Friday, October 2, 2015

Andai VW Dengarkan Dua Mantan Bos Ini, Skandal Emisi Tak Akan Ada

Andai VW Dengarkan Dua Mantan Bos Ini, Skandal Emisi Tak Akan AdaWolfsburg - Skandal emisi Volkswagen (VW) sebenarnya bisa saja tidak akan pernah ada jika VW rela menggelontorkan dana lebih. Tapi, karena mementingkan penekanan anggaran, kini VW harus menanggung biaya yang jauh lebih besar.

Seperti diwartakan Autoblog, Jumat (2/10/2015), Bosch sebagai salah satu suplier terbesar tersangkut masalah ini. Bosch adalah pemasok perangkat lunak yang memanajemen emisi mesin mobil diesel VW. Demikan dilaporkan Bild am Sonntag dan Frankfurter Allgemeine Zeitung.

Bosch sudah memperingatkan VW bahwa penggunaan perangkat lunak itu adalah tindakan ilegal. Peringatan dari Bosch sudah dilakukan sejak VW memulai mengembangkan mesin diesel berkapasitas kecil.

Sebelum memutuskan untuk menggunakan perangkat lunak yang mengelabui uji emisi dari Bosch, dua petinggi VW yakni CEO VW saat itu, Wolfgang Bernhard dan teknisi Rudolf Krebs mengatakan kepada atasan mereka bahwa mesin membutuhkan AdBlue.

AdBlue adalah cairan yang dipompa ke gas buang melalui tangki untuk menghilangkan polutan sebagai pembersih emisi mesin VW agar bisa memenuhi standar regulasi emisi. Dan, penggunaan AdBlue adalah tindakan halal.

Namun, seperti dilansir Mirror dari media lokal Jerman, hal itu ditolak oleh divisi pendanaan VW. Alasannya karena penggunaan AdBlue membutuhkan biaya sebesar 300 euro atau sekira Rp 4,9 juta per unit dan dianggap terlalu mahal.

Bernhard dan Krebs pun meninggalkan VW pada tahun 2007. Mereka mundur tepat dua tahun sebelum mesin diesel yang terjerat masalah diproduksi massal.

Mulai saat itulah masalah VW mulai hadir. Laporan dari Automotive News menyebut, ketika Martin Winterkorn mengambil alih tugas CEO VW pada 2007, proyek mesin diesel tersebut tetap berjalan.

Di bawah kepemimpinan Winterkorn, VW memanfaatkan perangkat lunak dari Bosch agar uji emisi lolos, namun tingkat emisi sesungguhnya tidak ditekan.

Kini, VW harus menanggung biaya pertanggung jawaban lebih besar. Di California, VW dituntut Rp 15 miliar. Sebuah kantor firma hukum di Toronto, Kanada, yakni Toronto Roy O'Connor LLP, juga menuntut ganti rugi sebesar US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 36,75 triliun kepada VW. Belum lagi di negara lain.

Andai saja VW tetap mengikuti perkataan dari Bernhard dan Krebs, tentu skandal emisi tidak akan hadir. Tapi, sekarang VW harus menanggung akibatnya.




(rgr/ddn)

0 comments:

Post a Comment