Wednesday, January 30, 2013

Toyota Indonesia Masih Andalkan Baja Impor

Toyota Indonesia Masih Andalkan Baja Impor Jakarta - Kualitas baja dalam negeri masih tergolong rendah. PT Toyota Motors Manufacturing Indonesia (TMMIN) pun terpaksa menggunakan baja impor untuk memproduksi mobil-mobil Toyota.

Saat ini rata-rata mobil rakitan lokal mengandung 40-45 persen elemen baja untuk memproduksi beberapa model, yakni SUV Fortuner, Innova dan Rush.

Hal demikian dikatakan oleh General Manager External Affairs TMMIN, Irwan Priyantoko di sela-sela media gathering di Gran Melia, Jakarta, Rabu (30/1/2012).

"Rasanya pengalaman Toyota belum bisa menggunakan baja dalam negeri karena, baja dalam negeri belum siap. Harus ada komitmen kita untuk tingkatkan kualitas baja lokal," kata Irwan.

Menurutnya, sampai saat ini kualiatas baja lokal masih tergolong rendah. Toyota pun tidak bisa mengandalkan baja lokal, meski didorong banyak faktor.

Dan untuk mengantisipas permintaan mobil dalam negeri dan luar negeri, TMMIN memanfaatkan baja impor dari Jepang dan Korea. Dan mau tidak mau TMMIN impor baja.

"Pertanyaan sampai mana kualitas baja dalam negeri. Dalam negeri belum siap, sementara ketergantungan impor masih kuat," pungkasnya.

Di sisi lain, TMMIN saat ini tidak bisa menahan naiknya harga baja impor dari Jepang dan Korea. Seluruh pasokan digunakan untuk mobil-mobil Toyota sudah mengalami kenaikan.

Namun dengan kenaikan harga baja impor, biaya produksi mobil tidak serta merta dilimpahkan ke konsumen. Bahkan Toyota berani bertanggungjawab mahalnya harga mobil dengan menanggung biaya yang dilimpahkan ke produsen.

"Selama ini baja kita impor. Biasanya jika ada biaya kenaikan cost dan setelah dihitung-hitung konsumen tidak sanggup mau tidak mau biaya kita tanggungkan ke produsen," ucapnya.

Dan kejadian ini, sebenarnya tidak bisa hindari. Produsen mobil Toyota harus terus produksi mobil sementara tekanan biaya melambung.

"Tidak ada alternatif, mau tidak mau kita harus impor," tutup Irwan.

0 comments:

Post a Comment