Wednesday, January 20, 2016

Jangan Paksakan Kalau Mobil Sudah Overheat

Jangan Paksakan Kalau Mobil Sudah OverheatJakarta - Saat perjalanan jauh, tak sedikit mobil yang mengalami overheat yaitu suatu keadaan ketika mesin mobil terlalu panas. Sebelum berdampak parah, sebaiknya pengemudi tidak melanjutkan perjalanan terlebih dahulu ketika mengalami overheat.

Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor, Anjar Rosjadi mengatakan, setiap mobil pasti memiliki indikator suhu mesin. Beberapa mobil menggunakan indikator jarum yang menunjukkan huruf 'C' (dingin) dan 'H' (panas) atau ada beberapa mobil yang dilengkapi indikator digital.

"Untuk mobil yang pakai indikator jarum, kalau normal, dia (jarum indikator) biasanya di atas setengah. Di 3/4 antara 'C' dan 'H' tapi tidak sampai 'H'. Biasanya awal-awal dia di tengah, tapi di perjalanan biasanya dia di 3/4, tapi enggak akan sampai ke 'H'," kata Anjar kepada detikOto saat ditemui di Technical & Training Center PT Astra Daihatsu Motor, Sunter, Jakarta.

Atau, pada kendaraan yang dilengkapi indikator digital, ketika indikator suhu panas tiba-tiba menyala saat dikendarai atau saat mobil berjalan, kemungkinan mesin mengalami overheat. Anjar menegaskan, ketika indikator suhu menunjukkan mesin terlalu panas (overheat) sebaiknya pengemudi jangan memaksakan.

"Ketika si pengendara sudah melihat posisi di 'H', itu harus ke pinggir langsung (tidak melanjutkan perjalanan sementara). Kenapa harus ke pinggir langsung, karena semakin dia paksakan kondisi overheat, itu kan panas yang terjadi semakin berlebih. Akan banyak komponen kendaraan yang terimbas," sebut Anjar.

Biasanya, kata Anjar, dampak ringan yang dialami ketika overheat ada bunyi-bunyi kasar, AC tak mengeluarkan suhu d ingin dan ketika dijalankan mobil terasa tidak enak. Namun, dampak terparahnya ketika mobil dalam kondisi overheat dan tetap dipaksakan, komponen vital pada kendaraan bakal kena imbasnya.

"Overheat itu biasanya pertama cylinder head-nya bisa melengkung. Kalau dia paksakan, lalu cylinder head melengkung, pendinginan kan jadi bocor. Itu udah tambah banyak macam-macam masalah lagi. Terus juga kan banyak plastik-plastik di area situ. Material-material plastik seperti intake manifold, itu bisa meleleh juga," kata Anjar.

Kalau dipaksakan hingga air pendingin kering, lanjut Anjar, maka akan semakin banyak kerugian yang harus ditanggung. Parahnya lagi, kendaraan tak bisa digunakan untuk melanjutkan perjalanan lagi.

"Jadi kalau udah menangkap indikasi bahwa overheat, buru-buru ke pinggir. Tahap pertama tenang dulu. Lalu matikan mesin, tunggu agak adem sedikit, kemudian cek air radiator. Kalau dilihat kurang, isi air radiator," saran Anjar.

Namun, k ata Anjar, bagi pengendara yang sedang melakukan perjalanan jauh, sebaiknya setelah mengisi air radiator langsung mencari bengkel terdekat. Hal itu untuk memastikan apa penyebab overheat.

"Sebenarnya sih bisa kalau perjalanan pendek-pendek, isi air radiator, nanti panas sedikit berhenti, isi lagi. Tapi kalau perjalanan jauh enggak mungkin itu dilakukan. Apalagi kalau udah kejebak macet. Perjalanan makin panjang, waktu terbuang sia-sia. Jadi sebaiknya isi air radiator untuk ke bengkel terdekat," kata Anjar.

Sementara itu, beberapa orang beranggapan bahwa, mematikan AC bisa mengatasi masalah overheat. Padahal, Anjar menyebut, mematikan AC tidak terlalu signifikan mengatasi masalah overheat.

"Pada prinsipnya dia akan tetapoverheat. Cuma mungkin dia waktunya lebih pendek. Kenapa? Karena AC itu kan menambah beban pada mesin. Ketika AC dimatikan, bebannya berkurang. Tapi kan beban yang berkurang juga enggak signifikan. Kasarnya kalau tadi 20 km akanoverh eat, paling kalau AC dimatikan 20,5 km baruoverheat. Maksudnya enggak signifikan. Jadi lebih baik minggir karena menghindari kerusakan pada kendaraan," saran Anjar.


(rgr/ddn)

0 comments:

Post a Comment