comment