Sunday, May 31, 2015

MotoGP Kembali ke Indonesia: Untuk Pebalap, Fans, Pabrikan dan Ekonomi

MotoGP Kembali ke Indonesia: Untuk Pebalap, Fans, Pabrikan dan EkonomiJakarta - Akan ada banyak keuntungan didapat Indonesia andai seri MotoGP benar jadi digelar di tanah air. Bukan cuma pabrikan otomotif yang senang, fans lokal juga bakal antusias, rider akan termotivasi dan sektor lain juga akan terdongkrak.

Rumor soal Indonesia akan menggelar lagi MotoGP muncul setelah CEO Dorna SL (penyelenggara MotoGP), Carmelo Ezpelata, datang langsung ke Indonesia dan melakukan pembicaraan dengan beberapa pihak. Kabarnya, kelas rajanya balapan motor itu akan hadir lagi di Indonesia.

Sejauh ini belum ada kabar pembicaraan lanjutan soal MotoGP Indonesia. Namun antusiasme besar datang dari berbagai pihak jika hal itu benar terjadi. Termasuk dari pabrikan Yamaha.

"Tentunya gembira sekali dengan itu (MotoGP Indonesia). Bukan hanya untuk pebalap, tapi juga untuk masyarakat Indonesia," sahut General Manager Aftersales Service & Motorsport Yamaha Indonesia, M Abidin.

"Masyarakat Indonesia itu banyak yang ke luar negeri cuma buat nonton balapan. Lebih dari 40% produski roda dua dunia disuplai pabrilkan besar di Indoensia, Yamaha, Honda. Dengan pengguna motor yang sangat banyak, fans MotoGP pastinya juga banyak," lanjut dia saat ditemui di acara Nobar motoGP Italia yang digelar bersama Yamaha dengan detikSport di Pisa Cafe, Minggu (31/5/2015) malam.

Menjadi tuan rumah MotoGP disebutnya bukan sekadar mendapat pemasukan dari tontonan adu kebut. Berbagai sektor yang terkait langsung ataupun tidak bisa ikut mendapat hal positif dari gelaran tersebut.

"Menggelar Motogp bukan sekadar menghidupkan balapannya saja. Kalau kita lihat balapan di banyak seri di berbagai negara, selalu ada pameran yang memeriahkan balapan itu. semua yang terkait dengan motor ada di pameran itu. Yang seperti ini kan bagus, jadi tidak semata ekonomi dari balapannya saja. Tapi banyak hal yang bisa memanfaatkan juga," lanjut dia.

Namun menggelar MotoGP juga bukan perkara mudah. Pekerjaan rumah pertama yang harus dituntaskan adalah soal sirkuit.

"Yang pasti klasifikasi sirkuit kita masih rendah. Itu dulu. Itu yang utama. Untuk negara seperti Indonesia, dengan banyak pebalap dipunya, minimal punya tiga sirkuit dengan karakter berbeda."


(din/ddn)

0 comments:

Post a Comment