Thursday, November 20, 2014

Penjualan Mobil Indonesia Bisa Samai Thailand

Penjualan Mobil Indonesia Bisa Samai ThailandJakarta - Thailand saat ini menjadi negara dengan angka penjualan mobil tertinggi di kawasan ASEAN. Namun bukan hal yang mustahil, Indonesia bisa menyaingi Thailand.

"Thailand memang lebih tinggi, namun saat ini turun penjualan Thailand sedang turun, sedangkan untuk Indonesia terus naik dan masih akan terus berkembang. Jadi kami melihat otomotif Indonesia akan sama seperti Thailand," kata Vice President and General Manager J.D Power Singapore, Asia Pasific Operations, Gerrit Kuyntjes di Jakarta.

Dirinya menilai, pasar Indonesia akan memiliki segmen-segmen baru.

"Market Indonesia sangat signifikan, memang di Thailand lebih dahulu melahirkan LCGC dibandingkan dengan Indonesia. Dan di Thailand dan Indonesia mungkin kondisinya sama (industri otomotif), kemungkinan akan ada generasi baru yang lebih muda dan baru, dengan segmen baru," tambahnya.

Meski begitu, faktor kenaikan harga BBM, kenaikan pajak akan menghambat angka penjualan mobil di tahun depan. "Kami melihat penjualan mobil di Indonesia tidak akan naik di tahun depan, tapi akan tetap sama seperti tahun ini," tambahnya.

Namun urusan jaringan after sales, Indonesia telah melampaui Thailand, itu berdasarkan hasil riset dari JD Powers.

"Kami melakukan survei berdasarkan 2 kategori, pertama berdasarkan volume (jumlah kendaraan) dan Service (memberikan pelayanan kepada konsumen). Dan saat ini kami melihat untuk volume Indonesia sudah mendekati Thailand," katanya.

Namun lanjut Gerrit, Indonesia memiliki jaringan after sales yang lebih bagus dibandingkan Thailand

"Untuk jaringan after sales, Indonesia lebih baik dibandingkan Thailand. Karena kalau di Thailand setiap jaringan itu memiliki konsep owner, berbeda dengan Indonesia, yang konsepnya main diler berada di bawah group perusahaan seperti Astra atau indomobil,"

"Kalau di Thailand mereka akan larinya mengarah ke bisnis, dimana setiap pemilik ingin mengambil untung sebesar-besarnya. Sedangkan di Indonesia, itu harus seuai dengan keputusan perusahaan," katanya.

0 comments:

Post a Comment