Wednesday, June 15, 2016

Ini Keunggulan Teknologi Mobil Bio-etanol yang Diklaim Nissan

Ini Keunggulan Teknologi Mobil Bio-etanol yang Diklaim NissanYokohama - Nissan saat ini sedang mengembangkan teknologi kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Pabrikan itu mengembangkan mobil berbahan bakar bio-etanol yang diklaim lebih murah, lebih aman dan lebih ramah dibanding mobil hidrogen.

Sistem Nissan yang menggunakan bio-etanol berasal dari tanaman terbarukan seperti jagung atau tebu, dan infrastruktur pengisian bahan bakar sebagian besar sudah ada.

Seperti diberitakan Automotive News, Kamis (16/6/2016), teknologi yang diberi nama sel bahan bakar e-bio ini memang membutuhkan langkah tambahan dibanding mobil sel bahan bakar hidrogen. Teknologi ini akan mengubah etanol menjadi hidrogen untuk menghasilkan tenaga listri k.

Meski ada proses ekstra dibanding mobil hidrogen, Nissan mengklaim bahwa sistem sel bahan bakar e-bio ini memiliki beberapa keunggulan. Pertama, bahan bakar etanol jauh lebih banyak tersedia dibanding hidrogen. Teknologi ini juga tidak memerlukan stasiun pengisian bahan bakar khusus.

Selain itu, Nissan juga mengoperasikan sistem itu pada temperatur yang jauh lebih tinggi. Itu berarti, sistem ini tidak memerlukan logam mulia yang mahal sebagai katalis. Ini juga lebih murah karena tidak menggunakan serat karbon berteknologi tinggi sebagai tangki bahan bakarnya.

Keunggulan lainnya adalah, teknologi yang dikembangkan Nissan ini tidak memerlukan etanol murni. Ini bisa dicampur dengan 55 persen air sehingga bisa lebih murah.

Meski memiliki beragam keunggulan, Nissan mengakui bahwa mereka perlu meningkatkan manajemen sistem panas. Sebab, perubahan panas ke suhu dingin ekstrem bisa menekan daya tahan. Dan, karena sistem ini bekerja maksimal pad a suhu tinggi, respon mengemudi akan terganggu sampai sistem memanas.

Berbeda dengan mobil hidrogen tradisional seperti Toyota Mirai dan Honda Clarity yang hanya mengeluarkan uap air dan panas, sistem yang dikembangkan Nissan ini memancarkan uap air, panas dan karbon dioksida. Karbon dioksida itu adalah hasil dari reformasi etanol menjadi hidrogen.

Namun, Nissan berpendapat bahwa sistem ini lebih baik. Sebab, karbon dioksida yang dilepaskan sistem ini akhirnya dibutuhkan tanaman untuk membuat etanol. Karbon tertampung di sebuah lingkaran tertutup.

====
Keterangan Foto:
Pengetesan sel bahan bakar dari tenaga bio etanol. Sistem ini memiliki e-bio fuel-cell dilengkapi dengan generator tenaga SOFC. SOFC mengutilisasi hasil reaksi berbagai jenis bahan bakar, mulai dari etanol, gas alam, dengan oksigen untuk menghasilkan listrik dengan efisiensi tinggi.


(rgr/ddn)

0 comments:

Post a Comment