Thursday, September 8, 2016

Motor Listrik Bukan Produk yang Tepat untuk Indonesia?

Motor Listrik Bukan Produk yang Tepat untuk Indonesia?Jakarta - Disaat negara lain menilai kendaraan listrik bisa menjadi solusi yang tepat di dunia. Rupanya hal ini tidak untuk Asosiasi Industri Sepeda Motor (AISI). Aduh apa penyebabnya nih?

Infrastruktur yang kurang memadai, ditambah jarak tempuh yang terlalu pendek. Dinilai menjadi satu alasan mengapa motor listrik tidak tepat untuk hadir di Indonesia.

"Kalau kontruksinya (alasan-Red) adalah perlindungan terhadap lingkungan, itu lain lagi ceritanya. Karena motor listrik sesungguhnya secara operasional meskipun investasi motornya lebih murah dari motor sekarang. Tapi sebetulnya kalau dihitung secara nasional itu mahal. Karena harus menciptakan infrastruktur listrik di sua tu tempat," ujar Gunadi.

Tidak sampai disitu, Gunadi juga menilai. Jarak tempuh motor listrik dinilai masih terlalu pendek dan bisa merugikan pengendara roda dua.

"Misalnya kalau kita memproduksi listrik 30.000 kV diturunkan menjadi 200 volt, umpamanya. Itu kerugian, di perjalanan (dengan jarak yang lebih pendek-Red)," ujarnya.

Meski demikian Gunadi menilai, motor masa depan Indonesia akan lebih tepat berbekal fuel cell.

"Maka sebetulnya ini (motor listrik-Red) bukan alternatif, dan merek-merek yang bisa membuat otomotif listrik, itu bukan targetnya (melahirkan motor listrik untuk masa depan-Red). Karena targetnya, nanti itu mereka akan melahirkan bahan bakar fuel cell, untuk menjadi alternatif di masa depan," tambahnya.

Tapi alasannya para produsen melahirkan motor listrik? "Karena apa? Karena untuk menunjukan, bahwa mereka (produsen roda dua-Red) mampu membuat teknologi terebut," ujar Gunadi.
(lth/ddn)

Toyota: Kalau Inden Lebih dari 3 Bulan, Pilihan Konsumen Bisa Goyah

Toyota: Kalau Inden Lebih dari 3 Bulan, Pilihan Konsumen Bisa GoyahJakarta - Saat ini, inden Astra Toyota Calya mencapai 1 sampai 2 bulan. Inden selama itu dianggap Toyota Astra Motor (TAM) masih wajar.

"Untuk inden 1-2 bulan itu masih normal. Karena orang masih bisa terima nunggu sampai 2 bulan. Konsumen kalau 1-2 bulan dia masih bisa terima," kata Public Relation Manager Toyota Astra Motor, Rouli Sijabat menjawab pertanyaan detikOto di sela Journalist Test Drive Astra Toyota Calya di Garut, Jawa Barat, Kamis (8/9/2016).

Menurutnya, jika inden melebihi 2 bulan, itu sudah terlalu lama. Konsumen bisa berpindah ke lain hati jika indennya terlalu lama.

"Kalau 3 bulan, konsumen bisa goyang (mencari pilihan lain)," kat a Rouli.

Saat ini, menurut Rouli produksi Calya sekitar 8.000-an unit per bulan. Rouli menyebut, jika inden Calya sudah terlalu lama maka pihaknya akan meminta kepada Astra Daihatsu Motor yang memproduksi mobil ini untuk menambah jumlah produksinya.

"Kalau (permintaan) tinggi lagi, ada adjustment, kalau banyak pesanan kita request ke pabrik (untuk menambah jumlah distribusi). Karena kita enggak mau customer nunggu lama," ujar Rouli.
(rgr/lth)