Tuesday, February 2, 2016

China akan Berlakukan Sertifikasi Mobil Asing, Pabrikan Resah

China akan Berlakukan Sertifikasi Mobil Asing, Pabrikan ResahJakarta - Pemerintah China akan menerapkan sertifikasi dengan standar khusus di negeri itu bagi mobil buatan produsen asing. Kabar ini tak pelak membuat dag dig dug pabrikan asing.

Seperti dilaporkan Reuters, Rabu (3/2/2016), jika pabrikan asing was-was bisa dimaklumi. Soalnya, Negeri Tirai Bambu itu, saat ini menjadi pasar mobil terbesar di dunia, dan pasar terbersar bagi produk mereka.

Terlebih, selama ini pemerintah negera itu memperbolehkan merek asing untuk menjual produknya tanpa sertifikasi lokal. Mereka akan oke-oke saja sepanjang mobil itu telah disetujui di bawah standar internasional,

Kabarnya, aturan baru di China itu pada dasarnya menerapkan standar era dulu. Misalnya, untuk fitur kekuatan bumper, kinerja rem, ukuran dan posisi lampu, hingga spion.

Namun, bagi pabrikan asing, hal itu justru menjadi persoalan tersendiri. Pasalnya, gaya desain dan fitur di mobil-mobil buatannya telah jauh lebih maju ketimbang aturan yang ada di China itu.

Seorang sumber di Asosiasi Produsen Otomotif Jepang (JAMA), mengatakan, dengan adanya aturan anyar itu maka ada kemungkinan mereka untuk mendesain ulang produknya atau menunda peluncuran dari produk baru yang tak sesuai standar baru di China itu satu sampai dua tahun. Akibatnya, ongkos yang harus dikeluarkan juga lebih mahal.

“Ini adalah sebuah ketidaknyamanan, dan tiba-tiba harus keluar dari status quo,” ujar seorang eksekutif pabrikan mobil asing terkemuka.

“Pada dasarnya kami diminta untuk kembali ke beberapa aspek standar usang untuk kendaraan baru. Ini mungkin sesuatu yang krtis baik dalam hal waktu maupun biaya,” ucapn ya.

Meski kepatuhan terhadap aturan baru itu tidak akan merusak reputasi, namun para produsen mengaku khawatir akan mengorbankan kemajuan teknis. Maklum standar lokal China dinilai mengalami jeda - dengan standar internasional â€Â" hingga satu dekade.

Namun, Yale Zhang, kepala konsultan berbasis di Shanghai Automotive Foresight. Punya pandangan lain. "Mereka bisa menegakkan standar apapun yang mereka inginkan Pertanyaannya adalah:. Adalah standar-standar yang cukup tinggi untuk melindungi konsumen," ujarnya.

"Orang-orang berpikir China tidak memiliki standar yang tepat dan itulah mengapa kualitas mobil di sini lebih rendah,” imbuh Zhang.

Berbeda dengan standar di China, standar sertifikasi di tingkat global, terutama Eropa telah berevolusi seiring dengan kemajuan teknologi. Sementara, standar di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu dinilai tertinggal.

Produsen mobil asing menengarai kebijakan itu merupakan bagian dari cara pemerintah China untuk melindungi pabrikan mobil lokal dari persaingan yang semakin ketat. Hanya, itu dibantah oleh Feng Yi, Direktur China Automotive Technology and Research Center (CATARC).
Yi yang juga bertugas sebagai pengawas Komite Nasional Standarisasi Teknis Otomotif China, itu menegaskan tidak ada tujuan untuk melindungi produsen lokal dengan standar anyar itu.

Dalam surat elektroniknya, Yi mengakui standar lokal negaranya memang tertinggal dibanding Eropa. Tapi, lanjutnya, China terus bergegas memacu diri mengejar ketertinggalan itu dengan menerapkan standar sendiri, yang mungkin juga mengacu kepada standar Eropa.

"Namun, karena dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat atau memperbarui standar serta mempersiapkan produk baru otomotif, standar baru masih akan tertinggal satu langkah di belakang dibandingkan dengan (Eropa)," kata dia.

Sementara, dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan pasar otomotif China menyusut. Setelah satu dekade tumbuh dua digit, tahun lalu penjualan kendaraan ringan hanya tumbuh satu digit.

Lembaga riset JD Power memperkirakan, kondisi ini akan kembali normal dalam beberapa tahun mendatang , setelah mengalami guncangan akibat kebijakan tersebut. "Kami melihat kondisi alan lebih baik dari yang ada saat ini, karena (saat ini) pasar (memang) melambat," kata John Humphrey, konsultan JD Power.

Juru bicara Cina Zhejiang Geely mengatakan pemberlakuan kebijakan itu belum tentu menguntungkan produsen mobil lokal. "Desain Geely Auto, R & D dan fasilitas produksi telah sepenuhnya sesuai dengan standar dan sertifikasi di China maupun di pasar luar negeri di mana kendaraan kami dijual," katanya.

November tahun lalu JAMA mengirimkan delegasi ke China untuk menyatakan keberatan atas rencana penerapan standar lokal bagi mobil asing tersebut.
Jurubicara Nissan dan Honda menolak berkomentar langsung, tapi mereka mengaku mendukung JAMA dalam masalah ini.

Jurubicara Toyota setali tiga uang. Sedangkan Asosiasi Pabrikan Mobil Eropa (ACEA) - yang mewakili VW, Daimler, BMW - bersama pabrikan-pabrikan Amerika Serikat mengatakan lebih suka menyelesaikan masalah itu kasus per kasus.

"Tidak sulit untuk melihat bagaimana ini akan berbahaya bagi pengenalan produk inovatif baru bagi pasar China," kata perwakilan ACEA di China, Dominik Declercq.

 "Kamimerasakan (mobil global) secara kolektif mungkin menghadapi rintangan baru (di China),” terangnya.



(arf/arf)

0 comments:

Post a Comment