Jakarta - Pemerintah sudah berencana untuk menaikkan harga bahan bakar bersubsidi. Kenaikan harga pun sudah didepan mata. Tapi ternyata, efek negatif kenaikan harga BBM bersubsidi ini hanya akan berpengaruh sebentar di penjualan motor nasional.
Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) bidang Komersial Sigit Kumala mengakui kalau kenaikan harga bahan bakar bersubsidi nantinya akan berpengaruh ke industri, namun pengaruh itu tidaklah besar.
"Pengaruh pasti ada, tapi pengarus tidak langsung. Itu juga kecil. Sebenarnya yang perlu diwaspadai itu efek dari kenaikan BBM ini, kenaikan inflasi. Kalau kenaikan inflasi besar, pengaruhnya juga besar," jelas Sigit.
Karena, ketika inflasi besar, harga bahan pokok akan naik. Dan saat itu terjadi, konsumen akan lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka dulu.
"Tapi saya rasa efek kenaikan BBM kali ini tidak seperti 2005. Saat itu pasar sempat shock hampir 6 bulan karena kenaikan harganya hampir 100 persen. Tapi yang sekarang, feeling saya pengaruhnya sekitar 2-3 bulan saja," lugas Sigit.
Karena itulah, AISI menurut Sigit belum akan merevisi target penjualan motor di Indonesia yang tahun ini diperkirakan ada di angka antara 6,4-6,7 juta.
"Sampai bulan lalu kan sudah 3,2 juta unit. Bulan ini bisa 600 ribu. Jadi kan sudah sekitar 3,8 juta unit. Kurangnya berarti hanya sekitar 2,6 juta. Di sisa bulan tahun ini, angka 6,4 juta saja bisa dicapai," tuntasnya.
(syu/ady)
0 comments:
Post a Comment