Saturday, September 12, 2015

Ini Efek Negatif yang Diterima Pengemudi Saat Macet

Ini Efek Negatif yang Diterima Pengemudi Saat MacetJakarta - Jakarta dan Surabaya menjadi salah satu kota dengan angka kemacetan tertinggi di dunia. Kondisi mengemudi berhenti-jalan (Stop-Start) di dua kota ini termasuk yang tertinggi di dunia.

Hasil riset TomTom dan Castrol yang di publikasikan pada September 2013 menyebutkan Jakarta menduduki posisi ke-tujuh dengan rata-rata 28,080 stops dan Surabaya menduduki posisi ke-10 dengan 24,630 stops per tahun.

Menurut psikolog Roslina Verauli, terjebak macet di jalan seperti ini itu memenuhi kriteria dua dari empat stressor (pemicu stres) utama, yaitu frustrasi dan adanya pressure (tekanan).

"Macet memenuhi 2 kriteria stressor, pertama frustrasi, dan kedua ada pressure dalam hal waktu kita tertekan, kok enggak nyampe-nyampe, 2 faktor gini bisa membuat kita stres. Dampaknya individu jadi tertekan, dalam jangka panjang, karena tubuh manusia tidak mampu menghadapi stres jangka panjang," ujar psikolog yang akrab dipanggil Vera ini dalam acara Castrol MAGNATEC Stop-Start Family Fest, di Kidzania, Pacific Place, SCBD, Jakarta, Sabtu (12/9/2015).

Dampak bagi keluarga pun ada, karena terkena macet, waktu berkualitas dan berkuantitas untuk keluarga jadi berkurang.

"Sudah capek berangkat lebih pagi, pulang lebih malam. Dari survei yang digelar CNN, 70 persen orang ingin menghabiskan waktu bersama keluarga lebih banyak. Untuk menguatkan lagi, ada survei dari WHO yang menyebutkan 51 persen orang lebih memilih punya waktu daripada punya uang," ujarnya.

Jadi kemacetan menghilangkan segala-galanya. Bagi tubuh manusia membawa stres, sedangkan ke rumah, jadi tidak gembira.


0 comments:

Post a Comment