Thursday, March 31, 2016

Karoseri Indonesia: Tolong Biarkan Kami Hidup

Karoseri Indonesia: Tolong Biarkan Kami HidupJakarta - Bukan rahasia saat ini banyak perusahaan memilih untuk menggunakan bus produksi luar negeri. Padahal karoseri Indonesia siap memenuhi semua permintaan bus tersebut.

"Industri karoseri ini padat karya. Padat karya kan butuh kelangsungan hidup juga. Kami terus berkembang dan lebih baik," ujar Chairman of Asosiasi Karoseri Indonesia (ASKARINDO), Sommy Lumadjeng.

Hal ini sekaligus menandakan karoseri Indonesia butuh diberikan kepercayaan untuk bisa memenuhi semua kebutuhan bus.

"Sekarang kalau kita punya pembeli yang maunya mendadak-mendadak terutama seperti pemerintah dan sebagainya, ya memang kita enggak siap," katanya.

"Kalau diminta, seperti masuk ke s upermarket gitu terus mau beli mie instan langsung ada, kita tidak siap kalau kami sebagai Askarindo kalau diminta kayak gitu enggak siap. Karena kami beda dengan industri mobil kecil (mobil penumpang), yang tetap melakukan produksi dan menyediakan stok kendaraan," ucapnya.
(lth/rgr)

Konsultan Otomotif: Indonesia Perlahan Bisa Salip Thailand

Konsultan Otomotif: Indonesia Perlahan Bisa Salip ThailandJakarta - Saat ini industri otomotif Indonesia masih tertinggal dengan Thailand sebagai basis produksi kendaraan bermotor. Thailand bisa mengekspor kendaraan hingga satu juta unit per tahun, sedangkan Indonesia baru bisa ekspor 200 ribu setahun.

Dengan angka ekspor yang besar itu, Thailand bisa menjadi basis produksi di ASEAN. Padahal, secara penjualan mobil domestik Indonesia lebih banyak.

Meski ada fakta bahwa Thailand saat ini lebih unggul dibanding Indonesia dalam hal industri otomotif di Asia Tenggara, PSOS Business Consulting, perusahaan konsultan bisnis global memprediksi bahwa Indonesia bakal melebihi Thailand dalam hal industri otomotif.

Markus Sch erer, Global Automotive Head of IPSOS Business Consulting menunjukkan bukti kuat bahwa Indonesia perlahan akan menggantikan Thailand sebagai pusat produksi otomotif utama di ASEAN. Hal ini memiliki implikasi besar bagi produsen dan penyuplai suku cadang otomotif serta pemangku kebijakan di kedua negara.

"Buktinya jelas bahwa dalam hal tren output produksi kendaraan, perkembangan kebijakan dan perbaikan infrastruktur, Indonesia akan terus meningkatkan kapasitas produksi, konsumsi domestik dan volume ekspor sekaligus. Produsen otomotif dan pemangku kebijakan Indonesia, Thailand dan negara-negara lain tentu akan mempertimbangkan implikasi ini," kata Markus.

Markus menyebut, diprediksi pada tahun 2020 kendaraan bermotor di Indonesia akan semakin berkembang. Konsultan ini memperkirakan, penjualan kendaraan penumpang pada 2020 akan naik 6,8 persen dibandingkan tahun 2015. Dengan pasar domestik yang meningkat, maka kemungkinan volume ekspor juga akan meningkat. De ngan begitu, Indonesia bisa menjadi basis produksi otomotif di Asia Tenggara.
(rgr/lth)

Ini Faktor yang Pengaruhi Naik-turunnya Penjualan Kendaraan

Ini Faktor yang Pengaruhi Naik-turunnya Penjualan KendaraanJakarta - Penjualan kendaraan bermotor di Indonesia pada 2015 menurun dibanding 2014. Tapi, sebelum 2014 penjulan kendaraan bermotor mengalami kenaikan.

Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Noergadjito mengatakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi naik-turunnya penjualan mobil di Indonesia. Salah satunya adalah nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika.

"Faktor selanjutnya adalah inflasi dan daya beli," kata Noergadjito di Jakarta, Kamis (31/3/2016).

Selain itu, faktor lainnya adalah keadaan ekonomi global. Harga bahan bakar minyak yang naik juga mempengaruhi penurunan penjualan kendaraan bermotor.

"Faktor lain adalah perpajakan regional, pengembangan infrastruktur, GDB growth, dan Bank Indonesia (BI) rate," sebut Noergadjito.
(rgr/lth)

Ketagihan Ekspedisi, Risers Berharap Ada DRE Edisi Kedua

Ketagihan Ekspedisi, Risers Berharap Ada DRE Edisi KeduaJakarta - Datsun Risers Expedition (DRE) sukses berlangsung selama satu tahun melintasi lebih dari 150 kota di Indonesia. Para risers pun ketagihan untuk melakukan ekspedisi dan berharap akan ada DRE edisi kedua.

Seperti yang diungkapkan risers gelombang I (Jakarta-Bali-Lombok), Dandy. Keseruan pengalaman yang ia dapat saat mengikuti DRE masih terasa hingga saat ini. Ia pun berharap aka nada DRE edisi kedua dan bisa kembali berpartisipasi.

"Inginnya ada lagi (DRE). Dan kalau bisa yang gelombang pertama bisa ikutan lagi," ungkap Dandy, Kamis (31/3/2016) malam.

Senada dengan Dandy, risers gelombang 3 (Kalimantan), Rafi juga berharap akan ada edisi terbaru dari Datsun Risers Expedition dengan menggunakan mobil keluaran terbaru Datsun.

"Datsun Risers Expedition season kedua sangat ditunggu sekali. Apalagi ka nada bocoran juga bakal dikeluarkan (Datsun) Go Cross. Siapa tahu kan yang edisi keduanya pakai Go Cross. Jadi bisa merasakan performa yang lain," kata Rafi.

Datsun Risers Expedition sukses mengajak total 315 risers untuk melakukan ekspedisi dan eksplorasi keindahan Indonesia selama satu tahun. Dengan menggunakan 5 unit Datsun Go+ Panca, para risers telah menempuh 15 ribu kilometer melintasi 150 kota di Indonesia.
(nkn/lth)

Renault-Alpine Bakal Usung Mesin Mercedes-AMG?

Renault-Alpine Bakal Usung Mesin Mercedes-AMG?Jakarta - Renault dikatakan siap mengubah Alpine Vision Concept yang diperkenalkan pada Monako akhir bulan lalu secara habis-habisan. Salah satunya dengan siap menyelipkan mesin Mercedes-AMG. Benar tidak ya?

Dilansir Leftlanenews, Jumat (1/4/2016), Renault mengatakan akan Alpine Vision Concept ini akan menjadi mobil paling ngebut yang pernah dilahirkan dirinya. Dengan menggendong mesin Mercedes-AMG

"Saya mendengar saat presentasi New DB11 Aston Martin mengusung mesin V8 dari AMG. Ini mungkin saja terjadi, karena kami juga memiliki kerjasama dengan Daimler. Tidak masalah jika berbagi," ujar Renault executive vice president of product and planning, Bruno Ancelin.

Namun ka bar lain mengatakan, banyak juga penggemar Alpine yang menginginkan Alpine  mengusung mesin 2.0 liter turbocharged empat silinder, yang diadopsi dari Renaultsport.

Meski demikian Ancelin mengatakan, tidak menutup kemungkinan Alpine di masa mendatang akan ikut menghadirkan model coupe yang lebih besar, convertible, hatchback, bahkan crossover.

Meski belum pasti, sepertinya model ini wajib ditunggu khadirannya.
(lth/rgr)

Risers Kunjungi Diler Nissan-Datsun Labuhan Ratu, Lampung

Risers Kunjungi Diler Nissan-Datsun Labuhan Ratu, LampungBandar Lampung - Sebelum menuju Jakarta melalui Pelabuhan Bakaheuni, risers etape 4 mengunjungi diler Nissan-Datsun Labuhan Ratu, Lampung. Risers asyik melihat-lihat mobil Datsun yang dipajang di dalam diler.

Tak hanya sekadar melihat, mereka juga berfoto di dalam diler dengan latar belakang mobil Datsun. Risers juga aktif bertanya kepada sejumlah petugas penjualan.

Kedatangan risers di diler, disambut baik oleh Kepala Cabang Nissan-Datsun Labuhan Ratu, Samuel Hong Saryanto. Ia berharap kehadiran risers dalam Datsun Risers Expedition bisa menjadi saksi bahwa mobil Datsun mampu menunjukkan performa melewati segala medan.

"Harapan saya risers disini bisa menja di saksi dan membuat masyarakat yakin bahwa Datsun sudah dibawa 15.000 kilometer tapi tetap oke semua. Jadi mendapat pesan ke pasar seperti itu, ada mobil yang nyaman dan irit sudah terbukti," ujar Samuel, Kamis (31/3/2016).

Selepas mengunjungi diler, risers kembali mengemudikan Datsun Go+ Panca menuju Menara Siger sebelum bertolak ke Jakarta sebagai titik terakhir perjalanan Datsun Risers Expedition.
(nkn/lth)

2020, MPV dan LCGC Diperkirakan Tetap Diminati

2020, MPV dan LCGC Diperkirakan Tetap DiminatiSurabaya - Penjualan kendaraan bermotor dalam lima tahun ke depan diyakini masih berkembang. Di kendaraan roda empat, mobil berjenis MPV dan LCGC bakal meningkat lebih drastis selama lima tahun ke depan.

Dalam paparannya, Global Automotive Head of IPSOS Business Consulting, Markus Scherer mengatakan, pada 2020 mendatang diperkirakan penjualan kendaraan penumpang naik 6,8 persen. Dari berbagai jenis kendaraan, penjualan model MPV dan LCGC diprediksi meningkat drastis dibanding model lain. Di bawah MPV dan LCGC, ada SUV dengan peningkatan penjualan yang juga besar.

"MPV dan SUV populer karena kapasitas penumpangnya yang luas yang dianggap cocok untuk keluarga di Indonesia," kata Markus d i Jakarta, Kamis (31/3/2016).

Menurutnya, popularitas sedan akan tergerus. Sebab, sedan memiliki Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) yang tinggi yaitu mulai 30 persen. Sementara PPnBM MPV 4x2 hanya 10 persen dan LCGC 0 persen.

Diprediksi, pada tahun 2020, penjualan MPV akan naik 7,7 persen dari 340 ribu di 2015 menjadi 492 ribu di 2020. Sementara LCGC naik 8,1 persen dari 165 ribu di tahun 2015 menjadi 244 ribu di 2020.

Sementara SUV juga naik dari 135 ribu di 2015 menjadi 185 ribu di 2020 atau naik 6,5 persen. Penjualan sedan diprediksi menurun 2 persen dari 18 ribu di 2015 menjadi 16 ribu pada 2020.
(rgr/lth)

Yamaha: Untuk Genjot Ekspor Harus Ada Produk Baru, X-MAX?

Yamaha: Untuk Genjot Ekspor Harus Ada Produk Baru, X-MAX?Bogor - Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) sedang gencar mendukung program pemerintah untuk mengekspor motor. Namun, dengan hanya beberapa motor yang sudah diekspor saat ini tentu belum cukup untuk menggenjot ekspor.

Asisten GM Marketing YIMM, Mohammad Masykur mengatakan, pihaknya ingin memperbesar angka ekspor. Untuk mendukung hal itu, Yamaha memerlukan motor baru. Apakah yang dimaksud Masykur adalah XMAX?

"Indonesia kan mau memperbnesar ekspor. Pemerintah juga minta untuk memperbesar ekspor dan kita boleh dibilang termasuk sudah melebihi kebutuhan pemerintah. Pemerintah mintanya 300 persen, kita sudah 500 persen dari sebelumnya 40 ribu jadi 150 ribu tahun lalu," ucap Masykur.

"Mungkin tahun ini 200 ribu, tahun depan bisa naik lagi. Nah kan enggak mungkin dengan senjata yang ada saja seperti NMax, R25, MT-25. Pasti sudah mikir requirement-nya sudah harus nambah. Apa (model baru) itu sama kapan saya belum tahu. Secara logikanya pasti ada produk baru untuk menambah volume ekspor," tambahnya.

Kabar mengenai skuter 250cc Yamaha XMAX untuk pasar Indonesia sudah ramai diperbincangkan. Apalagi, sama seperti NMAX, XMAX merupakan model yang kemungkinan bisa diterima di pasar global. Namun hingga kini Yamaha belum mau mengonfirmasinya.

"Nanti ada (model baru) untuk yang global ada yang untuk lokal. Karena kan secara quantity domestic market pasti lebih besar daripada ekspor," kata Masykur.

Saat disinggung apakah model baru itu dikeluarkan tahun ini, Masykur tak menjawabnya. Namun, untuk ekspor model baru sepertinya tidak dilakukan tahun ini.

"Kan boleh dibilang R25, NMAX baru satu tahun. Sama di Indonesia juga mungkin kebanyakan (kalau dalam satu tahun meluncurkan banyak model). Apalagi pasar di sana enggak sebesar Indonesia. Cuma beberapa ratus ribu," ujar Masykur.

Menurut Masykur, XMAX di pasar Asia Tenggara belum ada. Jadi, jika kabar mengenai kelahiran XMAX benar, maka Yamaha kemungkinan bakal mengekspor XMAX ke pasar ASEAN.

"XMAX di ASEAN belum ada. Itu ramai Eropa," jelas Masykur.
(rgr/lth)