Wednesday, July 27, 2016

Honda Australia Rilis CR-V Limited Edition

Honda Australia Rilis CR-V Limited EditionSydney - Honda telah memperluas lineup CR-V di Australia. Di Negeri Kanguru itu, Honda memperkenalkan CR-V Limited Edition.

Seperti dilansir Carscoops, Kamis (28/7/2016), CR-V Limited Edition ini tersedia dalam edisi penggerak dua roda dan penggerak empat roda. SUV ini dilengkapi dengan lampu kabut di depan, side step, roof spoiler, sensor parkir, pelek 18 inci, lampu depan otomatis, rain sensing wiper dan sistem LaneWatch blind spot monitoring.

Dengan sistem LaneWatch blind spot monitoring, pengemudi akan disajikan tampilan kondisi lalu lintas di luar dengan adanya kamera yang dipasang di kaca spion.

"Karena semakin banyak pendatang baru yang bergabung di segmen SUV ukuran menengah, CR-V telah ditetapkan reputasinya sebagai SUV yang sangat menarik bagi pelanggan Honda. Untuk pelanggan yang mencari sesuatu tambahan, Limited Edition ini memiliki fitur utama yang diharapkan leh pembeli di pasar untuk sebuah SUV," kata Direktur Honda Australia, Stephen Collins.

CR-V Limited Edition ini dijual dengan harga 32.990 dolar Australia (Rp 325 jutaan) untuk penggerak dua roda. Sementara untuk penggerak empat roda dibanderol 35.690 dolar Australia (Rp 352 jutaan).

Mobil ini menggunakan mesin bensin empat silinder 2.000 cc bertenaga 153 daya kuda dengan torsi 190 Nm. Ada juga pilihan mesin 2.400 cc bertenaga 188 daya kuda dengan torsi 222 Nm.
(rgr/ddn)

Yamaha: KPPU Salah Hitung Keuntungan Yamaha

Yamaha: KPPU Salah Hitung Keuntungan YamahaJakarta - Kasus pengaturan harga jual skuter 110-125 cc, Yamaha dan Honda terus berlangsung. Salah satu penyebab dugaan ini muncul setelah Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan Yamaha masih untung besar meski market share mereka turun.

Namun tidak di mata Yamaha, karena berdasarkan data yang dimiliki Yamaha, KPPU salah dalam menghitung keuntungan Yamaha pada 2013-2014, yang menjadi periode penyelidikan kartel.

"Laba Yamaha sangat kecil, tapi menurut investigator peningkatan keuntungan operasional Yamaha tahun 2014 dibanding 2013 naik 47,4 persen. Ini investigator melakukan kesalahan hitung yang fatal, sehingga terlihat seolah-olah keuntungan Yamaha berlebihan," ujar Exe cutive Vice President & COO PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, Dyonisius Beti.

"Dalam LDP halaman 22 butir 3, kenaikan laba 2014 itu Rp 127 miliar bila dibagi laba 2013 itu mencapai 1.717 miliar. Maka hasilnya 7,4 persen bukan 47,4 persen yang begitu besar. Bapak punya kalkulator kan, semuanya bisa dihitung. Anak kecil pun bisa menghitungnya pak (menggunakan kalkulator-Red). Jadi Saya mohon kepada yang Mulia untuk menolak dugaan tim investigator ini," tambah Dyon.

Dyon memberi kesimpulan agar dugaan kartel yang dilakukan Yamaha dan Honda ini tidak dilanjutkan. Karena Yamaha tidak mendapatkan keuntungan yang sangat besar.

"Kesimpulan investigator dalam LDP halaman 22 butir 5, bahwa kenaikan keuntungan Yamaha (Excessive) karena kenaikan harga tidak benar. karena pertama, laba bersih Yamaha 2014 setelah pajak itu 3,8 persen, tingkat laba ini jelas sangat rendah dibandingkan investigasi di sektor lain dan No Excessive Profit," kata Dyon.

"Kedua laba perusahaan tahun 2014, dengan metode yang sama dengan tahun 2013 sebenarnya turun 8,6 persen. Sehingga laba yang rendah ini membuktikan tidak ada kartel," tambahnya.

Sebelumnya, KPPU menjadikan data keuntungan Yamaha sebagai alat bukti kedua untuk bisa menseret Yamaha dan Honda, dalam dugaan pengaturan harga jual motor skuter 110-125 cc.

KPPU menjelaskan alat bukti kedua yang semakin menguatkan asumsi adanya dugaan pengaturan harga jual skuter 110-125 cc. Yakni dengan melihat pasar roda dua skuter matik dengan mesin 110-125 cc.

Dalam bukti ini dijelaskan penjualan sepeda motor PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing pada 2013 sebanyak 2.491.704 unit dan di 2014 sebanyak 2.371.248 unit, yang artinya mengalami penurunan penjualan.

Meski demikian, dikatakan Yamaha masih mengalami peningkatan profit. Tertulis di dalamnya, operating profit PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing pada 2013 sebesar Rp 1.579 miliar dan di 2014 seb esar Rp 1.679 miliar, meningkat Rp 100 miliar (6,3 persen)'.

Tercatat juga, keuntungan bersih sebelum pajak PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing di 2013 sebesar Rp 1.717 miliar dan di 2014 sebesar Rp 1.844 miliar atau meningkat 127 miliar (47,4 persen).


(lth/ddn)

Kapan Skuter Aprilia SR 150 Dikenalkan ke Indonesia?

Kapan Skuter Aprilia SR 150 Dikenalkan ke Indonesia?Jakarta - Piaggio beberapa waktu lalu telah memperkenalkan skuter Aprilia SR 150 di India. Kapan skuter matik (skutik) Aprilia bermesin 150 cc ini diperkenalkan di Indonesia?

Sales and Network Development Director PT Piaggio Indonesia (PID) Igor Panjaitan mengatakan, pihaknya belum memiliki rencana untuk memperkenalkan skuter tersebut ke Indonesia dalam waktu dekat. Sebab, PID masih fokus dengan motor besar Aprilia dan Moto Guzzi.

"Kami kan baru perkenalkan tahun lalu Aprilia sama Moto Guzzi. Jadi kami ingin fokus dulu ke genre mereka yaitu big bike," ujarnya di Jakarta.

Namun Igor tidak menyangkal rencana PID mendatangkan skutik Aprilia tersebut. Soal kemungkinan mendatangkan skuter itu, PID akan membahas terus.

"Sampai saat ini kami belum ada rencana datangkan skutik dari Aprilia. Tapi yang jelas kalau rencana sih pasti akan kami bahas terus," ujar Igor.

Perkiraan target juga masih terus dipelajari oleh PID untuk mendatangkan produk tersebut. "Baru menjajaki terus. Sama peraturan pemerintah kalau ada perubahan kebijakan," tambah Igor.

Skuter Aprilia SR 150 ini akan dijual di India mulai Agustus 2016 dengan harga dasar INR 65.000 atau sekitar Rp 12 jutaan. Skuter ini didesain dan dikembangkan di Italia. Namun, Piaggio akan memproduksinya di India.

Pada versi prototipe yang diperkenalkan Februari lalu, Aprilia SR 150 mengusung mesin 154.4 cc satu silinder tiga katup berpendingin udara dengan karburator. Hasilnya, mesin itu diklaim mampu mengirim tenaga hingga 12 PS ke roda melalui transmisi CVT.

Di bagian depan terdapat suspensi telescopic. Sementara ba gian belakang hadir dengan single-side coilspring. Sistem pengeremannya di depan memakai rem cakram dan di belakang menggunakan rem tromol.

Skutik ini akan ditawarkan dengan dua warna yaitu putih dan hitam. Bagian depan skuter ini dihiasi elemen lampu kembar. Motor ini ditargetkan untuk konsumen yang ingin merasakan performa kendaraan roda dua bermesin 150cc, tapi tidak ingin meninggalkan kenyamanan berkat transmisi otomatis.
(rgr/ddn)

Produsen Mobil Harap Pajak Mobil Hybrid Bisa Diturunkan

Produsen Mobil Harap Pajak Mobil Hybrid Bisa DiturunkanJakarta - Saat ini keberadaan mobil hybrid dan ramah lingkungan jumlahnya masih sedikit di Indonesia. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh pajak yang tinggi karena pemerintah menganggap mobil itu mengusung sumber tenaga yang berbeda.

General Manager Marketing Strategy PT Nissan Motor Indonesia (NMI), Budi Nur Mukmin mengatakan harusnya Indonesia bisa belajar dari negara tetangga yang bisa memberikan keringanan pajak pada mobil Hybrid dan ramah lingkungan.

"Kaau belajar dari negara lain, keringanan pajak mobil hybrid dan mobil ramah lingkungan itu luar biasa, karena mobil ini CBU dan CBU-nya tidak ada komponennya lokal kontennya kurang dari 40% jadi kena pajak lebi h tinggi," kata Budi, di Mall Taman Anggrek, Jakarta, kemarin.

Ia mencontohkan Thailand dan Malaysia yang memberikan keringanan pajak hingga 0 persen pada mobil hybrid dan ramah lingkungan.

"Misal di Thailand itu ketika hybrid pertama kali digulirkan mereka mendapat keringanan pajak sampai 0%, kemudian di Malaysia juga gitu sementara Indonesia pajaknya luar biasa tinggi," tutur Budi.

Ia melanjutkan di Thailand dan Malaysia harga mobil hybrid dan konvensional hanya berbeda 10 persen saja.

"Dan tambahan aja, kita ambil contoh benchmark ke Thailand, Thailand itu mobil Hybrid dibanding mobil dengan bensin harganya itu cuma beda 10% lebih mahal jadi misalnya mobil seharga Rp 300 juta yang bensin, hybrid Rp 330 juta, buat customer memang lebih mahal tapi kalau melihat jangka panjang pasti terbayar. Ini yang membuat pasar hybrid di Thailand dan Malaysia membesar," jelas Budi.
(rgr/ddn)

VW dan Tata Motors Dikabarkan Bakal Kerja Sama Bikin Mobil Kecil

VW dan Tata Motors Dikabarkan Bakal Kerja Sama Bikin Mobil KecilWolfsburg - Volkswagen (VW) dan produsen asal India, Tata Motors disebut-sebut sedang dalam tahap pembicaraan untuk menjalin kerja sama. Kolaborasi keduanya dikabarkan bakal melahirkan mobil kecil.

Seperti dilansir Rushlane dari majalah Jerman, Kamis (28/7/2016), VW berencana untuk meninjau kembali proyek mobil murah yang kemungkinan digarap bersama Tata Motors. Tawaran VW untuk mengembangkan merek mobil murah dengan China beberapa waktu lalu ditunda setelah adanya kasus dieselgate.

Jika pembicaraan dengan Tata berhasil, maka produsen asal India itu bisa mengembangkan mobil murah VW.

Tata Motors telah memiliki rekam jejak yang terbukti bisa menekan ongkos pengembangan kendaraan. Hatchback Tata Tiago yang baru diluncurkan menjadi bukti kemampuan Tata untuk menghadirkan mobil dengan harga terjangkau.

Kemungkinan, Tata Motors dipiih untuk mengatur biaya-biaya. Sementara VW akan menangani bidang teknik.


(rgr/ddn)

Sempat Diremehkan, Diandra Gautama Mampu Bertahan di Balapan

Sempat Diremehkan, Diandra Gautama Mampu Bertahan di BalapanJakarta - Berbeda dengan pebalap kebanyakan yang memulai balapannya dari tahap awal seperti balapan gokart, membuat Diandra Gautama sedikit minder menekuni dunia balap.

"Pertama kali itu awalnya hobi bantuin papa ngotak ngatik mobil terus tertarik mau belajar nyetir, dulu juga minder teman-teman yang lain mulainya dari kecil gokart jadi bertahap, aku mulai dari SMP kenal sirkuit dan sebagainya," ujar Diandra saat ditemui detikOto, di Jakarta, Rabu (27/7/2016).

Sejak saat itu dirinya masuk ke salah satu klub mobil dan pada klub tersebut membentuk tim balap dan pertama kalinya memulai balapan pertama kalinya pada tahun 2009 di Sirkuit Sentul.

Menjadi minoritas di antara pembalap pria juga membuatnya kurang percaya diri. Meski begitu Diandra mengaku ternyata para rivalnya mendukung sehingga menjadikan motivasi tersendiri untuk Diandra.

"Mungkin wanita kan minoritas jadi agak-agk minder dikit karena yang balapan cowo semua kita cewek sendiri tapi selama berjalannya waktu orang-orang pada support. Udah gitu juga jadi kebanggaan tersendiri bisa menang lawan laki-laku semua jadi lama-lama termotivasi sendiri mereka support banget nggak ada diskriminasi gender," lanjut Diandra.

Ia mengatakan belum menemukan kendala berarti karena setiap balapan dianggap Diandra merupakan kegiatan yang menyenangkan. Tapi ada juga yang menganggap remeh saat ia memenangkan balapan.

"Selama balap aku ngerasanya fun-fun aja kaya hobi juga jadi kompetisi tapi aku lebih enjoy aja nggak jadiin kaya rival-rivalan nggak sih. Pas menang pernah di-underestimate sama lawan yang laki-laki yang kaya nggak terima kekalahan tapi di next series ngebuktiin aku tetap bertahan ngebuktiin aku mampu," tutur Diandra.

Salain mobil Diandra juga hobi mengendarai Motor Trail. Namun sejak kejadian kecelakaan tahun lalu yang membuat tangan kirinya patah, membuat sang ibunda melarangnya untuk membawa motor.

"Bisa (bawa motor) tapi kan kaya setahun lalu main motor cross itu jatuh, tangan kiri parah jadi nggak boleh main lagi, kalau motor iseng-iseng aja sebelumnya nggak bawa motor," tutup Diandra

Dengan semua bekalnya itu, Diandra digaet Nissan sebagai Brand Ambassador dan mentor untuk para pebalap Nissan GT Academy 2016 yang lolos ke tahap selanjutnya.

Diandra, yang sudah beberapa kali mencoba pod Nissan GT Academy 2016 juga memberikan tips bagi para peserta yang ingin menorehkan rekor tercepat. Menjadi yang tercepat dalam Nissan GT Academy 2016 membutuhkan latihan secara terus- menerus agar para peserta dapat mengenal tikungan dan bentuk sirkuit. Dengan mengambil lintasan yang tepat saat bermanuver di tingkungan, maka peserta dapat memaksimalkan waktu lebih cepat, kata Diandra.


(ddn/ddn)

Piaggio Sambut Semester II dengan Optimis

Piaggio Sambut Semester II dengan OptimisJakarta - PT Piaggio Indonesia (PID) optimis menyambut penjualan di semester kedua. Di semester pertama, terjadi penjualan stagnan di industri otomotif.

"Kita tahu di Indonesia saat ini masih belum kondusif. Dari industri roda empat juga kan stagnan. AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) bahkan katakan minus growth. Tapi kami masih optimis," ujar Sales and Network Development Director PT Piaggio Indonesia Igor Panjaitan.

Dengan produk baru, PID juga tambah yakin untuk menghadapi semester kedua. "Ditambah dengan adanya produk-produk baru kami masih merasa akan jadi positif lagi," ujar Igor.

PID yakin penjualan terus meningkat di semester kedua. Perusahaan ini menarg etkan penjualan motor tahun ini bakal bertumbuh.

"Dibanding tahun lalu kami masih targetkan akan grow," ujar Igor kepada wartawan di Jakarta.

Detailnya, Igor belum bisa memprediksi angka yang akan ditargetkan untuk semester kedua. Namun, pengembangan diler akan membantu peningkatan penjualan

"Secara persentase saya masih belum bisa menjawab peningkatan penjualannya. Yang jelas dengan pengembangan diler-diler akan membantu," ujar Igor.
(rgr/ddn)

Nissan: X-Trail Hybrid Bukan Untuk Tes Pasar

Nissan: X-Trail Hybrid Bukan Untuk Tes PasarJakarta - PT Nissan Motor Indonesia (NMI) telah mengeluarkan jenis mobil ramah lingkungan lewat X-Trail Hybrid. Meski begitu saat ini penjualan hybrid belum sebaik mobil konvensional.

NMI mengklaim kehadiran X-Trail Hybrid bukan untuk mengetes pasar, melainkan untuk mengenalkan ke pasar bahwa Nissan telah memiliki produk hybrid.

"Kita memasukkan hybrid di GIIAS tahun lalu sebenarnya bukan tes pasar, kita tujuannya ingin memberikan pengetahuan kepada customer sebenarnya kita juga punya produk hybrid," ujar General Manager Marketing Strategy PT NMI, Budi Nur Mukmin

Selain itu NMI juga menyiapkan diri bila sewaktu-waktu pemerintah mengeluarkan kebijakan akan mobil Hybrid.

"Kita juga ingin mempersiapkan diri kalau pemerintah nantinya mengeluarkan kebijakan kepada hybrid. Saya sih percaya pemerintah suatu saat akan memberikan kebijakan yang lebih positif ke mobil ramah lingkungan, karena kalau nggak pasti ketinggalan lah," tutur Budi.
(rgr/ddn)

Indonesia Harus Miliki Standar Emisi Euro6, Agar Bisa Ekspor Kendaraan

Indonesia Harus Miliki Standar Emisi Euro6, Agar Bisa Ekspor KendaraanJakarta - Selain menjaga agar Indonesia bebas dari emisi gas buang, ada alasan penting lainnya mengapa Indonesia harus memiliki standar bahan bakar Euro6.

"Ada momentum bagus untuk bisa memiliki bahan bakar yang lebih baik. Kalau tidak salah bulan lalu Presiden kan sudah mengingatkan Menteri Lingkungan Hidup untuk bisa mempercepat penerapan Euro4, ini menjadi momentum bagus untuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan mengoordinasikan menteri terkait," kata Direktur Eksekutif Komite Penghapus Bensin Bertimbal, Ahmad Safrudin, pada ajang 'Diskusi Forwot Tantangan Menuju Euro6', di Jakarta (27/6/2016).

"Karena untuk jangka pendek okelah Euro4, un tuk melindungi warga negara dari pencemaran udara. Namun jangka panjangnya diharapkan untuk memiliki standar Euro6, agar bisa bersaing memproduksi kendaraan yang bisa diekspor ke luar negeri," katanya.

Untuk itu, dirinya menambahkan langkah konkret perlu dilakukan pemerintah Indonesia. "Harus ada pertemuan kementerian lingkungan hidup dengan kementerian lainnya yang terkait. Karena bicara soal lingkungan, tidak semata-mata untuk menjaga lingkungan, tapi juga bisa menjadi perdagangan (dunia)," ujarnya.

"Karena kendaraan dengan emisi yang tinggi, tidak akan laku dimana-mana (di negara lainnya-Red) dan karena setiap negara akan menekan emisi gas buang. Jadi dibalik memiliki atau memproduksi dengan emisi rendah. Ini sudah menjadi strategi persaingan bisnis atau pasar. Karena kalau zaman dulu itu ada kuota dan tarif saat melakukan ekspor, semuanya dibatasi. Sekarang WTO sudah melarang hal itu, dan negara maju menggunakan isu lingkungan untuk bisa memenangkan per saingan. Artinya produk emisi rendah yang akan diterima konsumen, hal ini didukung konvensi global iklim dan menjadi pemikaran baru dunia," tambahnya.


(lth/ddn)

Nissan: Penjualan Mobil di Semester 1 Masih Stagnan

Nissan: Penjualan Mobil di Semester 1 Masih StagnanJakarta - Penjualan mobil di semester pertama tahun 2016 masih stagnan. Hal yang sama dialami juga oleh produk-produk PT Nissan Motor Indonesia (NMI).

General Manager Marketing Strategy PT NMI, Budi Nur Mukmin mengatakan penjualan Nissan jika dibandingkan tahun lalu masih belum ada peningkatan.

"Masih stabil kalau dibanding tahun lalu jadi year to date ya belum ada peningkatan, angkanya saya lagi nggak pegang data," ujar Budi di Old Town Coffee, Mall Taman Anggrek, Jakarta, Rabu (27/7/2016).

Namun mengutip data Gaikindo hingga Juni lalu, Nissan menjual 8.148 unit dengan penjualan tertinggi ada di bulan Maret yang mencapai 2.314 unit. Menurut Budi, mobil ke luarga Grand Livina masih menjadi penyumbang terbesar pasar penjualan Nissan keseluruhan dengan menyumbang sekitar 40 persen. "Selama semester I, Grand Livina masih menjadi penyumbang terbesar 40 persenan lah ya dari total penjualan Nissan," lanjut Budi.

Kemudian posisi kedua diisi oleh X-Trail sekitar 30 persen, X-Trail Hybrid juga belum berkontribusi banyak, yang terakhir diikuti March 25 persen.
Budi berharap pada semester kedua NMI bisa meningkatkan penjualan namun enggan menyebutkan persentase kenaikannya. Hal ini kata Budi karena semakin kondusifnya perekonomian di Indonesia.



(ddn/ddn)

'Mobil Listrik Sengaja Dibunuh'

Jakarta - Perkembangan mobil listrik di dunia masih belum menggembirakan. Hal ini terjadi karena, pabrikan belum 'rela' dengan mobil listrik.

"Mobil listrik ini memang sengaja dibunuh, karena perperangan mobil listrik dan motor bahan bakar konvensional sudah terjadi 100 tahun. Pertanyaannya, apakah rela pabrikan saat ini masuk ke mobil listrik?" kata Direktur Eksekutif Komite Penghapus Bensin Bertimbal, Ahmad Safrudin, pada ajang 'Diskusi Forwot Tantangan Menuju Euro6', di Jakarta (27/6/2016).

Agar mobil listrik berkembang dengan bagus di Indonesia, pemerintah harus membuat semacam road map. "Untuk itu, setidaknya pemerintah harus membuat roadmap, kapan kita mau masuk ke mobil listrik," tambah nya.

Meski demikian, Ahmad memprediksi para pabrikan sudah merencanakan untuk bisa memiliki mobil listrik pada masa mendatang.

"Saat ini produksi mereka sudah punya roadmap, kira-kira tahun 2025 mereka akan memproduksi mobil listrik, sebelum itu mereka akan mengutamakan motor berbahan bakar (mesin konvensional-Red). Tapi mungkinkah Indonesia memiliki mobil listrik? Problemnya ada di pemerintah, semuanya tergantung pemerintah," katanya.


(lth/ddn)