Seoul - Laba kuartal Hyundai Motor Company sepanjang kuartal ketiga 2015 ini turun 23 persen dibanding kuartal yang sama tahun lalu. Penurunan ini dipicu oleh penurunan permintaan mobil di China, Rusia, dan Brasilia terutama model sedan.
Laporan yang dirilis Automotivenews, Sabtu (24/10/2015) menyebut, laba bersih Hyundai sepanjang kuartal ketiga lalu hanya US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,75 triliun. Penurunan penjualan di negara-negara berkembang telah menekan tingkat penghasilan dan keuntungan pabrikan asal Korea Selatan ini.
Kini, Hyundai berharap pada potongan pajak yang diberlakukan pemerintah di China dan Korea Selatan kepada pembeli mobil yang ramah lingkungan. Pabrikan juga berusaha menggenjot gelontoran model SUV dan MPV yang saat ini menjadi model yang digemari di sejumlah negara berkembang.
"Kami berharap penjualan di China untuk berbalik dari Oktober terutama setelah dipotong pajak pembelian kendaraan penumpang berukuran kecil (ramah lingkungan),â tutur Chief Financial Officer Hyundai, Lee Won Hee.
Laporan lain menyebut, penjualan Hyundai di China sepanjang kuartal ketiga lalu melorot hingga 18 persen. Hal itu dipicu oleh lemotnya pertumbuhan ekonomi dan pasar saham di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Tekanan terhadap penjualan Hyundai semakin berat karena banyak konsumen yang beralih meninggalkan model sedan. Padahal, selama ini Hyundai dikenal sebagai pabrikan yang mengandalkan model sedan.
Sementara itu, penjualan di Rusia dan Brasilia, masing-masing menurun 2,4 dan 9,2 persen. Beruntung, penjualan di pasar domestik Korea, Hyundai masih membukukan pertumbuhan positif yaitu naik 4,8 persen atau sebanyak 163.009 unit.
Peningkatan penjualan didorong oleh versi penyegaran dari varian SUV. Model ini juga banyak dipasarkan di berbagai negara di dunia.
"Kami adalah produsen mobil berbasis sedan, dan seperti yang Anda tahu, permintaan global untuk sedan melambat sementara permintaan untuk MPV dan SUV naik, dan kemampuan produksi kita tidak bisa menjaga dengan permintaan untuk MPV dan SUV kami masih terbatas," kata Lee.
Hyundai telah memperluas produksi SUV Tucson di pabrik Ulsan, Korea Selatan untuk memenuhi meningkatnya perminta
(arf/ddn)
Laporan yang dirilis Automotivenews, Sabtu (24/10/2015) menyebut, laba bersih Hyundai sepanjang kuartal ketiga lalu hanya US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,75 triliun. Penurunan penjualan di negara-negara berkembang telah menekan tingkat penghasilan dan keuntungan pabrikan asal Korea Selatan ini.
Kini, Hyundai berharap pada potongan pajak yang diberlakukan pemerintah di China dan Korea Selatan kepada pembeli mobil yang ramah lingkungan. Pabrikan juga berusaha menggenjot gelontoran model SUV dan MPV yang saat ini menjadi model yang digemari di sejumlah negara berkembang.
"Kami berharap penjualan di China untuk berbalik dari Oktober terutama setelah dipotong pajak pembelian kendaraan penumpang berukuran kecil (ramah lingkungan),â tutur Chief Financial Officer Hyundai, Lee Won Hee.
Laporan lain menyebut, penjualan Hyundai di China sepanjang kuartal ketiga lalu melorot hingga 18 persen. Hal itu dipicu oleh lemotnya pertumbuhan ekonomi dan pasar saham di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Tekanan terhadap penjualan Hyundai semakin berat karena banyak konsumen yang beralih meninggalkan model sedan. Padahal, selama ini Hyundai dikenal sebagai pabrikan yang mengandalkan model sedan.
Sementara itu, penjualan di Rusia dan Brasilia, masing-masing menurun 2,4 dan 9,2 persen. Beruntung, penjualan di pasar domestik Korea, Hyundai masih membukukan pertumbuhan positif yaitu naik 4,8 persen atau sebanyak 163.009 unit.
Peningkatan penjualan didorong oleh versi penyegaran dari varian SUV. Model ini juga banyak dipasarkan di berbagai negara di dunia.
"Kami adalah produsen mobil berbasis sedan, dan seperti yang Anda tahu, permintaan global untuk sedan melambat sementara permintaan untuk MPV dan SUV naik, dan kemampuan produksi kita tidak bisa menjaga dengan permintaan untuk MPV dan SUV kami masih terbatas," kata Lee.
Hyundai telah memperluas produksi SUV Tucson di pabrik Ulsan, Korea Selatan untuk memenuhi meningkatnya perminta
(arf/ddn)