Wednesday, April 22, 2015

Pasar Lesu, Penjualan Nissan Juke Masih Penuhi Target

Pasar Lesu, Penjualan Nissan Juke Masih Penuhi TargetBogor - Pasar otomotif di Tanah Air hingga akhir kuartal pertama kemarin masih lesu akibat perekonomian yang melemah. Namun, di tengah kondisi seperti itu, crossover Nissan Juke masih mencorong.

"Dalam tiga bulan pertama tahun ini, rata-rata per bulan mencapai 200 - 250 unit. Artinya ini masih on the track dari target yang kami tetapkan," tutur General Manager Marketing and Product Planning Nissan Motor Indonesia, Budi Nur Mukmin kepada detikOto di sela test drive Nissan Juke-R di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis (23/4/2015).

Menurut Budi, catatan penjualan sebanyak itu terbilang prestasi tersendiri. Soalnya, pada saat yang sama hampir semua varian dari berbagai merek yang ada di Indonesia membukukan penurunan penjualan.

Dia berharap kondisi itu bisa berlanjut pada kuartal kedua hingga empat tahun ini. Budi berpendapat, lesunya pasar otomoti sejatinya sudah dirasakan sejak tahun lalu. Perhelatan pemilihan umum yang menjadikan orang bersikap menunggu, menyebabkan kinerja penjualan industri otomotif melemah.

Dan kondisi itu semakin bertambah berat ketika nilai tukar rupiah mulai tak berdaya di hadapan dolar.

"Melemahnya nilai tukar ini ternyata berlanjut sampai sekarang. Padahal multiplier effect-nya sangat besar, saat harga BBM juga naik. Jadilah kondisi seperti saat ini," papar Budi.

Dampak berantai dari pengerekan harga BBM itu antara lain semakin tingginya suku bunga dan angka inflasi. Akibatnya, orang juga menunggu sampai kondisi pulih.Sementara menyinggung kehadiran pesaing, Budi mengaku tak berpengaruh besar terhadap Juke. Selain segmentasinya berbeda, juga dikarenakan Nissan memiliki brand image yang cukup kuat.

"Juke memiliki aura sport. Oleh karena itu, saat ini kita juga menghadirkan Juke-R ini, agar citra merek Juke juga semakin terangkat," ucapnya.


(arf/ddn)

'Bikin Pesawat Saja Bisa, Masak Bikin Mobil Tidak Bisa'

Jakarta - Mundur dari perburuan Esemka, bukan berarti Garansindo patah arang. Perusahaan yang biasa menjual mobil Fiat Chrysler Automobiles ini tetap akan berusaha memproduksi mobil nasional.

“Untuk saya pribadi itu adalah tantangan baru, untuk tetap mewujudkan mimpi dan visi Garansindo memiliki kendaraan produksi anak bangsa,” ujar CEO PT Garansindo Inter Global Muhammad Al Abdullah kepada detikOto, Kamis (23/4/2015).

Memet, panggilan akrab Muhammad, melanjutkan, dirinya akan mencari pihak-pihak lain yang mempunyai potensi dan bakat untuk mewujudkan mobil nasional. Dia juga berharap hal ini menjadi rangsangan kepada pihak lain untuk berlomba-lomba menciptakan kendaraan produksi nasional yang terbaik.

“Tetapi bukan pihak yang hanya menggunakan misi ini sebagai ‘modus politis atau pencitraan’ saja. Sudah cukup lah yang begitu-begitu. Kita perlu kerja dan hasil nyata,” ujarnya.

“Mau produksi kendaraan roda 2, roda 4,roda 6 atau roda 12, enggak masalah, bangsa kita mampu. Buat pesawat saja terbukti mampu kok,” tambahnya.


(ddn/ddn)

Gokil, Pria Ini Mengendarai Motor Sambil Duduk di Ban Truk Besar

Gokil, Pria Ini Mengendarai Motor Sambil Duduk di Ban Truk BesarSitubondo - Aduh, jangan ditiru ya Otolovers, ketika detikOto melintas di jalan Situbondo, Jawa Timur ada seorang pengendara motor yang naik motornya sangat tidak aman.

Anda bayangkan saja, ia naik motor matik dan membawa ban truk. Parahnya lagi, ia bukan duduk di atas joknya tapi di atas ban truk yang ia simpan di atas jok motornya dan tidak menggunakan helm.

Pengendara itu hanya menggunakan kaos, celana jeans panjang dan sandal jepit. Bahkan ketika detikOto melintas, pengendara itu malah menebarkan senyuman. Adudu mas!

Jangan ditiru ya Otolovers, kita harus tetap berkendara aman dan nyaman.


(ady/ddn)

Jangan Asal Pilih Ban Motor, Ini Tipsnya

Jangan Asal Pilih Ban Motor, Ini Tipsnya Jakarta - Ban sepeda motor memegang peranan penting bagi keselamatan dan keamanan berkendara. Salah pilih ban risiko berkendara bisa mengancam.

Mulai dari reputasi merek ban, ukuran, tujuan berkendara, jenis jalan yang dilalui hingga alur ban sangat berpengaruh terhadap pemilihan ban motor. Semua faktor itu bisa menjamin keselamatan bermotor.

Hal itu dituturkan oleh Country Sales & Marketing 2Wheels Division PT Michelin Indonesia, Bayu Surya Pamugar Sugeng. Bayu memberikan sedikit tips memilih ban motor yang cocok.

Apa saja tipsnya? Yuk simak ulasannya.



Garansindo Mundur dari Perburuan Esemka

Garansindo Mundur dari Perburuan EsemkaJakarta - Setelah tidak ada kejelasan dari Esemka, PT Garansindo Inter Global akhirnya mundur dari rencana mereka melakukan investasi di Esemka. Mundurnya Garansindo tidak lain sebagai akibat dari kabar masuknya perusahaan milik AM Hendropriyono ke Esemka.

“Saya bukan politisi atau artis, saya hanya pengusaha nasional yang mempunyai mimpi dan misi untuk bangsa ini. Intinya apabila Esemka bekerja sama dengan Pak Hendropriyono, dengan segala rasa hormat dan kekaguman saya kepada Pak Hendropriyono, baik secara person maupun misi beliau, saya legowo dan menyambut positif hal tersebut. Jadi saya mundur untuk meminang Esemka,” ujar CEO PT Garansindo Inter Global Muhammad Al Abdullah kepada detikOto.

Tadinya Garansindo berniat untuk memberikan kuncuran dana Rp 100 miliar sesuai yang diminta Esemka saat rapat dengan pemerintah mengenai industri otomotif nasional beberapa bulan lalu.

Namun Muhammad menuturkan melihat perkembangan yang terjadi, dimana dirinya kesulitan untuk hanya sekedar bertemu dengan Esemka, maka Garansindo memutuskan mundur dari perebutan Esemka.

“Ide awal saya menggandeng Esemka keluar setelah pemerintah lewat Menko Perekonomian Sofyan Djalil memberikan pernyataan tentang hasil rapat Presiden Jokowi dengan para menteri terkait, bersama pihak Esemka menbahas perkembangan mobil nasional Esemka, dimana saat itu Pak Sofyan Djalil berkata bahwa Esemka membutuhkan dana Rp 100 miliar untuk pengembangan. Tentu saya setuju dengan Pak Hendropriyono bahwa Rp 100 miliar untuk mengembangkan Esemka pasti 'kurang banget', jangankan membuat industri total untuk memproduksi mobil, untuk membangun 1 titik/outlet showroom 3S (Sales, Service dan Spare Parts) Garansindo saja menguurkan lebih dari Rp 100 miliar,” ujarnya.


(ddn/ddn)

Agar Maksimal Jual Pesaing Avanza, Mitsubishi Bangun Jaringan dari Sekarang

Agar Maksimal Jual Pesaing Avanza, Mitsubishi Bangun Jaringan dari SekarangJakarta - PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) selaku agen pemegang merek Mitsubishi akan meluncurkan model Low MPV pada akhir 2017. Untuk mendukung penjualan LMPV itu, KTB pun mulai menyebar jaringan.

Operating GM of Motor Corporation (MMC) Marketing Division PT KTB, Irwan Kuncoro menjelaskan, pihaknya memang menyadari bahwa pasar saat ini sedang lesu. Tapi, Irwan mengaku tidak mau melihat kondisi jangka pendek. Sebab, Mitsubishi Indonesia memiliki PR besar untuk menjual LMPV.

"Kita menyadari sepenuhnya bahwa pasar tidak baik terutama di kuartal pertama 2015. Tapi kita tidak bisa melihat bisnis dari short term. Kita punya rencana strategis di 2017 di mana kita akan mengenalkan Small MPV. Pembangunan diler merupakan strategi dari smuanya itu," ujar Irwan di Cibubur, Rabu (22/4/2015).

Hingga akhir tahun 2015 ini, PT KTB bertekad membangun 244 diler. Sampai saat ini, PT KTB sudah memiliki 235 diler.

Diler ke-235 yang baru saja dibuka adalah diler PT Mustika Prima Berlian di Cibubur. Pendirian diler ini menghabiskan investasi total sebesar Rp 35 miliar.

"Nilai investasi bangunan dan tools equipment Rp 11 miliar. Tanah di sini sekitar Rp 10 juta per meter dengan luas 2.400 meter. Jadi total investasinya Rp 35 miliar," kata Direktur PT Mustika Prima Berlian, Gantha Sorjaya.


(ddn/ddn)

Mazda2 Sudah Tiba di Ketapang

Mazda2 Sudah Tiba di Ketapang Jakarta -

Etape kedua All New Mazda2 E-Halt Challenge One Tank for Three Islands berhasil dilalui. Perjalanan 7 unit mobil Mazda2 dimulai dari Surabaya pukul 09.00 WIB hingga tiba di Ketapang, Jawa Timur pada pukul 17.00 waktu setempat.



Keterangan Foto :
Perjalanan sejauh 288 km itu masih bisa dilalui oleh 7 peserta. Karena dalam etape kedua ini belum ada mobil Mazda2 yang gugur atau kehabisan Bahan Bakar Minyak (BBM).