Tuesday, April 12, 2016

Pertamina Tunggu Keputusan Pemerintah Soal Euro4

Pertamina Tunggu Keputusan Pemerintah Soal Euro4Jakarta - Kesiapan Pertamina sebagai pemasok bahan bakar dengan standar Euro4 masih menunggu aturan dari pemerintah. Padahal ditargetkan standar emisi tersebut bakal diimplementasikan pada 2018 mendatang.

Vice President Retail Fuel Marketing PT Pertamina (Persero), Afandi mengatakan penerapan bahan bakar dengan standar Euro4 masih menunggu aturan dari pemerintah. Meski telah ada road map untuk implementasi standar tersebut.

"Kita akan ikuti aturan dari pemerintah. Kalau kita bilang emisi Euro4, belum tentu BBM-nya Euro4, tergantung mesinnya. Bisa BBM-nya Euro2 tapi teknologi mesinnya Euro4. Kita ikuti road map pemerintah," ujar Afandi, kemarin.

Beberapa waktu lalu, A sisten Manager Brand Communication Pertamina, Muhammad Resa kepada detikOto mengatakan bahwa Pertamina bersama Gaikindo telah melakukan kunjungan ke kilang Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah.

Kunjungan tersebut untuk meninjau kesiapan Pertamina dalam memproduksi bahan bakar dengan standar Euro4.

"Sekitar 2-3 minggu lalu kita melakukan kunjungan bersama Gaikindo ke Cilacap untuk menunjukkan bahwa kilang tersebut sudah ready bahan bakar Euro4. Di beberapa kilang sudah mulai siap produksi," ujar Muhammad Resa kepada detikOto.

Terkait penerapan Euro4 yang ditargetkan akan dilaksanakan pada 2018 mendatang, Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi mendesak pemerintah untuk segera menerapkan Euro4. Hal itu melihat momentum penurunan harga bahan bakar beberapa waktu ini.

"Kita minta supaya dipercepat (penerapan Euro4) karena kalau Euro4 dipercepat itu akan lebih baik. Kita manfaatkan momentum turunnya bahan bakar ini," ujar Yohannes Nangoi, Jumat (8/4/ 2016).

Jika dibanding dengan negara-negara lain, baik di kawasan Asia maupun Asean, Yohannes menilai Indonesia jauh lebih tertinggal soal penerapan Euro4.

"Indonesia tinggal satu-satunya yang masih Euro2. Filipina saja sudah Euro4 akhir tahun ini, India bahkan sudah masuk Euro5.  Seluruh Asia bahkan mungkin (Indonesia) paling terbelakang," ungkapnya.
(nkn/lth)

0 comments:

Post a Comment