Friday, June 24, 2016

Produsen Mobil Khawatirkan Lepasnya Inggris dari Uni Eropa

Produsen Mobil Khawatirkan Lepasnya Inggris dari Uni EropaLondon/Tokyo - Pabrikan mobil mengungkapkan kekhawatiran mereka menyusul hasil referendum Inggris. Mereka mengkhawatirkan harga mobil bakal kian naik.

Beberapa produsen seperti Jaguar Land Rover, Toyota, BMW, Vauxhall (merek di bawah naungan GM) mengatakan hal itu akan merusak industri mobil Inggris yang tengah booming.

Produsen itu rata-rata memproduksi mobil di Inggris. Dengan 80 persen hasil produksi diekspor ke Uni Eropa.

Dengan keluar dari Uni Eropa, Asosiasi Produsen dan Penjual Kendaraan Bermotor Inggris mengkhawatirkan hal ini akan mengganggu angka ekspor tadi.

Seperti dilansir CNN, industri otomotif Inggris merupakan rumah bagi 800.000 pek erja di seluruh Inggris, dan berkontribusi sebesar 22,6 miliar dolar bagi ekonomi Inggris per tahun. Tahun 2015, jumlah mobil yang diproduksi di Inggris mencatat rekornya sejak 2005.

"Pabrik Burnaston dan Deeside membangun mobil dan mesin untuk pasar Eropa. Jika Inggris meninggalkan Eropa, kami rasa tidak mungkin Inggris akan mempertahankan perjanjian dagang, dan ini berarti kami harus membayar lebih banyak bea untuk suku cadang dan mobil," tulis Toyota dalam sebuah surat yang dikirim kepada para karyawan sebelum referendum dimulai.

Menurut Toyota, bea-bea itu bisa mencapai sampai 10 persen, padahal selama ini tarifnya 0 persen. Toyota memproduksi mobil di Inggris dan 90 persen diekspor, 75 persen dari itu dikirim ke Uni Eropa.

Toyota dan pabrikan Jepang lainnya seperti Nissan, dilaporkan akan menunda sementara investasi mereka di Inggris.

Baca juga: Nissan Sarankan Inggris Tetap di Uni Eropa

"Kami tidak punya pilihan lain, selain untuk lebih hati-hati dengan keputusan investasi kami, termasuk untuk urusan apakah kami akan memproduksi model baru di Inggris," ujar seorang eksekutif perusahaan mobil seperti dilansir Reuters.

Pabrikan mobil mewah Inggris, Jaguar Land Rover memprediksi, laba tahunan mereka bisa terpotong sampai 1,47 miliar euro di akhir dekade sebagai hasil dari Brexit. Namun setelah hasil Brexit keluar, JLR tetap berkomitmen untuk Eropa.

"Kami menyebut Inggris sebagai rumah, dan kami tetap berkomitmen pada lokasi manufaktur dan keputusan investasi. Kami menghargai pandangan masyarakat Inggris, Jaguar Land Rover akan berusaha mengelola dampak jangka panjang dan implikasi dari keputusan ini, tidak ada yang berubah di sisi kami, atau keseluruhan industri otomotif, dalam semalam," tulis JLR dalam sebuah pernyataan yang dipublik asikan pemilik merek JLR, Tata Motors.

Meski menerima hasil Brexit, JLR tetap menekankan soal periode negosiasi antara Inggris dan Uni Eropa soal industri otomotif, bakal seperti apa ke depannya.

"Kami menanti untuk bekerja sama dengan pemerintah Inggris dan sektor otomotif, untuk memastikan Inggris tetap kompetitif. Negosiasi antara pemerintah Inggris dan Uni Eropa akan tetap memeprhatikan pentingnya manufaktur bagi Inggris dan ekonomi Eropa," tutup JLR.
(ddn/ddn)

0 comments:

Post a Comment