Sunday, June 2, 2013

Ulah Pengendara Motor yang Sering Bikin Geleng-geleng Kepala

Ulah Pengendara Motor yang Sering Bikin Geleng-geleng Kepala Jakarta - Pengendara motor lebih 'galak' di jalanan juga diakui oleh Otolovers. Banyak Otolovers yang dibikin geleng-geleng kepala karena ulah pengendara motor.

"Yang paling sering itu kalo saya mau belok kiri. Dari jauh saya sudah ngasih lampu sen kiri. Begitu mau belok kiri, mereka tetep saja nyelonong lurus dari kiri saya. Kayaknya mereka nggak liat lampu sen saya. Tapi ketika saya belok kiri mereka malah membunyikan klakson. Sepertinya buat pengendara motor tu berat sekali rasanya untuk injak rem sebentar utk ngasih kesempatan saya untuk belok terlebih dahulu," beber Andy Ariestianto.

Andy pun menambahkan ulah pengendara motor lainnya yang sering bikin muak yakni memotong jalan seenaknya. "Mereka suka motong jalur seenaknya tanpa lihat ke belakang. Tapi kalo kita kasih klakson atau kita nyenggol, kita yang dimaki-maki. Jadi spion tu gunanya buat apa? Hiasan?," ujarnya.

Andy merasa anggapan para pengendara motor yang melihat mobil sebagai pihak yang lebih salah harus diubah. "Mobil karena lebih gede, ya pasti salah. Anggapan ini harus diubah," ujarnya.

Prasetya dari Bandar Lampung pun setuju dengan pendapat bahwa pengendara motor mungkin lebih stress.

"Selain memang sering mengendarainya, juga ketika mengendarai mobil sering dimaki pengendara sepeda motor, meskipun secara hukum jelas dia yang salah, misalnya sambil SMS-an, telepon menggunakan HP, dan lain-lain," ujarnya.

Dirinya sekitar awal Mei 2013 sempat mengalami insiden di perempatan lampu merah Jl. Antasari Bandar Lampung.

Ketika mengendarai mobil hendak belok kiri langsung (ada tanda boleh belok kiri langsung), pelan-pelan dengan kecepatan tak lebih dari 15 km/jam, tiba-tiba "brak" ada getaran dan suara.

"Di belakang mobil. Ternyata ada sepeda motor menabrak dan jatuh. Saya lihat dari spion dalam dan kiri pengendara naik lagi sambil nendangi bodi mobil samping kiri. Saya buka kaca pintu depan sebelah kiri hendak menanyakan kondisinya (karena tidak memungkinkan turun dari mobil sikon lalinnya). Ternyata pengendara itu emosional, setelah nendangi body samping sambil mengendarai motor, terus memukul spion kiri hingga patah, terus tancap gas. Pengendara itu tidak memakai helm dan lampu motor mati," ujarnya.

"Saya cuma geleng-geleng kepala. Banyak pengendara lain yg meneriakinya menyuruh dia berhenti. Namun saya cuma senyum saja dan mengatakan kepada orang-orang itu 'Biarin saja, gak apa-apa kok," tambahnya.

Otolovers setuju atau tidak setuju dengan hal ini? Kirim saja pendapat Anda atau pengalaman Anda di jalanan ke alamat email redaksi detikOto: redaksi@detikoto.com

(ddn/ddn)

0 comments:

Post a Comment