Friday, February 19, 2016

Benarkah Ada PHK di Industri Otomotif?

Benarkah Ada PHK di Industri Otomotif?Jakarta - Akhir-akhir ini beredar kabar banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan di beberapa perusahaan di industri otomotif. Perusahaan harus melakukan PHK karena pasar otomotif yang tengah turun.

Sebagian isu PHK ada yang salah, sisanya memang benar terjadi PHK. Salah satu perusahaan yang diisukan melakukan PHK besar-besaran itu adalah PT Astra Honda Motor (AHM).

Keputusan PHK besar-besaran itu dipercaya karena penjualan yang menurun. Dipercaya, salah satu strategi yang dilakukan perusahaan besar itu akibat penjualan yang menurun adalah dengan memutuskan hubungan kerja karyawannya. Lalu, benarkah AHM melakukan PHK besar-besaran?

"Kita AHM berpikir, market itu jangka panjang. Jadi situasi 2015-2016 (situasi ketika penjualan sepeda motor menurun), kita punya keyakinan itu adalah sementara. Karena demand sepeda motor di Indonesia itu besar. Cuma memang karena perekonomian turun maka penjualan turun," kata Direktur Pemasaran AHM Margono Tanuwijaya.

"Tapi itu kita yakin sementara. Kalau sementara, segala activity kita juga tidak akan delay. Orang (karyawab) kita anggap juga aset penting. Pabrik juga kita tidak delay. Kita 2014 akhir (buka) pabrik keempat, itu kita enggak tunda. Situasi begini (penjualan motor menurun) produk baru tahun lalu banyak, kita tidak tunda. Orang (karyawan)? Enggak. Jumlahnya (karyawan) kita tidak kurang," lanjutnya.

Margono mengatakan, jumlah karyawan AHM saat ini masih tetap sekitar 23 ribu. Tahun-tahun sebelumnya pun jumlah karyawannya juga sama, sekitar 23 ribu.

"Kalau ada (karyawan) yang keluar, karyawan kontrak ada yang keluar. Itu kan proses normal karena ada kontrak. Kont rak, selesai, evaluasi, kalau kurang produktif, kita ganti. Itu normal, enggak usah 2015, 2014 itu (karyawan keluar akibat habis kontrak) juga jalan," jelas Margono.

Mitsubishi pun diisukan melakukan PHK untuk karyawan di PT Krama Yudha Ratu Motor (KRM), kabar itu menyebutkan sekitar 200 orang karyawan di PHK. KRM merupakan perusahaan perakit kendaraan niaga (Colt Diesel dan Fuso), kendaraan niaga ringan (Colt L300, Colt T120ss), dan kendaraan penumpang (Outlander Sport).

Mitsubishi buru-buru menepis kabar tak sedap itu, yang sebenarnya terjadi adalah PT KRM telah melakukan Early Retirement Program (ERP) yang ditawarkan kepada para karyawan dan program ini bersifat sukarela dan tanpa ada paksaan sedikit pun dari pihak perusahaan.

Melalui program ini para karyawan mendapat benefit yang baik dan berbeda dengan yang diberitakan sebelumnya. PT KRM mempekerjakan sekitar 1.800 orang karyawan. Dari jumlah ini, karyawan yang telah mengambil progr am ERP ini berjumlah sekitar 183 orang, sehingga saat ini total karyawan yang masih/tetap bekerja di PT KRM adalah sekitar 1.600 orang.

Perusahaan melakukan program ini dilatarbelakangi oleh penurunan permintaan kendaraan secara nasional.

"Kepada konsumen kendaraan Mitsubishi, informasi ini tentunya tidak mempengaruhi layanan penjualan dan purna jual yang prima dari Mitsubishi," tulis Mitsubishi dalam pernyataannya.

Jika Mitsubishi dan AHM mengelak adanya PHK, maka Hyundai, Ford, dan Harley-Davidson mengakui adanya kebijakan pengurangan karyawan.

Hyundai tahun lalu mengurangi jumlah karyawan sampai 15 persen. "Kita tahun lalu ada pengurangan 15 persen. Kita ada pengurangan tapi terus terang pengurangan tersebut lebih di redudency pekerjaan. Misalnya di satu departemen ada 4-5 orang mungkin cuma jadi 4, departemen lain yang ada 6-7 orang mungkin cuma jadi 5. 15 persen itu termasuk salesman yang tidak mencapai target juga jadi kit a stop," jelas Presdir PT Hyundai Mobil Indonesia Mukiat Sutikno.

Sementara PT Mabua Motor Indonesia yang tahun lalu resmi berhenti sebagai agen penjual Harley-Davidson di Indonesia, telah melakukan efisiensi kepada karyawan kontrak sejak awal tahun 2015. Sedangkan Ford melakukan PHK karyawan Ford Motor Indonesia setelah Ford memutuskan mundur dari pasar otomotif nasional.


(rgr/ddn)

0 comments:

Post a Comment