London - Sejak dahulu kala selalu ada orang yang ingin memecahkan rekor. Termasuk rekor melintasi benua Afrika dari ujung selatan hingga ke utara untuk kemudian sampai ke London, Inggris. Dan kandidat berikut ini cukup unik, karena mau memecahkan rekor tersebut dengan menggunakan sebuah city car.
Bila biasanya para penjelajah selalu menggunakan Sport Utility Vehicle (SUV) untuk melakukan petualangan, Philip Young dan Paul Brace nampaknya tidak berpikir seperti itu.
Sebab, alih-alih menggunakan SUV seperti Jeep atau Pajero, mereka lebih memilih sebuah mobil mungil, Fiat Panda untuk menemaninya melintasi keganasan benua Afrika hanya dalam waktu 10 hari.
Ya, tantangan ini bukanlah tantangan yang mudah mengingat mereka harus melalui 16.000 km jalan melintasi dua benua dan melalui 11 negara.
Menurut rencana, dua pria Inggris ini akan berangka dari Cape Town, Afrika Selatan menuju Inggris dalam waktu 10 hari untuk memecahkan rekor saat ini yang berada di angka 14 hari, 19 jam dan 26 menit yang telah bertahan sejak 1983.
Pemilihan Fiat Panda pun terbilang cukup eksentrik. Sebab mobil ini hanya memiliki mesin 875 cc yang dirancang untuk jalanan perkotaan.
"Kita bisa mengambil pilihan yang mudah dan melakukannya dengan kendaraan besar yang bagus, tapi melakukannya di sebuah mobil kecil merupakan tantangan yang jauh lebih besar," kata Young seperti detikOto kutip dari Telegraph.
Pemilihan mobil ini menurut Young bukanlah tanpa pertimbangan. Diluar tubuhnya yang mungil, efisiensi mobil ini menurut mereka tergolong tinggi. Dan bila tangki bensinnya ditambah, maka mereka bisa melintasi 600 mil tanpa berhenti.
Karena ini adalah petualangan panjang dalam target waktu yang sangat singkat, maka mereka harus berkendara 1.600 km per hari.
Pemanas makanan sudah mereka tempatkan di mobil ini agar mereka dapat membuat makanan di dalam mobil. Selagi seorang mengemudi, seorang lain diantara mereka akan tidur di kursi belakang yang kecil. Dan bila mereka berhasil, petualangan ini akan mereka jadikan sebagai media mengumpulkan uang untuk membantu pertanian di Afrika.
Meski begitu, mereka tetap harus melalui jalanan Afrika yang tidak bisa dibilang bagus. Mereka pun tidak mau bernasib seperti petualang di tahun 1914 yang harus gagal menjelajah dari Cape Town ke Kairo, Mesir setelah pengemudinya dimakan macan tutul.
0 comments:
Post a Comment