Jakarta - Pengiriman sepeda motor dari pabrikan ke diler sepanjang September lalu tercatat sebanyak 632.227 unit atau turun 2,13 persen dibanding penjualan bulan sebelumnya yang sebanyak 645.997 unit.
Masih datarnya jumlah penjualan yang ada di kisaran 630 ribu unit dikarenakan daya beli masyarakat yang masih belum beranjak naik.
âÂÂKondisi yang ada saat ini, terutama September, sebenarnya masih sama dengan bulan-bulan sebelumnya. Artinya, pasar masih stagnan,â tutur Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (8/9/2015).
Menurutnya, meski saat ini lembaga pembiayaan telah menurunkan besaran uang muka kredit (DP) menjadi 10 persen namun, banyak diantara mereka yang sangat selektif. Maklum, mereka juga berhati-hati agar tidak terjadi kredit macet.
âÂÂSebab jika itu terjadi maka sanksi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga akan diberikan. Jadi, saat ini, jika pasar stagnan itu karena daya beli yang masih belum beranjak, dan sikap lembaga pembiayaan yang berhati-hati . Sehingga bisa kita maklumi,â ujar Sigit.
Dia berharap, paket kebijakan ketiga yang dirilis pemerintah bisa memicu kenaikan tingkat konsumsi masyarakat dan sekaligus meningkatkan daya beli. Sebab, konsumsi rumah tangga akan terjadi manakala penghasilan juga meningkat.
Sigit mengatakan, dengan meningkatnya tingkat pendapatan atau daya beli masyarakat, maka penjualan secara ritel sepeda motor juga akan meningkat. Jika itu terjadi, maka target penjualan sepeda motor yang sebanyak 6,7 juta unit bisa tercapai.
Data AISI yang diterima detikOto menyebut, hingga bulan September lalu penjualan wholesale atau dari pabrikan ke diler telah mencapai 4.974.106 unit. Dengan rata-rata penjualan 621.763 unit.
Sementara di bulan September saja, merek Honda masih tercatat sebagai merek dengan penjualan wholesale tertinggi. Berikut daftarnya :
1. Honda 427.247 unit
2. Yamaha 179.260 unit
3. Suzuki 107.602 unit
4. Kawasaki 99.103 unit
5. TVS 14.288 unit
(arf/ddn)
Masih datarnya jumlah penjualan yang ada di kisaran 630 ribu unit dikarenakan daya beli masyarakat yang masih belum beranjak naik.
âÂÂKondisi yang ada saat ini, terutama September, sebenarnya masih sama dengan bulan-bulan sebelumnya. Artinya, pasar masih stagnan,â tutur Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (8/9/2015).
Menurutnya, meski saat ini lembaga pembiayaan telah menurunkan besaran uang muka kredit (DP) menjadi 10 persen namun, banyak diantara mereka yang sangat selektif. Maklum, mereka juga berhati-hati agar tidak terjadi kredit macet.
âÂÂSebab jika itu terjadi maka sanksi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga akan diberikan. Jadi, saat ini, jika pasar stagnan itu karena daya beli yang masih belum beranjak, dan sikap lembaga pembiayaan yang berhati-hati . Sehingga bisa kita maklumi,â ujar Sigit.
Dia berharap, paket kebijakan ketiga yang dirilis pemerintah bisa memicu kenaikan tingkat konsumsi masyarakat dan sekaligus meningkatkan daya beli. Sebab, konsumsi rumah tangga akan terjadi manakala penghasilan juga meningkat.
Sigit mengatakan, dengan meningkatnya tingkat pendapatan atau daya beli masyarakat, maka penjualan secara ritel sepeda motor juga akan meningkat. Jika itu terjadi, maka target penjualan sepeda motor yang sebanyak 6,7 juta unit bisa tercapai.
Data AISI yang diterima detikOto menyebut, hingga bulan September lalu penjualan wholesale atau dari pabrikan ke diler telah mencapai 4.974.106 unit. Dengan rata-rata penjualan 621.763 unit.
Sementara di bulan September saja, merek Honda masih tercatat sebagai merek dengan penjualan wholesale tertinggi. Berikut daftarnya :
1. Honda 427.247 unit
2. Yamaha 179.260 unit
3. Suzuki 107.602 unit
4. Kawasaki 99.103 unit
5. TVS 14.288 unit
(arf/ddn)