Saturday, May 14, 2016

Ini Cara 'Menggoda' Pelaku Industri Komponen untuk Investasi di Indonesia

Ini Cara Jakarta - Industri komponen merupakan salah satu penyokong untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi otomotif. Namun, jumlah pelaku industri komponen di Indonesia masih kalah jauh dengan Thailand.

Keberadaan pelaku industri komponen baik di tier 1, tier 2, maupun tier 3 erat hubungannya dengan rantai pasok di industri otomotif. Saat ini di Indonesia, jumlah industri di tier 1 tercatat 550 perusahaan serta tier 2 dan tier 3 terdapat 1.000 perusahaan.

Untuk meningkatkan jumlah dari industri komponen, dijelaskan Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono menjelaskan butuh upaya menarik para pelaku industri untuk berinvestasi di Indonesia.

"Supply chain kita selalu bicara soal quantity, misalnya tier 3 kurang dari Thailand. Supply chain sebenarnya tier 1, 2, dan 3 itu kita punya target kepada mereka untuk meningkatkan local content. Hanya isunya, bagaimana meng-attract dia? Bagaimana agar senang datang ke sini," kata Warih dalam wawancara khusus kepada detikOto, Kamis (12/5/2016).

Selain kemudahan berinvestasi, Warih menjelaskan lebih lanjut untuk 'menggoda' pelaku industri komponen berinvestasi di Indonesia melalui mitra kerja dengan perusahaan lokal di Indonesia. Hal itu perlu dilakukan untuk memudahkan proses bisnis mereka.

"Satu hal yang menurut saya diberatkan yaitu how to create partnership. Jadi banyak ada beberapa yang kita kunjungi tier 2 dan tier 3 itu, mereka datang kesini tentu saja dengan fasilitas dari BKPM. Tapi ada struggling point diantara yang lainnya yang serin g dibicarakan yaitu kredit perbankan bunga rendah serta kemudahan mencari local partner. Di negara-negara manapun yang sudah tinggi investment-nya, satu hal yang perlu mereka lakukan adalah partnering. Dia memfasilitasi investor agar mereka mudah melakukan bisnisnya di negara tersebut," jelasnya.

Untuk memudahkan bagi investor dalam mencari partner lokal di Indonesia, Warih mengatakan butuh sistem database yang dapat menyediakan data bagi mereka.

"Ini yang jadi suatu home work bagi kita agar bisa punya database yang bisa dipakai oleh small medium enterprise dari luar, agar mereka dapat dengan mudah mencari partner, local partner," tutupnya.




(nkn/ddn)

0 comments:

Post a Comment