Saturday, December 5, 2015

Emisi Kijang Innova Terbaru Masih Berstandar Euro 2, Ini Alasannya

Emisi Kijang Innova Terbaru Masih Berstandar Euro 2, Ini AlasannyaDenpasar - Meski telah memasuki generasi keenam dan varian dieselnya telah menggunakan mesin baru yakni GD 2.4L berteknologi Variable Nozzle Turbo, namun emisi gas buang Kijang Innova terbaru masih berstandar Euro2. Masih belum meratanya ketersediaan bahan bakar yang cocok untuk standar lebih tinggi dan aturan pemerintah menjadi alasannya.

“Ya, tentunya kami mempertimbangkan aspek kebutuhan dan kemudahan konsumen berdasar realitsa yang ada. Kalau kemudian mereka mendapatkan model dengan standar emisi yang tinggi, namun ternyata sulit mendapatkan bahan bakar yang sesuai kan jadi susah,” papar Direktur Pemasaran PT Toyata Astra Motor, Rahmat Samulo, saat ditemui di Denpasar, Bali, kemarin.

Menurutnya, penjualan Kijang Innova paling gres itu juga tak terbatas hanya di Jakarta dan sekitarnya atau kota-kota besar yang stasiun pengisian bahan bakarnya menyediakan solar untuk mobil berstandar euro lebih tinggi. “Dan kita tidak bisa memungkiri, di sejumlah daerah bahan bakar yang sesuai standar itu juga masih belum tersedia,” kata Samulo.

Sementara, dari sisi aturan legal formal, penggunaan mobil dengan standar emisi Euro2 tersebut masih diperoblehkan di Indonesia. Sebab, hingga kini, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 141/2003 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru sejak 2007 masih berlaku dan belum direvisi, atau bahkan dicabut.

Sementara itu, General Repair Service Manager Workshop Department Technical Service Division, Iwan Abdurahman, mengatakan, untuk mengubah tingkat emisi gas buang berstandar Euro lebih rendah â€Â" misalnya dari Euro 2 menjadi Euro 3 â€Â" di Kijang Innova teranyar cukup mudah. Caranya dengan menambahkan catalityc converter dan sensor pada muffler kendaraan tersebut.

“Memang, ada biaya yang cukup siginfikan. Tetapi dari sisi teknis, ubahan tersebut sangat mudah, Dan tanpa mengutak-atik bagian mesin sedikit pun. Artinya, persoalan meningkatkan kesesuaian dengan standar Euro yang lebih tinggi, itu cukup mudah,” kata dia.

Hanya, kata Iwan, hal itu sangat tergantung kepada pemilik mobil. Soalnya, peningkatan standar emisi gas buang di mobil tersebut, kerap ditafsirkan oleh pemilik mobil sebagai hal yang tidak medesak. Maklum, dengan standar emisi yang naik, mereka merasa tidak mendapatkan apa-apa.

Sanksi pun tidak akan diterapkan bagi mereka yang kendaraannya berstandar Euro rendah. Soalnya peraturan pemerintah juga masih mengizinkannya.




(arf/arf)

0 comments:

Post a Comment