Friday, May 13, 2016

Tak Puas dengan Hasil Modifikasi Orang, Akhirnya Bikin Bengkel Sendiri

Tak Puas dengan Hasil Modifikasi Orang, Akhirnya Bikin Bengkel SendiriJakarta - Berawal dari rasa tak puas dengan hasil modifikasi orang, 5 anak muda akhirnya berani membangun bengkel sendiri. Nama bengkelnya adalah Thrive Motorcycle yang berada di Jl. Kemang Timur No. 15 Jakarta Selatan.

Bengkel custom ini terbentuk 5 anak muda lulusan design grafis yang mempunyai hobi motor yang sama. Mereka adalah Erlangga Djojosaputro (chief Operation offficer), Barata dwiputra (chief production officer), Putra Agung (chief marketing officer),Indra Pratama (chief design officer), dan Dimas Raditya (chief Executive Officer).

"Kebetulan pada suka motor, dan berangkat dari kekecewaan sebagai klien, pernah naruh motor hasilnya tidak memuask an acak-acakan, Biasanya kalau didesain segalanya harus teratur dari awal proses pembuatan sampai akhir, ketika masuk ke dunia motor yang agak berantakan, misalkan gua ngasih dana berapa janjinya segitu,tiba-tiba hasilnya tidak memuaskan akhirnya duit makin membengkak motornya enggak memuaskan," ungkap Indra saat ditemui detikOto di bengkelnya.



Bengkel costum yang berdiri sejak 2013  ini dibuat dengan murni dengan mengandalkan ide desain yang muncul di kepala saja, dengan dasar ilmu-ilmu yang dimilikinya, tidak ada konsep khusus di bengkel ini.

"Kalau konsep kita enggak ada bener-bener nentuin konsep ya, kita buat bengkel ini berdasarkan design thinking saja," ujarnya.



Indra juga menambahkan ada beberapa sistem sebelum mengerjakan permintaan klien, sehingga klien tidak bisa seenaknya ingin mengubah konsep pada saat proses pengerjaan.

"Kita punya sistem sendiri sebelum merakit motor, yang pertama kita kasih kuisioner, nah dari questioner itu kita bisa tahu kemana kemana arah yang klien mau, lalu dilanjut ke sketsa atau visual, dari situ baru terlihat si klien suka atau tidaknya dan baru bisa keliatan budgetnya berapa, lalu ke styrofoam atau kerangka biar masih bisa direvisi, kalau sudah pas baru ke metal working. Jadi enggak ada kata untuk mengubah konsep di tengah jalan karena dari awal sudah kita atur rapih dari mulai kuisioner tadi," papar Indra.



Apakah ada motor jenis tertentu yang hanya diterima modifikasi, Indra menangkalnya. Bengkel yang ciri khasnya ke arah gabungan unsur-unsur industrial ini ini menerima segala jenis motor.

"Kriteria enggak ada sih, kita menerima motor apa aja, kita sikat saja semuanya," ujarnya

Masimal pekerjaan di bengkel ini membutuh waktu 5 bulan, dengan biaya mulai dari Rp 50 juta, dan batas maksimal unlimited tergantung permintaan klien.



Agar karya mereka dikenal, mereka lebih menyukai berbagai lewat internet, media sosial. "Kita kebetulan gak pernah ikut kontes modif," ujarnya.

Untuk permintaan yang sedang tren di pasar Thrive tidak begitu memperhatikan. Karena kebanyakan yang datang adalah orang-orang yang baru mencoba bermain motor custom.

"Kalau disini beragam banget, yang datang ke sini juga kebanyakan orang yang baru belajar main motor, yang datang bukan pure anak-anak motor ke sini, dan itu jadi enggak nentuin mana yang lagi ngetren," ujarnya.



Untuk pecinta motor yang ingin memodifikasi, Indra juga memberikan sedikit saran.

"Jangan pelit dengan budget, karena budget itu nentuin kualitas motor, kalau elu ngeluarin budget sedikit dengan parts yang biasa saja, hasilnya ya gue yakin enggak bakal memuaskan. Jadi malah sayang jatuhnya, dan yang pasti harus memperhatikan kepuasan dan kenyamanan," ujarnya.

Indra mengutarakan harapannya agar bengkel-bengkel costum lain saling sharing dan bersatu, membangun budaya custom agar dapat memajukan dunia modifikasi dan bersaing dengan sehat.




(ddn/ddn)

0 comments:

Post a Comment