Wednesday, October 7, 2015

Begini Cara Maserati Indonesia Siasati Kondisi Lesunya Pasar

Begini Cara Maserati Indonesia Siasati Kondisi Lesunya PasarJakarta - Kondisi perekonomian yang lesu ditambah sejumlah kebijakan perpajakan yang diberlakukan pemerintah, dinilai semakin memberatkan segmen pasar mobil mewah karena penjualan semakin seret. Menghadapi situasi seperti itu, PT Auto Trisula Indonesia mempunyai cara tersendiri . Seperti apa?

“Harus kami katakana jujur bahwa sitausi seperti ini, membuat segmen pasar premium juga ikut demam. Bukan karena faktor daya beli yang hilang tetapi skala prioritas calon konsumen lebih ke bisnis mereka. Urusan beli mobil jadi urutan kesekian dalam prioritas,” tutur Chief Executive Officer Maserati Indonesia, Fransiska Renata, di Nusa Dua, Bali.

Namun, kata Fransiska, pihaknya tak ingin hanya berkeluh kesah apalagi menyerah terhadap keadaan. Di tengah situasi seperti ini, penguatan citra merek untuk menguatkan posisi merek Maserati di Indonesia terus dilakukan.

“Rasanya tidak bijak, kalau kemudian kami hanya berdiam diri sembari menunggu keadaan. Kami kembali membangun brand awareness dan penguatan citra merek. Caranya ikut melibatkan calon konsumen pada Maserati Driving Experience,” ucapnya.

Untuk tahap pertama, acara ini digelar di Bali yakni di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). Untuk selanjutnya, akan digelar di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya.
Cara yang kedua adalah, Maserati tengah gencar berdiskusi dengan berbagai kalangan binis di semua sektor untuk membahas kemungkinan mengajukan permohonan agar pemerintah merivisi kebijakan penaikan tarif bea masuk impor.

“Sebab dengan kondisi seperti sekarang, rasanya kurang tepat untuk menaikan tarif bea masuk impor. Karena pelaku usaha menderita, dan tujuan pemerintah untuk mendapatkan tambahan penghasilan dari pajak justru tidak tercapai. Karena bisnis obyek pajak juga menyusut,” papar Fransiska.

Sedangkan cara ketiga yang dilakukan adalah dengan menawarkan program penjualan yang meringankan bagi calon konsumen yang benar-benar baru akan membeli Maserati. Memang, selama ini calon pembeli lebih suka membeli secara tunai keras atau tunai bertahap.


Namun dengan kondisi yang ada saat ini, Maserati juga menawarkan kemungkinan cara pembayaran dengan tunai bertahap dengan termin yang lebih banyak alias jangkwa waktu lebih lama.

“Saat ini pembeli Maserati sebagian besar orang-orang muda. Bahkan tak sedikit diantaranya yang berusia 30 â€Â" 40 tahun. Mereka umumnya juga telah mengerti atau tahu merek Maserati dari keluarga, kerabat, atau teman,” kata Fransiska.


(arf/arf)

0 comments:

Post a Comment