Saturday, January 12, 2013

Komunitas Honda Supra dan RSA Bicara Safety Riding

Komunitas Honda Supra dan RSA Bicara Safety Riding Jakarta - Meski berstatus sebagai 'anak motor', para pemotor yang tergabung dalam komunitas Honda Supra X ternyata peduli dengan keselamatan di jalan. Komunitas ini pun mengajak Road Safety Association (RSA) untuk mempelajari lebih jauh terkait berbagai unsur safety riding.

Peran publik untuk menekan fatalitas kecelakaan lalu lintas jalan memang tidak kecil. Sebab, mustahil target negara menurunkan hingga 50% dalam rentang 2011-2020 bisa tercapai tanpa kehadiran andil publik.

Komunitas pesepeda motor menjadi salah satu unsur penting menularkan kesadaran berkendara yang aman dan selamat. Lewat perilaku berkendara seperti itu, semoga bisa mematahkan fatalitas kecelakaan yang merenggut 80-an jiwa per hari.

"Kami Road Safety Association (RSA) mencoba sebisa mungkin menyebarluaskan road safety ke kalangan akar rumput," jelas Edo Rusyanto, ketua umum RSA, saat hadir sebagai pembicara di ajang 'Solidarity, Safety, and Save The Earth' HSX 125 C, di Buperta Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu (12/1/2013) siang.

HSX 125 C kependekan dari Honda Supra X 125 Community yang hingga kini telah memiliki 320 anggota. Ada sembilan chapter yang tersebar di Jakarta (mother chapter) dan chapter-chapter di Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang-Banten, Pringsewu-Lampung, Bandar Lampung, dan Sidoarjo-Jawa Timur.

Selain itu, ada embrio chapter seperti Medan, Perawang-Riau, Padang, Muara Bungo-Jambi, Jambi, Tulang Bawang-Lampung, Bengkulu, Tegal, Mojokerto, Denpasar, dan Lombok.

"Hari ini, sebagian peserta sharing road safety, yakni 30-an bikers calon anggota yang akan dilantik," kata Amin Budi, ketua umum HSX 125 C, Sabtu.

Dari Helm Hingga Kebiasaan

Beragam materi keselamatan jalan (road safety) disuguhkan RSA kepada warga HSX 125 C. Mulai dari soal helm hingga menciptakan habit atau kebiasaan berkendara yang aman dan selamat.

"Membiasakan diri memeriksa motor sebelum berkendara merupakan langkah penting untuk keselamatan kita," ujar Nursal Ramadhan, kepala divisi Humas RSA, dalam paparannya.

Kita tahu, faktor kendaraan berkontribusi sekitar 14%, atau ketiga terbesar setah faktor manusia dan jalan. Memeriksa fungsi-fungsi kendaraan adalah langkah awal.

Saat berkendara, lanjut Nursal, penting untuk terlihat dan melihat. Setiap pemotor harus mudah dilihat dan melihat situasi jalan dengan cermat. "Karena itu, hindari berada di area blind spot yang tak terlihat pengendara mobil," ujarnya.

Alur perbincangan dua arah. Dialog pun bergulir. Ada pertanyaan seputar kualitas helm hingga soal perilaku berkendara. "Helm ada kadaluarsanya, yakni tiga tahun," jelas Yudhi, bendahara RSA yang ikut berbagi soal pentingnya helm mengurangi fatalitas kecelakaan.

Luka di kepala kerap ditemui pada pemotor yang terlibat kecelakaan lalu lintas jalan. Fatalitas pada bagian kepala bisa dikurangi dengan memakai hhelm yang benar dan kualitasnya mumpuni.

Selain materi paparan dan interaksi, RSA juga menyebarkan materi pre dan post test. Selain untuk menyegarkan ingatan peserta, juga sebagai indikator pemahaman soal road safety. Membandingkan antara sebelum dan sesudah paparan. "Hasilnya lumayan, pemahaman peserta naik 8%," kata Bayu Novralianto, litbang RSA.

Bayu mengajak agar tak semata memahami secara teoritis. Mempraktikan apa yang diketahui menjadi lebih penting.

Di luar masalah teknis, pada kesempatan sharing kali ini, RSA mengajak komunitas HSX 125 C untuk menciptakan habit atau kebiasaan berkendara selamat. Menyinkronkan antara keterampilan, perilaku, dan kepatuhan pada aturan yang ada.

Semua demi meminimalisasi risiko dan fatalitas kecelakaan di jalan. Kita semua tahu, kecelakaan berdampak banyak hal. "Saya harus mengganti uang waktu nabrak pejalan kaki," ujar Boy, salah seorang peserta dari HSX 125 C.

0 comments:

Post a Comment