Bandung - Mazda memang belum memiliki pabrik di Indonesia saat ini. Tapi, Mazda Motor Indonesia (MMI) memastikan, belum memiliki pabrik bukan berarti mudah hengkang dari pasar Indonesia.
"I don't think we will close. Kami sangat percaya diri dengan pasar Indonesia. Jangan dilihat bahwa kita enggak punya pabrik terus jadi cabut itu enggak. Jadi jangan dilihat karena enggak punya pabrik terus tutup ya," kata Senior Marketing Manager PT Mazda Motor Indonesia, Astrid Ariani Wijaya di Bandung, Jawa Barat akhir pekan kemarin.
Faktanya, kata Asrtid, penjualan Mazda di Indonesia masih baik. Bahkan, penjualan < span>Mazda di tahun 2015 pun naik dibanding tahun sebelumnya di tengah market yang menurun.
"Penjualan Mazda dari di 2015 dibanding 2014 baik. Di mana secara industri turun 13,7 persen sementara Mazda naik 2 persen. Mazda memilki tiga model backbone Mazda2, CX-5, dan Biante di mana segmen share kendaraan ini dibadingkan 2014 kami naik. Kemudian dari segi dealer, kita punya 44 dealer. Apakah menurut kalian kami mungkin tutup? Intinya Mazda baik-baik saja. Kami punya good costumer. Dan penerimaan terhadap produk Mazda sangat bagus. Dan ketiga model itu pertumbuhannya bagus bahkan Biante itu mencapai 33 persen pangsa pasarnya," tegas Astrid.
Penjualan Mazda di Indonesia pun masih terbilang baik. Menurut Astrid penjualan Mazda Indonesia masuk 5 besar di Asia Tenggara.
"Di ASEAN masih di posisi yang bagus. Saya enggak tahu persis, tapi saya pikir masih di 5 besar," ucapnya.
Astrid mengatakan, pihak diler juga merasaka bahwa demand mobil Mazda masih tinggi. Apalagi, Mazda punya konsumen yang unik yang setia dengan merek tersebut.
"Jadi kalau menurut saya garansi yang paling penting adalah market sendiri. Bahwa memang brand Mazda masih baik. Jadi kita sendiri melihat mau janji-janji muluk juga kalau besok mau tutup ya tutup aja," ujar Astrid.
"Tapi kita masih pameran tiap bulan. Tiap kali mereka (diler) pameran juga mereka dapet SPK (pemesanan kendaraan) yang cukup. Kalau menurut saya itu the real proof that Mazda is still one of best brand also. Kami punya persepsi di mana Mazda itu berbeda daribrand lain. Konsumen juga menyadari itu," lanjutnya.
(rgr/ddn)
"I don't think we will close. Kami sangat percaya diri dengan pasar Indonesia. Jangan dilihat bahwa kita enggak punya pabrik terus jadi cabut itu enggak. Jadi jangan dilihat karena enggak punya pabrik terus tutup ya," kata Senior Marketing Manager PT Mazda Motor Indonesia, Astrid Ariani Wijaya di Bandung, Jawa Barat akhir pekan kemarin.
Faktanya, kata Asrtid, penjualan Mazda di Indonesia masih baik. Bahkan, penjualan < span>Mazda di tahun 2015 pun naik dibanding tahun sebelumnya di tengah market yang menurun.
"Penjualan Mazda dari di 2015 dibanding 2014 baik. Di mana secara industri turun 13,7 persen sementara Mazda naik 2 persen. Mazda memilki tiga model backbone Mazda2, CX-5, dan Biante di mana segmen share kendaraan ini dibadingkan 2014 kami naik. Kemudian dari segi dealer, kita punya 44 dealer. Apakah menurut kalian kami mungkin tutup? Intinya Mazda baik-baik saja. Kami punya good costumer. Dan penerimaan terhadap produk Mazda sangat bagus. Dan ketiga model itu pertumbuhannya bagus bahkan Biante itu mencapai 33 persen pangsa pasarnya," tegas Astrid.
Penjualan Mazda di Indonesia pun masih terbilang baik. Menurut Astrid penjualan Mazda Indonesia masuk 5 besar di Asia Tenggara.
"Di ASEAN masih di posisi yang bagus. Saya enggak tahu persis, tapi saya pikir masih di 5 besar," ucapnya.
Astrid mengatakan, pihak diler juga merasaka bahwa demand mobil Mazda masih tinggi. Apalagi, Mazda punya konsumen yang unik yang setia dengan merek tersebut.
"Jadi kalau menurut saya garansi yang paling penting adalah market sendiri. Bahwa memang brand Mazda masih baik. Jadi kita sendiri melihat mau janji-janji muluk juga kalau besok mau tutup ya tutup aja," ujar Astrid.
"Tapi kita masih pameran tiap bulan. Tiap kali mereka (diler) pameran juga mereka dapet SPK (pemesanan kendaraan) yang cukup. Kalau menurut saya itu the real proof that Mazda is still one of best brand also. Kami punya persepsi di mana Mazda itu berbeda daribrand lain. Konsumen juga menyadari itu," lanjutnya.
(rgr/ddn)