Tuesday, April 12, 2016

3 Pemuda Kendal Ciptakan Anti Maling untuk Motor dan Pengingat Pakai Helm

3 Pemuda Kendal Ciptakan Anti Maling untuk Motor dan Pengingat Pakai HelmSemarang - Tiga sahabat asal Kabupaten Kendal, Jawa Tengah membuat alat anti maling motor sekaligus yang bisa "memaksa" pemilik motor pakai helm jika berkendara. Jadi, jika tidak pakai helm, maka motor tidak akan menyala mesinnya.

Mereka adalah alumni SMK N 3 Kendal yang kini sama-sama bekerja sebagai karyawan di almamaternya yaitu Devatomi Primasatya (21), Dwi Setiawan  (24), dan Ahmad nur Wahyudin  (23). Ide membuat alat itu adalah ketika melihat adik-adik kelasnya yang bermotor namun banyak yang tidak taat aturan karena tidak memakai helm.

"Ya karena melihat anak-anak di tempat kita tidak pakai helm. Kalau dibiarkan dan tidak diawasi, seperti itu," ka ta Devatomi kepada detikcom.

Alat yang diciptakan trio alumni SMK N 3 Kendal ini terdiri dari transmitter, receiver, dan power supply yang disematkan di helm dan motor. Rangkaian elektrik yang ada di helm dipasang di sela-sela styrofoam helm kemudian ditutup busa bagian dalam helm sehingga tidak terlihat. Alat lainnya dipasang di motor dan dikoneksikan dengan mesin.




Cara kerjanya, jika helm dipakai, maka tombol kecil di bagian dalam helm akan tertekan dan mengirimkan sinyal ke mesin yang berada di motor sehingga motor bisa menyala. Jadi, otomatis jika tidak memakai helm maka mesin motor tidak akan menyala meskipun kunci sudah dalam kondisi on.

"Ada fungsi ganda sebagai pengaman motor agar tidak dicuri, pakai kunci T juga tidak akan menyala, kemudian mengharuskan pengendara pakai helm untuk keselamatan, begitu helm dilepas maka motor mati," terang Devatomi.



Tempat alat yang berada di motor bisa disembunyikan sesuai keinginan pengguna, jadi tidak mesti harus di bagasi. Jangkauan sinyal antara motor dan helm maksimal 5 meter karena memang disetting agar tidak bisa menjangkau jauh.

"Alat yang di helm aman kok untuk kepala," jelasnya.



Namun Devatomi mengakui masih perlu pengembangan dalam alatnya terutama baterai yang ada di helm. Baterai handphone yang digunakan di helm harus dicharger setelah pemakaian 6 jam terus menerus, namun kekurangan itu juga justru menjadi tambahan karena mengharuskan pengendara istirahat setelah lama berkendara.

"Ada lampu indikatornya kalau baterai akan habis. Kekurangannya masih di baterai itu," tandasnya.

Pembuatan alat itu membutuhkan biaya Rp 300 ribu dan akan disematkan pada motor serta helm pengguna. Alat tersebut ternyata sudah banyak dipakai setahun ini di kendaraan dinas di SMK N 3 Kendal dan belum ada keluhan.

"Sudah dipakai di SMKN 3 Kendal buat kendaraan dinas. Alat satu dengan alat yang lain beda frekuensi sehingga tidak akan bersautan, memang dibuat satu set satu set," tutur Devatomi.

Sempat ada pertanyaan, bagaimana jika helmya yang dicuri? Devatomi punya solusi, yaitu motor tetap bisa menyala jika koneksi alat di motor dan mesin dilepas, itu pun aman karena yang mengetahui lokasi alat hanya pemillik motor.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Jateng, Tegoeh Winarno mengatakan temuan mereka sudah menjadi salah satu pemenang lomba Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) di Balitbang Jateng tahun 2015 lalu. Pihaknya juga akan memfasilitasi untuk hak kepemlikan intelektual dan hak patennya.

"Kita juga link and match, jadi antara inovator kita temukan dengan perusahaan, misalnya dalam hal ini ya produsen motor," ujar Tegoeh.
(alg/ddn)

0 comments:

Post a Comment