Wednesday, April 3, 2013

Polusi Udara Parah di China Tewaskan 1,2 Juta Orang Tiap Tahun

Polusi Udara Parah di China Tewaskan 1,2 Juta Orang Tiap Tahun Jakarta - Parahnya polusi udara di China sudah sampai pada tahap yang memprihatinkan selama beberapa tahun terakhir. Diperkirakan, tingkat polusi udara di luar ruangannya 25 kali lebih tinggi daripada batas aman di AS. Akibatnya, jutaan orang meninggal akibat udara kotor tiap tahun.

Bulan Desember 2012 lalu, jurnal medis The Lancet merilis data penelitian berjudul 2010 Global Burden of Disease Study. Hasilnya menjelaskan bahwa ada sekitar 1,2 juta kematian prematur yang berkaitan dengan polusi udara di luar ruangan sepanjang tahun 2010 di China.

"Efek polusi udara umumnya muncul dalam populasi rapuh. Penderita asma umumnya lebih rentan terhadap efek polusi udara. Juga anak-anak yang sangat muda dan yang tinggal di daerah tercemar untuk waktu lama," kata peneliti, Robert O'Keefe dari Health Effects Institute di Boston seperti dilansir Medical Daily, Rabu (3/4/2013).

Para peneliti menghitung bahwa materi partikel polusi merupakan faktor risiko pemicu kematian nomor 4 terbesar di China. Di seluruh dunia, partikel polusi di China menempati peringkat ke-7 dalam daftar risiko penyebab kematian. Diperkirakan, polusi udara di luar ruangan menyebabkan 3,2 juta kematian orang di seluruh dunia pada tahun 2010.

Ancaman kesehatan dari polusi udara di China semakin memburuk selama 3 tahun hingga tahun 2013 kini, terutama di kota-kota bagian utara seperti Beijing. Kemarahan masyarakat mendesak pemerintah melakukan pembacaan polusi per jam untuk 74 kota di China sejak awal tahun ini.

Seiring meningkatnya polusi udara, jumlah kematian prematur selepas tahun 2010 juga cenderung meningkat. Menurut laporan penelitian yang disponsori Bank Dunia pada tahun 2007, diperkirakan sebanyak 400.000 orang meninggal karena polusi udara di China tiap tahun atau sepertiga dari jumlah korban tahun 2010.

Pemerintah kota Beijing telah berjanji mengurangi polusi udara sebesar 15 persen selama 3 tahun. Namun jumlah tersebut masih dianggap kecil jika dibandingkan dengan meningkatnya penggunaan batubara oleh pabrik-pabrik di provinsi sekitarnya.

Di India dan China, kematian akibat polusi udara merupakan yang terparah se-Asia di mana terjadi pertumbuhan besar dalam jumlah penduduk, tingkat konsumsi, infrastruktur dan energi. Sebaliknya di AS, polusi udara kini kurang begitu dianggap sebagai ancaman setelah sebuah penelitian memperkirakan jumlah kematian akibat polusi akan turun menjadi sekitar 36.000 jiwa pada tahun 2016 nanti.

Menurut Environmental Protection Agency (EPA) di AS, polusi udara luar ruangan, terutama dari ozon yang berlebih di udara, dapat memicu berbagai masalah kesehatan seperti nyeri dada, batuk, iritasi tenggorokan dan hidung mampet. Polusi juga dapat memperparah bronkitis, emfisema dan asma.

(pah/syu)

0 comments:

Post a Comment