Thursday, February 4, 2016

Buka 2016, Honda Jual 19.404 Mobil

Buka 2016, Honda Jual 19.404 MobilJakarta - Di bulan pertama tahun 2016, Honda menjual 19.404 unit mobil di seluruh Indonesia. Mobil SUV Honda, BR-V menjadi salah satu kontributor terbesar dengan total penjualan 6.627 unit.

"Kami bersyukur atas antusiasme konsumen terhadap kehadiran Honda BR-V di pasar otomotif Indonesia. Kami akan terus memaksimalkan produksi di pabrik kami untuk dapat memenuhi permintaan Honda BR-V, sehingga konsumen akan mendapatkan mobil mereka dengan lebih cepat," ujar Marketing & Aftersales Service Director PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy dalam siaran pers, Jumat (5/2/2016).

Tak hanya untuk Honda BR-V, sumbangan terbesar kedua dari total penjualan bulan Januari 2016 didapatkan dari Honda HR -V dengan penjualan 4.601 unit, meningkat dibanding penjualan di bulan Desember 2015 yang tercatat 3.178 unit.

Setelah Honda HR-V, Honda Mobilio juga memberi kontribusi signifikan untuk penjualan Honda di bulan Januari 2016. Honda Mobilio mencatat penjualan 2.904 unit, meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat 1.743 unit. Di bawah Honda Mobilio, Honda Brio Satya terjual sebanyak 1.918 unit di Januari 2016, sedangkan New Honda Brio mencatat penjualan 727 unit sepanjang Januari 2016.

Honda Jazz terjual sebanyak 1.428 unit di Januari 2016, meningkat dibandingkan penjualan di bulan Desember 2015 yang tercatat sebanyak 1.340 unit. Sedangkan Honda CR-V mencatat penjualan sebanyak 866 unit sepanjang Januari 2016.

Sementara Honda Freed meraih penjualan 287 unit di Januari 2016, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 70 unit. Dan Honda City terjual 46 unit di Januari 2016.


(ddn/ddn)

Emblem Mobil 4 in 1

Emblem Mobil 4 in 1 Jakarta - Pengendara mobil low MPV ini memasang setidaknya 4 emblem mobil di bagian belakang. 4 Mobil jadi satu.

Keterangan Foto :
Ada 4 emblem mobil, Avanza, Xenia, Yaris dan Rush. Namun untuk Yaris, Avanza dan Rush emblemnya berubah jadi Nyaris, Rushu, Avaaza. Ada-ada saja ya. Foto: Allandra Dibtiya P

TVS Siap Kenalkan Matik Retro?

TVS Siap Kenalkan Matik Retro?Jakarta - Skuter bertransmisi otomatis atau skutik menjadi pilihan nomor 1 di Indonesia. Produsen India, TVS punya skutik Dazz, tapi akankah mereka punya line up matik retro?

Pertanyaan ini pun timbul setelah TVS mengumumkan akan melahirkan 2 model terbaru lagi di 2016, setelah memperkenalkan model sport Apache RTR 200 4V di Indonesia.

"Matik retro belum ada rencana, karena di sana (India) juga belum ada," kata arketing Director PT TVS Motor Company Indonesia, Rizal Tandju.

Baca juga: TVS Dazz Bukan Skutik Murahan

Meski belum akan melahirkan matik retro, Ri zal akui penjualan matik TVS di Indonesia terbilang baik.

"Saat ini kita cuma punya satu model, yaitu TVS Dazz. Penjualannya matik 300-500 unit per bulan itu untuk pasar domestik," ujarnya.

Baca juga: Ini Konsumsi BBM TVS Dazz

Meski demikian, TVS menunjukkan keinginannya untuk lebih serius untuk main di segmen motor sport.

"Indonesia masih akan terus berkembang, terutama pada motor dengan cc makin besar. Artinya orang indonesia butuh motor dengan power yang besar, namun tetap irit juga, serta lebih stylish," katanya.

"Indonesia style tetap jadi acuan, market sport tetap akan menjadi tren," tambahnya.





(lth/ddn)

Ini Sepenggal Cerita Perjalanan Harley Davidson di Indonesia

Ini Sepenggal Cerita Perjalanan Harley Davidson di IndonesiaJakarta - Motor gede (Moge) legendaris asal Amerika Serikat, Harley Davidson di Indonesia mulai hadir di Indonesia di zaman pemerintahan kolonial Belanda di Nusantara. Pasang surut menghiasi catatan perjalanan sejarahnya. Seperti apa?

Sejumlah sumber yang menuturkan versi masing-masing kepada detikOto, Kamis (4/2/2016). “Motor Harley Davidson mulai beredar di Indonesia sekitar tahun 1920. Saat itu, motor gede ini menjadi kendaraan operasional pejabat perusahaan swasta Belanda di Indonesia, antara lain ordeming atau kepala kebun atau sinder perkebunan,” tutur Edy, salah seorang pemilik motor asal Milwaukee, Amerika Serikat tersebut.

Saat itu, lanjut mantan peja bat tinggi di sebuah perusahaan milik negara itu, jenis motor Harley yang digunakan adalah WLA Army. Saat Perang Dunia ke-2 berkecamuk dan Belanda menyerah ke Jepang, semua inventaris milik pemerintah dan perusahaan Belanda dirampas tentara Jepang, termasuk motor Harley.

Kepemilikan berpindah dari tangan tentara Jepang ke tangan perusahaan milik pemerintah dan tentara Indonesia, ketika Jepang menyerah kepada sekutu dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tahun 1945. Motor-motor tersebut banyak digunakan sebagai kendaraan operasional di perkebunan bekas milik Belanda yang sudah dikuasai oleh Indonesia.

Begitu pun dengan kesatuan-kesatuan militer. Hanya, untuk jumlah motor tersebut di seluruh Indonesia kala itu, tidak ada sumber yang bisa memastikannya.

Nama dan tampilan motor ini membuat banyak orang Indonesia, terutama kalangan kelas atas, kesengsem. Sehingga, pada tahun 1950-an awal, sudah banyak Harley Davidson yang berseliweran di kota- kota besar Indonesia, khususnya Jakarta.

Maklum, sejak tahun itu sudah ada beberapa importir yang mendatangkan Haley Davidson dari beberapa negara, termasuk dari negeri asalnya, Amerika Serikat. Bahkan pada akhir tahun 1964, Harley Davidson WLA Army menjadi kendaraan operasional Polisi Militer di matra Laut, Udara, dan Darat. Motor ini menjadi kendaraan patroli dan pengawalan.

Hanya, lagi-lagi, tidak ada catatan pasti yang bisa dijadikan rujukan untuk menyebut berapa jumlah populasi dan penjualan yang telah dilakukan. Yang pasti, permintaan dan penjualan motor ini terus meningkat.

Sejak 13 Juni 1997 atas prakarsa Soetikno Soedarjo dan dan Bambang Pramono Sungkono PT Mabua Haley Davidson memulai fungsi keagenan Haley Davidson di Indonesia. Pengembangan jaringan dan penjualan pun terus dilakukan.

Pada 17 September 2000 PT. Dewata Harley-Davidson berdiri di Pulau Bali berdiri dan dipimpin oleh Tony Pramoediarso. Keberadaan dua dealer resmi Ha rley-Davidson tersebut menyediakan layanan after sales untuk seluruh konsumen Harley-Davidson di daerah Jawa dan Bali.

PT Mabua mendapatkan Izin perakitan Completely Knock Down (CKD) System dari Harley-Davidson Motor Company (HDMC) pada tahun 2001. Setahun kemudian, atas prakarsa Soetikno Soedarjo, PT. Mabua Harley-Davidson dan PT. Dewata Harley-Davidson diintegrasikan di bawah bendera manajemen MRA Group dan menunjuk Djonnie Rahmat sebagai Presiden Direktur.

Tangan dingin Djonnie Rahmat telah mengantarkan PT Mabua berhasil mencatatkan penjualan tertinggi di Asia Tenggara pada 2009.

Namun sayang, seorang sumber di PT Mabua mengatakan, setelah itu penjualan mulai surut. Bahkan pada Juli 2014, agen pemegang merek Harley di Indonesia itu sudah tak lagi merakit motor di pabriknya yang terletak di Pulo Gadung, Jakarta Timur.

“Melemahnya perekonomian, tingginya tarif pajak penjualan barang mewah, dan melemahnya nilai tukar rupiah, membuat PT Mabua menghadapi situasi yang sulit,” tutur sumber di Mabua.

Bahkan, lanjut dia, sepanjang 2014 penjualan Harley Davidson di Tanah Air melorot hampir 50 persen. Akibat masalah itu, PT Mabua juga menutup salah satu dilernya yang terletak di kawasan Blok M, Jakarta Selatan pada Oktober 2015 lalu.

Kini, kabar yang beredar menyebut nasib keagenan Harley Davidson di tangan Mabua berada di ujung tanduk. Bahkan surat yang mengatasnamakan manajemen PT Mabua, dengan isi pernyataan akan menghentikan keagenan beredar di masyarakat.

Benarkah demikian? Presiden Direktur PT Mabua, Djonnie Rahmat, kepada detikOto masih enggan menjawabnya. Dia berjanji akan memaparkan kondisi yang sebenarnya pada Rabu (10/2/2016) pekan depan.













(arf/arf)

Begini Cara Renault-Nissan Genjot Penjualan Mobil Listrik di China

Begini Cara Renault-Nissan Genjot Penjualan Mobil Listrik di ChinaWuhan - Aliansi Renault-Nissan akan mengembangkan mobil listrik berharga murah untuk pasar China untuk memacu penjualan mobil listrik buatannya. Soalnya, mobil listrik Nissan Leaf dinilai masih terlalu mahal bagi konsumen di Negeri Tirai Bambu itu.

Seperti dilaporkan Automotivenews Europe, Kamis (4/2/2016), China Association of Automobile Manufacturers (CAAM), menyebut sepanjang tahun lalu Nissan Leaf versi lokal China â€Â" Venucia e30- hanya terjual 1.273 unit. Mobil itu dibanderol mulai 242.800 yuan atau sekitar Rp 509 juta.

Melihat kinerja penjualan yang seperti itu, Presiden Renault-Nissan mengaku tak bahagia. "(Padahal) Kami membayangkan lebih dari it u. Kita tahu harga yang tak tepat," ucapnya.

"Bagi saya solusinya adalah membuat mobil listrik sangat murah," kata Ghosn wartawan pada pembukaan pabrik Renault, di Wuhan, China.

Pasar mobil listrik di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu berkembang pesat dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, seperti dikutip China Daily, hingga akhir 2015 lalu, penjualan mencapai 379.000 unit dan pada 2020 mendatang jumlahnya ditargetkan sudah mencapai 5 juta.

Maklum, pemerintah juga memberikan dorongan bagi warganya untuk menggunakan mobil bersumber tenaga dari setrum tersebut. Caranya,  dengan memberi subsidi pembelian.

Fakta itulah yang dilihat oleh Renault-Nissan, dengan melahirkan mobil listrik baru, yakni Fluence. Rencananya mobil itu mulai dilego pada 2017 mendatang.

Ghosn mengatakan bahwa meskipun mendapat insentif, namun tantangan yang dihadapi tidaklah ringan. Soalnya, mobil-mobil listrik yang dibuat oleh pabrikan lokal China dib anderol lebih murah.

Rata-rata mobil listrik asli China dibanderol mulai 30.000 â€Â" 50.000 yuan atau sekitar Rp 63,4-96,6 juta.

Mobil listrik  terlaris tahun lalu adalah city car kecil Kandi. Data CAAM menyebut, mobil itu terjual 16.736 unit.

"Pemerintah mengatakan kami ingin lebih banyak mobil listrik. Masyarakat mengatakan ya, tapi kami ingin mereka mendapatkan mobil yang murah," kata Ghosn.

Hu Xindong, bos perusahaan kongsi antara Dongfeng dengan Renault  mengatakan, inisiatif masyarakat membeli mobil listrik bukan karena didasari pilihan rasional. Mereka membelinya karena adanya insentif yang diberikan.

Dia mencontohkan di dua kota terbesar di China yakni  Shanghai dan Beijing  warga akan mendapatkan pelat nomor, yang merupakan wujud lain dari izin memiliki mobil, jika membeli mobil listrik.
(arf/lth)

TVS Masih Punya 2 Model Baru di 2016

TVS Masih Punya 2 Model Baru di 2016Jakarta - Produsen motor India, TVS baru memperkenalkan model terbaru Apache RTR 200 4 V di Indonesia. Namun President Director PT TVS Motor Company Indonesia, R. Anandakrishnan membocorkan TVS masih memiliki setidaknya 2 model terbaru lagi di 2016.

"Untuk pesaing motor 250 cc, kami akan memperkenalkan motor 310 cc, dan kami juga masih punya 1 model lagi. Jadi tahun ini kami akan memiliki 3 model baru," ujar Anandakrishnan.

Hal senada juga disampaikan Marketing Director PT TVS Motor Company Indonesia, Rizal Tandju, yang mengatakan harga yang ditawarkan bakal memiliki harga yang bersahabat.

"Untuk model 310 cc, konsumen akan merasakan performa terbaik tapi dengan harga yang sama seperti m otor 250 cc," kata Rizal.

"Dan kami menjanjikan kami akan melahirkan produk terbaik, dengan dengan performa yang bagus dan stabil," tambahnya.

Diprediksi 2 model terbaru TVS selanjutnya di Indonesia, masih akan diproduksi di Indonesia tanpa menyelipkan teknologi BMW Motorrad yang saat ini sudah menjalin kerjasama dengan TVS.
(lth/ddn)