Monday, September 5, 2016

Sidang Dugaan Kartel Harga Skutik 110-125 cc Berlanjut Siang Ini

Sidang Dugaan Kartel Harga Skutik 110-125 cc Berlanjut Siang IniJakarta - Kasus dugaan kartel yang melibatkan dua produsen utama kendaraan roda dua di Indonesia, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) dan PT Astra Honda Motor (AHM) memasuki sidang lanjutan.

Sidang Pertama Lanjutan Perkara Nomor 04/KPPU-I/2016, terkait dugaan pelanggaran pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999, tentang larangan praktik monopoli dan persaingan tidak sehat, dalam industri sepeda motor jenis skuter 110-125 cc, akan dilaksanakan Selasa (6/8/2016) siang ini, pukul 14.00 WIB. Sidang dilangsungkan di gedung Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) RI, Jln. Ir. H. Juanda 36 Jakarta.

Sebelumnya kasus dugaan kartel memasuki tahapan pemeriksaan lanjutan. KPPU mendalami kasus lewat pemeriksaan hasil investigator, keterangan ahli, pihak terlapor, maupun pihak lainnya. Untuk sidang hari ini agenda yang dihadirkan adalah pemeriksaan saksi.

Syarkawi Rauf, Ketua KPPU beberapa waktu lalu mengatakan, penetapan pemeriksaan lanjutan berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan (LHPP) yang disampaikan Majelis Komisi kepada Komisoner yang diserahkan pada Selasa (16/8/2016) lalu.

Pemeriksaan Lanjutan terhadap perkara inisiatif KPPU ini dilakukan untuk menyimpulkan ada atau tidak adanya bukti pelanggaran terhadap UU Nomor 5 Tahun 1999.

"Komisioner menerima dan menyetujui rekomendasi Majelis Komisi sebagaimana diuraikan dalam LHPP untuk melakukan Pemeriksaan Lanjutan terhadap dugaan pelanggaran tersebut," kata Ketua KPPU Syarkawi Rauf dalam keterangannya, beberapa waktu lalu.
(rgr/ddn)

Di Jepang Beli Mobil Bisa Tanpa DP

Di Jepang Beli Mobil Bisa Tanpa DPSendai - Kalau di Indonesia untuk bisa memiliki mobil harus melakukan pembayaran Down Paymen (DP) sebesar 30 persen. Berbeda dengan di Jepang, karena di sana pembelian mobil bisa tanpa DP.

"Di Jepang pembelian mobil bisa tanpa DP atau bebas DP mau berapa saja. Dan konsumen di Jepang itu kebanyakan melakukan pembelian menggunakan sistem kredit," ujar President Netz Toyota Sendai Co., LTD, Kazuo Nogaya, saat melihat diler terbesar Toyota di Sendai, Jepang, di ajang Technology Media Trip Toyota.

"Dan kalau di Netz Toyota Sendai (diler terbesar Toyota di Jepang-Red), untuk pembelian Sienta itu 40 persen kredit. Kalau rata-rata seluruh model Toyota sebanyak 35 persen pembelian dilakukan secara kredit," tambahnya.

Dirinya juga menambahkan, meski tanpa menyerahkan DP, hingga saat ini tidak pernah ada cerita ada konsumen yang mangkir dari tanggung jawab membayarnya. Sehingga tidak pernah terjadi kredit macet.

"Jadi memang seperti itu, dari 10.000 orang yang melakukan pembelian, paling hanya ada 1 orang yang telat membayar kredit mereka," katanya.

"Rata-rata term kreditnya sampai 3-5 tahun, dan melakukan pembelian menggunakan baloon payment. Di pertengahan cicilan kredit, konsumen bisa melakukan pelunasan atau melakukan penukaran produk," ujarnya.

Lalu ada tidak ya konsumen di Jepang yang meminta diskon saat melakukan pembelian mobil? "Itu terjadi di Jepang 30 tahun yang lalu, saat ini tidak ada yang meminta diskon. Karena sales kami memberi tahu akan kelebihan dan keuntungan yang akan didapat konsumen bukan memberikan diskon," katanya.

"Karena kini konsumen lebih memilih untuk mendapatkan pelayanan terbaik setelah membeli kendaraan. Misalnya saat terjadi kecelakaan, pihak diler akan siap membantu kapan saja," tambahnya.
(lth/rgr)

Bus Otonom Diuji Coba di Australia

Bus Otonom Diuji Coba di AustraliaPerth - Bus otonom The Royal Auto Club (RAC), Intellibus mulai diuji coba di jalanan Australia. Bus otonom pertama Australia ini akan membawa penumpang di Perth, Australia.

Seperti dilansir Caradvice, Selasa (6/9/2016), bus otonom ini bisa memindai sekelilingnya dengan sensor Lidar 2D dan 3D. Sedangkan kamera stereovision membantu bus ini membaca sinyal lampu lalu lintas, mengenali kendaraan lain dan hal lainnya yang mungkin ada di jalan.

GPS dan sistem odometry membantu bus untuk mengukur lokasi dan posisinya. Intellibus juga dibekali pengereman darurat otonom (autonomous emergency braking/AEB) untuk menghindari tabrakan.

Bus ini menerapkan teknologi otonom tingkat lima y aitu teknologi otonom tinkat tertinggi dan paling canggih. Ini juga menjadikannya sebagai kendaraan seri produksi pertama yang menerapkan sistem otonom sepenuhnya.

Bus otonom hanya beroperasi pada kecepatan rata-rata 25 km/jam dengan kecepatan maksimal 45 km/jam. Bus bisa mengangkut hingga 11 penumpang.

"Sebuah bus otonom akan memberikan solusi transportasi jauh lebih aman dan lebih nyaman. Sehingga jumlah mobil lebih sedikit yang digunakan di dalam perkotaan dan lokasi pusat bisnis, mengakibatkan terurainya kemacetan dan bermanfaat untuk lingkungan," kata juru bicara Australian Driverless Vehicle Initiative (ADVI) Peter Damen.