Thursday, April 14, 2016

Mimpi Indonesia Kalahkan Thailand

Mimpi Indonesia Kalahkan ThailandJakarta - Industri otomotif Indonesia saat ini memang masih kalah dengan Thailand mengingat Thailand bisa mengekspor 1 juta unit mobil per tahun, sementara Indonesia baru mengekspor 200 ribu unit. Namun dipercaya, industri otomotif Indonesia bakal melampaui Thailand.

Mantan Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Noergadjito menyebut, industri otomotif Indonesia sebenarnya sudah berkembang dengan baik. Makanya, Noergadjito yang mengakhiri jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal Gaikindo pada 31 Mei 2016 ini percaya industri otomotif Indonesia bakal melampaui Thailand ke depannya.

"Nah kalau industri sih saya kira sudah berkembang dengan baik. Walaupun sec ara formal kan 1,9 juta itu izinnya. Kalau sesungguhnya bisa lebih. Jadi kalau tambah dua jam (shift produksi mobil) sudah melebihi lah. Yang penting sekarang kan kapasitasnya 1,9 juta kan baru dipakai 1,1 juta. Jadi masih belum terpakai seluruhnya. Semuanya tergantung dari market. Kalau market demand naik, industri enggak sulit untuk memenuhinya," kata Noergadjito.

Memang, soal ekspor Thailand yang mengungguli Indonesia itu adalah kebijakan masing-masing merek kendaraan. Kemungkinan, kata Noergadjito, produksi mobil di Thailand lebih menguntungkan.

"Kalau ekspor itu policy pemegang merek. Kemungkinan di sana (Thailand) lebih menguntungkan. Tapi itu kan dulu. Sekarang kan lain. Sekarang kan domestik Thailand cuma 881 ribu (lebih rendah dari Indonesia yang penjualan mobil domestiknya mencapai 1 jutaan). Nantinya bisa pindah ke Indonesia untuk jadi basis produksi. Contoh Vios dan Yaris itu dipindah dari Thailand ke sini kan untuk ekspor," terang Noergadjito.< br/>
Dia percaya industri otomotif Indonesia bisa lebih unggul. Sebab, dari penjualan kendaraan bermotor domestik, pada 2015 lalu Indonesia lebih banyak dibandingkan Thailand. Namun saat ditanya perkiraan kapan Indonesia bisa mengungguli Thailand, Noergadjito belum tahu pasti.

"Sekarang sudah mulai sih, jadi saya percaya. Saya enggak tahu lah (kapan bisa mengungguli Thailand). Tapi pasti. Karena kalau investor yang penting pasar domestik dulu. Sekarang kalau pasar domestiknya itu membuat saya bisa bekerja dengan ekonomis maka saya akan investasi di sini. Sehingga kalau menurut ahli mereka dari anggota kami itu kalau bisa menjual domestik 200 ribu unit per bulan, berarti 24 ribu per tahun, mereka pasti minimum assembling. Tapi kalau cuma assembling kan ada perpajakan. Bandingkan kalau impor CBU 50 persen dibanding impor CKD murni tanpa ada yang dikurangi hanya bayar 10 persen. Atau, CKD minus jadi CKD sisa komponennya dibuat lokal saya hanya bayar 7,5 persen. Kal au perhitungannya menguntungkan pasti diproduksi di sini. Tapi kalau mereka jualnya 200 ribu unit enggak usah disuruh, pasti bikin di sini. Karena tidak kompetitif kalau kita impor," jelas Noergadjito.

Pembangunan infrastruktur, menurut Noergadjito juga bisa menguntungkan. Dengan adanya pembangunan infrastruktur, market otomotif domestik bisa terdongkrak.

"Kalau program kabinet sekarang mengenai pembangunan infrastruktur bejalan dengan baik, cepat, on time, pasti itu akan meningkatkan market juga. Terutama meningkatkan market untuk mobil niaga, untuk proyek. Sekarang kan turun, ya naik sedikit kemarin tapi prinsipnya turun," ujarnya.


(rgr/ddn)

0 comments:

Post a Comment