Monday, April 11, 2016

Niat Baik Mahasiswa untuk Tekan Polusi Melalui Mobil Listrik

Niat Baik Mahasiswa untuk Tekan Polusi Melalui Mobil ListrikJakarta - Mobil bertenaga listrik yang ramah lingkungan kini telah digunakan di berbagai negara. Indonesia juga tak ingin ketinggalan. Mahasiswa dari kampus-kampus ternama sudah membuat terobosan baru dalam pengembangan mobil listrik.

Memang, mobil listrik yang dikembangkan para mahasiswa ini awalnya digunakan untuk mengikuti ajang Kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI). Namun ke depannya, tidak menutup kemungkinan mahasiswa-mahasiswa di Indonesia mengembangkan mobil listrik untuk diproduksi massal.

Ahmad Suhanda Tim Jalak Harupat Universitas Pasundan mengatakan, awal pengembangan mobil listrik ini mengacu pada masalah pemanasan global. Suhanda dan timnya ingin menekan polusi.

"Awal pengembangannya kita gara-garanya sekarang kan global warming, polusi. Kita ingin menekan polusi. Mencari solusi untuk tidak makin memburuk," kata Suhanda kepada detikOto saat ditemui di booth mobil listrik mahasiswa di IIMS 2016, Senin (11/4/2016).

Dia mengatakan, mobil listrik ini dikembangkan untuk perlombaan. Namun, timnya juga punya mimpi untuk membuat mobil listrik yang bisa dipakai sehari-hari.

"Semuanya sesuai dengan regulasi perlombaan. Dikembangkan untuk dipakai sehari-hari, sekaligus untuk lomba. Semua dikembangkan dari nol, kita bikin mobil semuanya di kampus, dikerjakan sekitar 20 orang satu tim," ujarnya.

Dalam kondisi baterai penuh, mobil listrik karya Universitas Pasundan ini mampu menempuh jarak hingga 40 km dengan kecepatan 65 km/jam. Mobil ini memiliki kapasitas 1 awak.

"Kita belum dapat dukungan dari mana-mana. Kita dari kampus. Kita di sini juga mencari dukungan dari yang lain. Kita cari sponsor," ujar Suhanda.

Sama halnya dengan Suhanda dan timnya, Muhammad Yasrin dari Politeknik Negeri Jakarta juga mengembangkan mobil listrik untuk kompetisi. Dia menyatakan, untuk membuat mobil listrik ini, tantangan terberatnya adalah ketersediaan dana.

"Biaya pengembangan itu mahal. Ini kita habis hampir ratusan juta," sebutnya kepada detikOto.

Begitu juga dengan tim Arjuna dari Universitas Gadjah Mada. Luqman Adi Prasetya, salah satu tim Arjuna mengatakan, pihaknya memiliki keinginan untuk memproduksi massal mobil listrik. Hanya, sekali lagi kendalanya adalah masalah dana.

"Kami sih penginnya seperti itu. Cuma kendalanya di dana," ujarnya.
(rgr/lth)

0 comments:

Post a Comment