Monday, March 21, 2016

Mengenal Lebih Detail Teknologi Mesin SKYACTIV di Mobil Mazda

Mengenal Lebih Detail Teknologi Mesin SKYACTIV di Mobil MazdaJakarta - Mazda memiliki teknologi andalan bernama SKYACTIV. Teknologi itu diklaim memiliki performa dan efisiensi yang lebih baik tanpa harus menggunakan bahan bakar beroktan tinggi.

Dijelaskan Sales Trainer Mazda Motor Indonesia, Ari Tristianto Wibowo, pada dasarnya SKYACTIV adalah perpaduan performa mengemudi dan efisiensi bahan bakar. Mazda membuat performa dan efisiensi naik bersamaan.

SKYACTIV adalah perpaduan antara teknologi pada mesin, transmisi, sasis dan bodi. Untuk kali ini, Ari menjelaskan lebih detail mengenai teknologi SKYACTIV pada mesin mobil Mazda.

Misalnya pada mesin SKYACTIV-G 2.5 yang ada di Mazda6 dan Mazda CX-5. Menurut Ari, mesin S KYACTIV mampu meningkatkan torsi di putaran mesin rendah.

"Contoh di SKYACTIV-G 2.5 dengan bensin RON 95 torsi sudah sampai 250 Nm hanya di 3.250 rpm. Dan istimewanya di 1.500 rpm sudah mencapai 200 Nm. Dan itu tidak terjadi di mesin bensin lain yang non-turbo," sebut Ari.

Untuk menyajikan torsi yang tinggi, impian para ahli otomotif adalah dengan meningkatkan kompresi. Dengan kompresi tinggi, efisiensi bahan bakar akan lebih tinggi dan torsi juga lebih baik. Namun, biasanya dengan kompresi tinggi risikonya adalah terjadi gejala ngelitik yaitu gejala ketika bahan bakar meledak sendiri sebelum waktunya.

"Inti SKYACTIV-G adalah kompresi tinggi tapi tidak ngelitik dengan bensin biasa. Gimana caranya? Cara konvensional adalah memundurkan waktu pengapian, tapi akan mengurangi torsi mesin secara signifikan. Jadi enggak ada gunanya, dia akan bolot tapi tidak akan boros. Solusi Mazda adalah improvisasi kondisi sebelum pembakaran, penggunaan sistem pembuang an 4-2-1, perbaikan performa pembakaran, peningkatan karakter injeksi BBM, piston dengan cekungan," jelas Ari.

Lalu bagaimana Mazda memerangi gejala neglitik? Insinyur Mazda menganggap, ada kemungkinan bagaimana caranya torsi naik tanpa harus memundurkan waktu pengapian agar tidak ngelitik.

"Analoginya, air seharusnya mendidih di 100 derajat celcius di tekanan 100 atmosfer. Dengan wadah cembung dia tidak mendidih sampai 100 derajat celcius, kecuali dimasukin sesuatu, supaya mendidih. Jadi pada dasarnya dengan mengatur bentuk wadahnya kita bisa mengatur titik didih air di atas 100 derajat celcius. Dan kita bisa memerintahkan kapan air itu boleh mendidih di atas 100 derajat celcius. Dengan begitu kita bisa melakukannya di ruang bakar agar mencegah bensin terbakar sendiri. Ruang bakar yang bagus adalah pembakaran cepat dan ruangannya tetap dingin," ujar Ari.

Untuk itu, Mazda menyesuaikan bentuk kepala piston mesinnya. Cekungan pada piston bagian tenga h berbentuk seperti kawah Gunung Fuji.

"Kalau dikasih cekungan, aliran udara akan menyebar," kata Ari.

Menurutnya, semakin dingin ruang bakar maka akan menghindari gejala ngelitik. Selain menyesuaikan bentuk kepala piston, Mazda juga menerapkan sistem pembuangan 4-2-1 (dari 4 silinder mengalir ke dua pipa yang panjang dan menyatu ke satu pipa knalpot) untuk memerangi gejala ngelitik.

"Kalau knalpot 4-1, begitu dia ada gas buang, silinder satu dia intervensi ke silinder dua sehingga tekanan panas kebawa ke silinder dua. Sehingga suhu di ruang bakar enggak bisa dingin. Kalau 4-2-1 dia mengalir ke pipa yang panjang. Tekanan masih ada tapi jadi lemah, jadi belum sampai masuk ke ruang bakar sebelahnya. Jadi 4-2-1 itu salah satu upaya untuk mengurangi ngelitik," jelasnya.

Selain itu, sistem direct injection juga menjadi salah satu solusi menghindari gejala ngelitik. Dengan sistem direct injection, bahan bakar yang disemprot ke ruang bakar tetap masih dingin.

"Dia ikut mendinginkan ruang bakar. Kalau indirect injection, sebelum masuk ruang bakar dia udah jadi panas. Begitu masuk ruang bakar ya dia udah panas," katanya.

Jadi, teknologi SKYACTIV pada dasarnya adalah, rasio kompresi tinggi sampai 13:1, 10 persen pengurangan bobot, 30 persen pengurangan hambatan mekanis, desain piston baru serta desain sistem pembuangan baru. Walhasil, keuntungannya adalah 15 persen lebih irit, 15 persen torsi tambahan, 15 persen pengurangan emisi CO2 dan bisa menggunakan bensin biasa hingga RON 90 saja sudah cukup.

"SKYACTIV-G satu-satunya mesin bensin yang memiliki rasio kompresi super tinggi hingga 13:1 tapi tidak ngelitik dengan bensin RON 90. Pertamina Pertalite sudah cukup," kata Ari.
(rgr/ddn)

0 comments:

Post a Comment