Monday, February 15, 2016

Penjualan Motor Sport Diyakini Capai 13 Persen, Ini Alasannya

Penjualan Motor Sport Diyakini Capai 13 Persen, Ini AlasannyaBogor - Penjualan sepeda motor varian sport di Indonesia terus bertumbuh seiring dengan perubahan gaya hidup dan kemampuan daya beli masyarakat.

Jika sepanjang tahun lalu penjualan motor jenis ini mencapai 744.190 unit atau 11,48 persen dari total penjualan, tahun ini diperkirakan mencapai 13 persen dan tahun berikutnya 16 persen.

"Segmen pasar motor sport terus tumbuh. Selain karena faktor selera gaya hidup juga ditunjang kemampuan daya beli. Potensinya cukup besar, bahkan tahun depan diperkirakan (pangsa pasarnya) mencapai 16 persen," papar Wakil Presiden PT Astra Honda Motor, Johanes Loman.

Pernyataan senada diungkapkan Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala. Menurutnya, peminat motor sport umumnya konsumen berusia muda atau mereka yang berjiwa muda.

Selain itu, sebagian besar pembeli varian ini adalah mereka yang telah memiliki motor lain, selain motor sport. Keberadaan motor sport bagi mereka merupakan sarana penyaluran hobi atau kesenangan.

"Artinya, selain faktor gaya hidup juga faktor kemampuan atau daya beli. Segmen pasar motor sport itu lebih alamiah, yakni bukan semata-semata switching dari motor bebek ke motor tersebut. Karena sebagian besar pembeli motor itu di rumahnya sudah mempunyai motor lain skutik atau bebek," kata Sigit.

Soalnya, harga motor bebek juga relatif lebih mahal ketimbang motor skutik atau bebek. Artinya, orang memilih motor sport seperti 'naik kelas'. Ini berbeda dengan segmen skutik yang bersifat menggerus segmen motor bebek.

Alasan lain orang memilih motor sport adalah, lanjut Sigit, tak sedikit orang yang mengg unakan motor sport sebagai sarana transportasi saat menuju tempat kerja atau melakukan bisnis. Alasannya, selain memiliki tenaga yang oke, motor sport juga cocok untuk perjalanan jarak jauh.

Pertumbuhan pangsa motor sport terus mengejar pangsa pasar motor bebek. Sepanjang 2015 lalu, pangsa motor itu mencapai 11,48 persen atau sebanyak 744.190 unit. Sedangkan motor bebek 13,24 persen atau 858.240 unit.

Bahkan, di awal tahun ini, atau di bulan Januari lalu, selisih penjualan motor sport dengan bebek terbilang tipis. Data AISI menunjukkan, penjualan motor bebek di bulan itu sebanyak 44.885 unit atau 10,78 persen.

Sedangkan jenis sport sebanyak 44.462 unit. Selisih penjualan keduanya hanya 423 unit.  "Pasar (motor) secara umum  kami perkirakan akan tumbuh. Sebab, kami optimistis ekonomi juga akan tumbuh," kata Loman.

Pernyataan tersebut diamini Sigit Kumala. Dia menyebut, tanda-tanda geliat pertumbuhan ekonomi tahun ini juga sudah mulai terlihat.

"Dana untuk desa sudah mulai cair di beberapa wilayah. Begitu juga dengan anggaran untuk infrastruktur dari pemerintah. Harga kebutuhan pokok mulai stabil, dan sektor swasta juga sudah mulai merasa ada kepastian," paparnya.


(arf/ddn)

0 comments:

Post a Comment