Wednesday, April 17, 2013

Setelah Uji Emisi, Terus Ngapain?

Setelah Uji Emisi, Terus Ngapain? Jakarta - Banyak pengendara mobil yang merasa uji emisi itu tidak penting. Padahal menjaga emisi kendaraan memberikan efek yang baik untuk lingkungan.

"Uji emisi kendaraan itu sangat penting, baik untuk kendaraan maupun untuk lingkungan sekitar kita," ujar Mekanik Auto2000 Cilandak, Roby Cahyono, saat melakukan uji emisi di Kantor Walikota Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2013).

Roby menilai untuk kendaraan yang angka odometernya sudah mencapai lebih dari 100 ribu kilometer itu harus memeriksa uji emisi kendaraan mereka.

"Dan nanti hasil opasitasnya yang kita lihat. Dan kalau dibawah 100 persen atau sudah sesuai dengan peraturan pemerintah itu baru lolos uji emisi," kata Roby.

Namun Roby menyayangkan masih banyak pengendara kendaraan yang lalai setelah lolos uji emisi. Mekanik Auto2000 ini pun mengingatkan untuk melakukan hal-hal berikut ini, setelah dinyatakan tidak lolos uji emisi.

Mobil Diesel

1. Melakukan Perawatan Berkala

Kalau sering melakukan perawatan berkala kemungkinan besar emisi kendaraan akan masuk ke dalam ambang batas aturan diesel dari pemerintah.

Karena untuk mesin diesel itu akan memiliki tenaga yang lebih besar, butuh cc (mesin) yang besar juga, otomatis pembakaran lebih besar dari mesin bensin, sehingga sisa pembakarannya akan lebih besar.

Sisa pembakaran, filter solar, silter udara yg berhubungan dengan pembakaran, itu akan berdampak pada CO yang dikeluarkan. Jadi pastikan kendaraan diesel harus lakukan service berkala.

2. Lakukan pengecekan CO selama 2 bulan sekali

Pastikan kendaraan diesel lebih sering melakukan pengecekan CO minimal 2 bulan sekali atau maksimal 6 bulan

3. Mobil anda melaju 100 ribu kilometer lebih lakukan uji emisi

Kalau melihat tahun mobil dinilai kurang akurat, soalnya bisa saja mobil tua itu jarang dikendarai. Oleh sebab itu lakukan pemeriksaan uji emisi setelah kendaraan melaju di atas 100 ribu kilometer.

4. Bersihkan ruang bakar mesin

Kendaraan diesel yang memiliki gas buang tinggi, bisa melakukan pembersihan ruang bakar mesin untuk menghilangkan kerak di dalamnya.

Dengan melakukan turun mesin, karena karbon yg dihasilkan terkumpul di ruang mesin (kerak karbon terkumpul di ruang bakar). Dan kembali ke kilometer semula,

5. Lakukan penggantian kendaraan yang lebih muda

Jika memang kendaraan tidak bisa diperbaiki gas buangnya. Disarankan untuk tidak menggunakan kendaraan tersebut, atau mengganti kendaraan dengan umur yang lebih muda dan terus melakukan service berkala.

Mobil Bensin

1. Pilih bensin beroktan tinggi

Bensin yang memiliki oktan tinggi tidak akan membuat sisa pembakaran menumpuk di mesin. Sehingga mesin akan menjadi lebih bersih, terlebih teknologi mesinnya sendiri sudah lebih baik, dan zat bahan bakarnya lebih sempurna. Seperti RON 92.

2. Lakukan service berkala

Service berkala ini himbauan pertama dari setiap kendaraan, karena pengendara bisa mengetahui kondisi kendaraan dengan sempurna setiap bulannya.

3. Lakukan pengecekan CO secara teratur

Pemilik kendaraan bensin disarankan untuk melakukan pengecek CO setiap 2 bulan sekali, meski rutinitasnya lebih lama dari kendaraan diesel.

4. Lakukan pengecekan dan penggantian komponen

Ada beberapa komponen yang harus diperhatikan berhubungan dengan CO (penghasil CO). Seperti saringan BBM, filter udara, filter bensin, mufler (katalitik) double penyaringan. Jika ditemukan kerusakan, diharapkan langsung mengganti komponen tersebut.

5. Lakukan pengecekan pembakaran

Pastikan pemilik kendaraan melakukan kalibrasi ulang pembakaran. Agar gas buang yang dikeluarkan tidak membahayakan lingkungan.

(ddn/ddn)

0 comments:

Post a Comment