Saturday, June 14, 2014

Lakalantas di Indonesia Tertinggi Kelima di ASEAN

Lakalantas di Indonesia Tertinggi Kelima di ASEANCibubur - Korps Lalu Lintas (Korlantas) Kepolisian Negara Republik Indonesia mengklaim kecelakaan lalu lintas mengalami penurunan sebesar 13 persen pada 2012 sampai dengan 2013. Tiap hari terjadi kecelakaan lalulintas dengan korban luka berat dan luka ringan di Indonesia.

Kakorlantas Polri Pudji Hartanto menjelaskan lakalantas di Indonesia menduduki posisi kelima di ASEAN.

"Di ASEAN, Indonesia kurang lebih kelima di ASEAN dari sisi lakalantas," beber Pudji saat ditemui detikOto di Taman Lalu Lintas Saka Bhayangkara Cibubur, Sabtu (14/62014).

Dia menjelaskan lakalantas tahun 2012 mencapai angka 1 bulan itu ada 117-an kecelakan lalu lintas. Dan dalam hitungan 1 jam itu 3 orang meninggal dunia. Menurutnya polisi terus berupaya menurunkan lakalantas di Indonesia dengan berbagai cara, termasuk memperketat pembuatan SIM.

Ketika disinggung mudahnya pembuatan SIM di Indonesia, Pudji mencoba menyanggahnya. Dia menyebutkan jika polisi sudah sejak 2010 mempersulit pembuatan SIM.

"Kalau masalah kualitas SIM sudah mulai dari 2010 kita sudah lihat bagaimana mekanisme memperbaikai itu. Kita sudah menggunakan sistem online, sistem menggunakan IT, jadi tidak lagi secara manual. Artinya mekanisme sudah kita perbaiki ya. Kemudian transparansi, akuntabilitas sudah kita laksanakan. Tinggal kembali kepad masyarakatnya. Apabila dia sudah lulus menerima SIM sesuai tangung jawabnya itu yang harus dilakukan," ucapnya.

Di Indonesia, Pudji menambahkan, tipikal masyarakat Indonesia sangat unik. Seseorang yang memiliki SIM merasa bebas di jalanan. Namun sebaliknya ketika seseorang tidak memiliki atau membawa SIM, maka pengendara tersebut bakal berhati-hati.

"Kadang di Indonesia enggak, dia sudah punya SIM, mentang-mentang punya SIM dia bebas. Tapi sebaliknya dia tidak punya SIM atau lupa bawa SIM dia hati-hati. Maka dari itu orang yang memiliki SIM harus tanggung jawab," imbuhnya.

Pudji juga menjelaskan jika pembuatan SIM kini lebih berat dari zaman dulu. Banyak masyarakat yang mengeluhkan sulit mendapat SIM, dan itu risiko yang harus diterima.

"Kalau dia suda ikut tes SIM dan tidak lulus, ada waktunya kita bisa ulang. Jangan sampai seperti zaman dulu, gampang cari SIM, SIM bisa dibeli dengan mudah. Sekarang tidak. Sekarang keluhannya kok susah amat sih dapat SIM. Kok harus mengulang. Itu risisko karena kita meningkatkan kualitas," tutupnya.

0 comments:

Post a Comment