Monday, August 29, 2016

Toyota Indonesia Mau Lahirkan Mobil 'Hijau', tapi Fasilitasnya Belum Memadai

Toyota Indonesia Mau Lahirkan Mobil Oyama - Toyota Indonesia benar-benar sangat tertarik untuk melahirkan mobil ramah lingkungan. Namun masih ada satu kendala, yang membuat Toyota masih mengurungkan niatnya tersebut.

"Kalau bicara soal teknologi, kita sudah siap semuanya. Mau BBG (bahan bakar gas), hybrid, listrik, semuanya kita sudah siap. Tapi bagaimana mau melahirkan (mobil efisien-Red), kalau fasilitasnya tidak memadai," ujar Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor, Anton Jimmi, di Jepang.

Hal senada juga disampaikan Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono. Dirinya mengatakan, mau tidak mau semua harus menggunakan kend araan 'hijau' atau ramah lingkungan.

"Sebenarnya saat ini pemerintah itu sudah menggalangkan (mengkhawatirkan-Red) oil akan habis. Kalau sudah seperti itu, ya kita harus mengarah ke sana atau melahirkan mobil efisien," ujar Warih.

Namun, lanjut Warih, hal ini membutuhkan campur tangan pemerintah agar perkembangan mobil ramah lingkungan bisa benar-benar terwujud.

"Ini harus ada campur tangan pemerintah, karena memang mahal (baik fasilitasnya atau harga jual yang ditawarkan ke masyarakat. Karena mobil ini juga akan bermanfaat buat negara, kita bisa lebih banyak mengeskpor kendaraan," ucap Warih.

Toyota Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung kebijakan Pemerintah Indonesia, dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil sebagai sumber energi dan untuk mempromosikan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan.

Karenanya, Toyota Indonesia bekerja sama dengan sektor akademisi dan pemerintah untuk melakukan be rbagai macam studi untuk kendaraan berbahan-bakar baru dan terbarukan, yang sesuai dengan kondisi dan potensi Indonesia serta selaras dengan kebijakan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan Rencana Umum Energi Daerah (RUED).

Saat ini, Toyota Indonesia terlibat aktif dalam studi untuk kendaraan berbahan-bakar CNG (compressed natural gas), bio-diesel, serta bio-fuel. Studi-studi ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen atas mobil berbahan-bakar energi baru dan terbarukan yang nyaman dan tetap memberikan kemudahan setara dengan mobil berbahan-bakar konvensional.

Sehingga, tidak hanya mengenai teknologi di mobil itu sendiri seperti durabilitas, namun juga mengenai kualitas bahan bakar baru dan terbarukan, jarak tempuh, hingga ketersediaan infrastruktur pengisian bahan bakar baru dan terbarukan.
(lth/rgr)

0 comments:

Post a Comment