Saturday, January 30, 2016

Leena Gade, Sosok Langka di 'Dunia' Para Pria

Leena Gade, Sosok Langka di Jakarta - Nama Lena Gade bagi pelaku dan penggemar balap mobil selama 24 jam non stop (WEC), tidaklah asing. Dia menjadi sosok langka, sebab mekanik wanita di perlombaan yang disebut sebagai 'dunianya' para pria itu bisa dihitung dengan jari.

Bahkan, perempuan yang bergabung dengan tim Audi Sport pada 2003 itu, sejak 2011 lalu telah bertengger di puncak daftar engineer kejuaraan WEC.

Dalam sebuah wawancara dengan laman Motor Sport, beberapa waktu lalu, wanita berdarah India kelahiran London, 1976, lalu itu menyebut, salah satu cita-citanya adalah mendorong anak-anak untuk belajar dan menyukai dunia rekayasa engineering.

Dia juga meminta rekan-rekan seprofesinya untuk melihat bida ng rekayasa dari berbagai sisi karena bidang ini memiliki potensi yang sangat besar.

“Balap mobil dipandang sebagai bagian dari rekayasa engineering yang keren, meski itu bukan satu-satunya bidang teknik yang ada . Jika peraturan di motorsport kadang-kadang dapat mengurangi kreativitas. Masyarakat perlu ilmuwan dan insinyur untuk membantu memperbaiki masalah kita, untuk generasi mendatang,” paparnya.

Insinyur tim balap perempuan pertama yang memenangi lomba ketahanan Lemans 24 Jamsebanyak tiga kali itu mengaku tertarik dengan dunia balap mobil sejak usia anak-anak. Pada saat itu, bersama adik perempuannya Leena kerap harus memperbaiki mainan mereka saat rusak.

“Dari usia muda bersama dengan saudara perempuan saya, saya didorong untuk menganalisa bagaimana sesuatu (barang-barang) bekerja. Kami sering memperbaiki mainan kami setiap kali pecah, dan kami juga tertarik dengan barang-barang elektronik di rumah untuk melihat bagaimana merek a bekerja, bermain dengan kit kimia dan umumnya hanya menaruh minat pada bagaimana hal-hal itu berfungsi,” tuturnya.

Lantaran terbiasa melakukan pekerjaan apapun secara mandiri itu, hasilnya manis baginya. Sepanjang menjalani tugas, sedikitnya tiga kali kemenangan dia torehkan yakni Lemans 24 Jam pada 2011, 2012, dan 2014. Bahkan WEC dia menangi pada 2012 dan 2013.

Leena juga menepis anggapan orang selama ini bahwa dunia balap dan rekayasa teknik untuk lomba ketahanan mobil adalah dunia laki-laki. Menurutnya, kaum Hawa pun juga tak kalah cekatan dan mumpuni dibanding para lelaki, dan itu telah dia buktikan.

Namun, Leena mengaku belum tahu apakah karirnya akan berujung di dunia engineer balapan Formula Satu (F1). Baginya, dunia balap F1 berbeda dengan lomba ketahanan, meski ajang lomba itu tak sesemarak dunia balap F1 yang selalu diliput televisi.

Kendati begitu, perempuan berparas manis ini mengakui bahwa semua itu tergantung selera d an minat masing-masing orang.

“Balapan atau lomba ketahanan 24 jam tidaklah mudah dari segi fisik dan mental bagi orang-orang yang terlibat. Itu berarti sebagian orang tidak menyukainya, dan mungkin akan lebih bahagia pada, misalnya, balapan mobil F1 atau turing,” ucapnya memberi alasan.






(arf/arf)

0 comments:

Post a Comment