Monday, February 22, 2016

Motor Listrik, Kendaraan Roda Dua Terfavorit di Guangzhou

Motor Listrik, Kendaraan Roda Dua Terfavorit di GuangzhouGuangzhou - Ketatnya peraturan pemerintah yang melarang motor dengan mesin pembakaran alias berbahan bakar minyak melintas di kota-kota besar di China, menjadikan masyarakat beralih ke motor listrik.

Terlebih, pemerintah memberikan insentif pajak bagi pembeli dan harganya pun terbilang murah.

"Peraturan di kota-kota besar di China ini memang tegas untuk melarang sepeda motor dengan mesin pembakaran masuk atau melintas di kota-kota besar. Ini bertujuan untuk mengurangi tingkat polusi udara yang sudah tinggi di kota-kota besar," papar seorang pemandu wisata, Zeng Hong Luan, saat ditemui akhir pekan lalu, di Guangzhou China.

Namun, kata pria yang lahir di Indon esia 68 tahun lalu itu, pemerintah tak sekadar melarang, tapi juga memberi insentif. Potongan pajak bagi motor kepada penggunanya juga diberikan. Selain itu, banderol motor bersumber tenaga dari setrum itu juga terbilang murah.

"Yang paling murah, dengan daya jangkau sampai jarak 30 -40 kilometer sekali isi baterai, harganya cuma 2.000 yuan (atau sekitar Rp 2 juta)," kata dia.

Sementara itu, salah seorang pengguna motor listrik, Xu Hui, saat ditemui di pinggiran kota Guangzhou mengaku selain keuntungan keringanan pajak dan harga yang murah, motor listrik juga tak kalah dengan motor bermesin pembakaran.

"Coba lihat desainnya ini. Bagus kan? Kecepatan dan tenaganya juga oke. Dan yang penting engga bikin polusi," tuturnya dalam bahasa Inggris yang cukup fasih.

Dia memperkirakan di daratan China, sekitar 80 - 85 persen motor yang digunakan masyarakat merupakan motor listrik. Dari jumlah itu, hampir semuanya berupa skuter matik alias skutik.

"Skuter model yang lazim Anda temui di mana-mana," kata dia. Memang, mulai dari bandara Guangzhou hingga pinggiran kota Liuzhou yang sempat dilewati detikOto, sebagian besar masyarakat menunggangi motor listrik.

Kendaraaan roda dua itu digunakan untuk pergi ke kantor, dagang, atau bahkan angkutan komersial alias 'ojek'. Mengapa disebut sebagian besar? Karena detikOto juga melihat masih ada sebagian kecil orang yang menggunakan sepeda motor bermesin pembakaran alias ber-BBM.

Menurut Zeng Hong Luan, motor itu memang masih diizinkan berkeliaran di kota-kota kecil. "Terutama di pedesaan, atau di daerah-daerah berbukit. Coba lihat itu, umumnya kan motor laki (motor sport), karena motor ini dianggap cocok sebab bertenaga lebih kuat," terangnya.

Motor sport itu umumnya bermerek dan produksi pabrikan lokal. Memang, dari sisi desain motor-motor itu seperti motor yang beredar di Indonesia pada era 80-an. Antara lain, seperti Honda GL 100 atau Yamaha K H.

Satu hal lagi, para pemiliknya kebanyakan menambahkan aksesoris tambahkan untuk keperluan mengangkut barang belanjaan. "Umumnya, para petani atau pedagang di pedesaan yang menggunakannya," kata Hui.

Satu hal yang patut diingat, jangan heran atau kaget jika di kota-kota besar China, masih banyak atau bahkan rata-rata pengendara motor dan pemboncengnya yang tak memakai helm.

Tak sedikit pula diantara mereka yang 'slebor' mematong laju pengendara lainn dan maju melebihi garis batas di depan lampu lalu-lintas.

Tak sedikit diantara mereka yang beperilaku seperti sebagian pengendara motor di Indonesia. Namun, satu hal yang patut diperhatikan adalah, pemasyarakatan motor listrik demi mengurangi polusi udara.
(arf/lth)

0 comments:

Post a Comment