Sunday, January 13, 2013

Danet: Dahlan Iskan Harusnya Training Cara Nyetir Tucuxi

Danet: Dahlan Iskan Harusnya Training Cara Nyetir Tucuxi Jakarta - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengalami kecelakaan saat mengetes mobil sport listrik Tucuxi yang masih prototype. Pencipta Tucuxi Danet Suryatama menyesalkan hal tersebut. Dahlan seharusnya ditraining terlebih dahulu sebelum mengemudikan mobil itu.

Ketika sedang mengetes Tucuxi, Dahlan Iskan mengalami kecelakaan di Plaosan, Magetan beberapa waktu lalu. Ketika itu, Dahlan mengatakan kalau rem mobil ini blong dan sistem transmisi yang tidak menggunakan gearbox pun dikatakan sebagai salah satu penyebabnya karena pengendara tidak bisa menggunakan gaya perlambatan dari engine brake ketika rem bermasalah. Mengenai hal itu, Danet pun menjawabnya.

"Tidak benar bahwasanya pengereman Tucuxi hanya dapat dilakukan dengan menggunakan rem (tanpa menggunakan mesin) seperti dinyatakan oleh Pak Dahlan. Mobil Tucuxi diperlengkapi dengan motor controller yang mampu melakukan pengereman mesin/motor atau menghasilkan regenerative braking (pengereman regenerative)," jelas Danet dalam pernyataannya.

Menurut Danet, ada beberapa cara melakukan pengereman regenerative pada Tucuxi, yaitu mengangkat kaki dari pedal gas untuk memperlambat kendaraan dan/atau ganti driving selection.

Dengan pengereman regenerative, mesin/motor akan memperlambat kecepatan putarnya untuk berfungsi sebagai generator mengisi ulang baterai.

Lebih lanjut Danet menjelaskan kalau Tucuxi adalah mobil yang di desain tanpa menggunakan gear box (atau multi gear transmission system).

Tucuxi didesain menggunakan single speed reduction gear (satu gigi penurun kecepatan) sebagai transmisinya. Transmisi satu gigi ini dipergunakan karena motor listrik (AC atau DC) mempunyai range yang lebar untuk putaran motornya (wide range rpm). Tucuxi mempunyai efisiensi tinggi pada motornya serta mampu memperoleh torsi maksimum pada saat awal kendaraan melaju.

Penggunaan single speed reduction gear pada kendaraan listrik banyak dilakukan oleh berbagai kendaraan listrik dunia termasuk Tesla Roadster, Ariel Atom Wrightspeed X1, Ford Focus Electric, Mitsubishi I-MiEV, Nissan Leaf EV dan masih banyak lagi.

Danet lalu mengatakan kalau pada dasarnya setiap pengendara yang baru pertama kali mengendarai mobil seperti ini harusnya melakukan training mengemudi terlebih dahulu agar dia bisa mengenali mobil dengan baik. Dengan begitu, resiko pun bisa direduksi.

"Setiap konsumen pembeli/pengguna mobil listrik seyogyanya menjalani training yang cukup untuk mengoperasikan kendaraan listrik diberbagai medan jalan," kata Danet.

"Meski Tucuxi sudah dilengkapi dengan high performance brake modules di depan dan belakang yang kompeten dari Wildwood Engineering Inc., USA, melakukan pengereman dengan hanya rem kaki, apalagi dengan menginjak rem secara keras dan terus-menerus, ketika menuruni pegunungan adalah tindakan fatal. Hasil yang sama - yaitu terbakarnya rem yang mengakibatkan kehilangan daya cengkeram (brake fading) - akan dialami oleh kendaraan lain bila pengereman secara keras dan terus-menerus dilakukan," lanjutnya.

"Seharusnya, pengereman dengan mesin dilakukan dengan mengikutkan penggunaan rem kaki dan tangan secara proporsional," imbuh Danet yang sebelumnya berkarir di Amerika ini.

Danet lalu menjelaskan kalau mereka begitu cepat disingkirkan ketika mobil selesai dirakit. Hal inilah yang membuat tim Danet jadi tidak bisa memberikan training mengemudi untuk Dahlan sebagaimana yang mereka inginkan.

"Keinginan menggebu untuk menyingkirkan kami secara cepat (21 Desember 2012 malam) dan langsung digantikan oleh Ricky Elson (pihak pak Dahlan) dan Kupu-kupu Malam mengakibatkan tidak adanya kesempatan bagi kami memberikan training ke calon pengendara (dalam hal ini pak Dahlan) untuk lebih mengenali Tucuxi," lugas Danet.

Danet pun mengakui kalau mobil listrik Tucuxi adalah sebuah prototype dan karena ini adalah kendaraan pertama maka mobil tersebut seharusnya menjalani uji coba dahulu secara masak sebelum dipergunakan kemana-mana dan di arena yang sulit.

"Tim kami sedang mengatur jadwal uji kendaraan sewaktu kami dilarang memelihara Tucuxi. Banyak rencana yang ingin kami wujudkan dengan Tucuxi; proper uji coba, sertifikasi, proper serah terima, training bagi pengendara, formal launching layaknya produksi mobil, dsb. Semua rencana itu punah dengan disingkirkannya kami," sesal Danet.

"Semoga dengan adanya kecelakaan ini tidak menghapus kenyataan adanya pembongkaran oleh pihak Kupu-kupu Malam dan pihak pak Dahlan. Untuk itu kami kirim lagi beberapa foto bukti pembongkaran yang tidak hanya terjadi pada system rem Tucuxi," ujar Danet.

Sementara itu Menteri BUMN Dahlan Iskan beberapa waktu lalu mengatakan kalau dirinya ingin menjadi orang pertama yang menjajal mobil-mobil listrik buatan bangsa meski biasanya untuk urusan test drive, ada orang-orang teknis yang memang memiliki keahlian teknis di bidang otomotif.

"Untuk pengembangan mobil listrik nasional saya siap menaruh diri saya bahkan siap mempertaruhkan nyawa saya," tegas Dahlan Iskan di Jakarta, Selasa (8/1/2013).

Buktinya, menurut Dahlan setiap ujicoba mobil listrik karya anak bangsa dirinya selalu turun tangan dalam melakukan pengujian. Sebelum menguji mobil listrik Tucuxi miliknya, Dahlan juga sempat menguji mobil listrik milik Dasep Ahmadi.

Kedua mobil ini diuji sejauh 1.000 km. Namun dalam pengujian mobil listrik Tucuxi yang belum mencapai sejauh 1.000 km harus tersendat karena rem mobilnya blong dan hancur menabrak tebing.

"Saya memutuskan untuk selalu menguji mobil listrik sendiri tanpa menyuruh orang lain. Jadi apapun risikonya saya siap menanggungnya," lugasnya.

Ketika ditanya kenapa tidak menyuruh orang lain dalam hal pengujian mobil listrik ini?

Menurut Dahlan, bila dia menyuruh orang lain untuk melakukan uji coba kendaraan itu, maka orang lain itu yang akan kehilangan nyawa. Selama demi kepentingan ilmu pengetahuan, Dahlan siap mengorbankan apa pun.

"Setelah saya lolos dari kanker hati, saya bertekad badan saya boleh dipakai untuk uji coba apapun meskipun berisiko untuk badan saya," tegasnya.

0 comments:

Post a Comment