Monday, July 22, 2013

Kisah Para Pensiunan Eropa yang Berkeliling Dunia dengan Mobil 'Rumah'

Kisah Para Pensiunan Eropa yang Berkeliling Dunia dengan Mobil Garut - Sebanyak 27 orang Warga Jerman dan Swiss ikut program keliling dunia lewat jalur darat. Sudah hampir dua tahun mereka menjelajahi daratan Eropa, Afrika hingga akhirnya tertahan di Garut, Jawa Barat.

Rombongan para pensiunan ini diamankan polisi karena ada masalah surat-surat kendaraan yang digunakan. Alhasil, mereka harus menginap di Mapolres dan Kantor Imigrasi Tasikmalaya.

Fritz (63), seorang pensiunan sebuah perusahaan di Jerman menyatakan, peserta rombongan rata-rata berusia di atas 50 tahun. Sebagian lagi ada yang berusia muda. Mereka menggunakan kendaraan besar yang dimodifikasi jadi tempat tinggal. Mobil-mobil itu ada yang bertuliskan 'Weltreisenmobile' yang berarti kendaraan keliling dunia.

"Kami sudah berusia lanjut, makanya kami merupakan pensiunan perusahaan, dokter dan lain-lain," Fritz saat di kantor Polres Garut, Senin (22/72013).

Sekitar bulan Agustus 2011 lalu, rombongan yang sebenarnya berjumlah 20 kendaraan besar tersebut berangkat dari Jerman kemudian singgah ke Eropa Timur, Afrika Utara, pegunungan Kaukasus, Irak, Iran, Pakistan, India, Bangladesh, Thailand, Malaysia dan masuk Indonesia.

"Jadi masuk Indonesia baru sekitar 3 minggu lalu, masuk dari Batam," ungkap Fritz.

Di Indonesia, rombongan tersebut sudah sempat singgah di Pekanbaru, Gunung Krakatau, Jakarta, Purwakarta, Subang, Bandung dan Garut. Dari kota dodol tersebut, mereka akan menuju Banjar, kemudian menuju Candi Borobudur, Bali, Timor Leste, Australia, Amerika Selatan, Amerika Utara dan kembali ke Eropa.

"Memang perjalanan kami masih panjang. Hanya untuk di Indonesia kami hanya mentargetkan selama 5 minggu, sehingga sisanya 2 minggu lagi di Indonesia," ceritanya.

Selama di Mapolres Garut, para pelancong ini tidur di mobil masing-masing. Sesekali mereka juga diberi makan oleh para polisi.

"Para personel Polres Garut sangat ramah, suka memberi hadiah (makanan) sehingga kami di sini harus bersih-bersih, " ujar Christine (20) salah seorang peserta.

Makanan yang disuguhkan sebenarnya tak cocok dengan perut warga negara Jerman. Ada beberapa yang mengeluh sakit perut. Namun ada satu makanan yang mereka suka, yakni dodol.

"Kami diberi makanan yang sangat manis ini, Ya, dodol, ini menyembuhkan sakit perut," ungkap Christine.

Saking senangnya makan dodol, dia membawanya sebanyak tiga kantong plastik untuk disantap di perjalanan. "Saya senang disini, saya cinta polisi di Garut," pungkasnya sambil berlalu.

(mad/ddn)

0 comments:

Post a Comment