Friday, September 2, 2016

Lebih Ramah Lingkungan, Sienta Hybrid Digemari di Jepang

Lebih Ramah Lingkungan, Sienta Hybrid Digemari di JepangSendai - Rupanya tidak hanya All New Sienta bermesin bensin yang menjadi incaran pecinta Toyota. All New Sienta Hybrid kini ikut jadi incaran pecinta mobil di Jepang.

Seperti yang disampaikan President Netz Toyota Sendai Co., LTD, Kazuo Nogaya, di Sendai Jepang.

"Meski memiliki banderol lebih mahal sekitar 300.000 yen, setelah mendapat subsidi dari pemerintah, All New Sienta hybrid sangat digemari di Jepang," kata Kazuo.

Dirinya menjelaskan banyaknya konsumen yang memilih All New Sienta hybrid bukan tanpa alasan.

"Di Jepang, pertama orang itu mencari mobil yang efisien dan ramah lingkungan. Kedua mobil yang tidak berisik, ketiga memiliki tax benefit ( pajak) yang menguntungkan. Pajak All New Sienta hybrid dan bensin di Jepang itu sama yaitu 8 persen, tapi karena ada subsidi dan meski lebih mahal banyak konsumen yang menginginkannya," ujar Kazuo.

All New Sienta di Jepang memiliki 3 pilihan, yakni All New Sienta 1.5 L bensin SCVTi yang dibanderol mulai 1.689.709 yen hingga 2.280.000 yen, 1.5 L bensin SCVTi 4WD yang dibanderol 1.831.091 yen sampai 2.121.709 yen, dan pilihan 1.5 L Hybrid FF E-CVT dengan harga 2.226.763 yen hingga 2.329.855 yen.
(lth/rgr)

Ini Masalah Indonesia dalam Kembangkan Kendaraan Listrik

Ini Masalah Indonesia dalam Kembangkan Kendaraan ListrikJakarta - Saat ini Indonesia salah satu negara yang sedang dalam proses pengembangan teknologi kendaraan dengan tenaga listrik. Namun saat ini Indonesia mempunyai permasalahan dalam hal tersebut.

Hal itu diakui oleh Direktur Sarana Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Carlo Manik. "Memang kita masih ada permasalahan bila mau mengembangkan semua ini," ungkapnya kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (2/9/2016).

Permasalahan tersebut diantaranya terkait infrastruktur. Infrastruktur sangat diperlukan untuk kendaraan listrik.

"Infrastuktur berupa charging unit yang dibutuhkan, terutama di tempat-tempat umum, perkantoran dan kawasan pemukiman, belum tersedia." uc ap Carlo.

Lalu harga juga masih menjadi masalah. Carlo mengatakan bahwa harga untuk kendaraan listrik memang relatif lebih mahal.

"Kalau mungkin lebih murah, ya mungkin siapa yang tidak mau nantinya. Kami tahu kendaraan listrik masih mahal dibanding dengan kendaran konvensional," ungkap Carlo.

Dari segi umur pemakaian baterai, juga dikatakan Carlo masih dipermasalahkan. "Umur pemakain baterai yang masih relatif pendek. Jadi kita charging itu antara 1.000 sampai 2.000 kali charging, sama dengan 3 tahun," ungkap Carlo.
(rgr/ddn)

Ini Mobil Otonom yang Bisa Bantu Peneliti Jelajahi Mars

Ini Mobil Otonom yang Bisa Bantu Peneliti Jelajahi MarsJakarta - Tampaknya kita semakin dekat dengan era robotik. Oxbotica sebuah perusaaah mobil robot asal Inggris membuat sistem yang dinamakan Selenium.

Selenium berfungsi sebagai otak dari semua kendaraan yang menginstalnya. Mobil robot ini tidak bergantung pada GPS sehingga bisa digunakan di mana saja mulai dari dalam ruangan, luar ruangan bahkan di bawah tanah.

Ini merupakan terobosan baru. Segala sesuatu mulai dari airport hingga gudang nantinya bisa dikontrol dari sistem otonom ini.

Bahkan software yang diciptakan Oxbotica bisa digunakan di peneliti Mars untuk membantu mereka menjelajah Mars. Bagaimanapun cuacanya, jarak pandang yang buruk, medan yang berba haya, Selenium tidak akan terkena pengaruh seperti halnya manusia.

Teknologi kontrol setir mobil ini tampaknya cukup menarik digunakan.