Wednesday, April 10, 2013

Produsen Jangan Asal Klaim Irit BBM

Produsen Jangan Asal Klaim Irit BBM London - Sering kali produsen otomotif menuliskan klaim tingkat efisiensi bahan bakar yang kadang tidak masuk akal. Hal ini terkadang membuat konsumen merasa tertipu.

Di Indonesia, hal itu pernah menjadi masalah ketika Ludmilla Arif, seorang pemilik mobil Nissan March merasa tertipu akibat klaim efisiensi bahan bakar di iklan. Kasus ini bahkkan sampai ke meja hijau. Hal yang sama juga pernah terjadi di Amerika Serikat.

Dan masalah ini ternyata juga menjadi momok di Inggris. Untuk itu, Advertising Standards Authority (ASA) Inggris pun membuat aturan agar produsen mencantumkan keterangan 'tidak dites dan kondisi real' pada iklan-iklan yang terkait dengan klaim irit.

Aturan ini dikeluarkan setelah adanya kasus dimana pembeli mobil Audi A3 1.6 TDI mengeluh kepada ASA kalau efisiensi mobil yang dia beli tidak bisa mencapai konsumsi rata-rata 68,9 mpg atau sekitar 29,2 km/liter seperti yang tertera di iklan di situs resmi Audi.

Sang pembeli berpendapat iklan tersebut menyesatkan. Sementara Audi dalam tanggapannya mengatakan kalau konsumsi BBM di iklan terkadang memang tidak sesuai bila mobil digunakan di dunia nyata karena ada berbagai faktor.

ASA berpendapat kalau mereka sebenarnya mengerti kalau angka tersebut dihasilkan di bawah kondisi pengujian, tetapi para produsen harus menyadari kalau angka itu terkadang sulit untuk dijelaskan ke konsumen sehingga harus ada penjelasan di iklan. Bila tidak, maka produsen melanggar kode etik periklanan.

Untuk itu, Audi dipaksa ASA untuk membuat disclaimer di iklan mereka untuk menjelaskan bagaimana angka itu muncul. Setelah Audi, besar kemungkinan hal itu akan menjadi aturan dasar bagi merek-merek lain.

"Ini adalah keputusan penting. Ini bukan hanya tentang Audi. Ini akan menetapkan preseden yang akan memiliki konsekuensi bagi produsen mobil lainnya," kata seorang juru bicara ASA seperti detikOto kutip dari Telegraph.

Sedangkan Society of Motor Manufacturers and Traders (SMMT) berpendapat kalau penting bagi pengendara untuk memahami perbedaan antara hasil yang dicapai melalui dunia nyata dan tes laboratorium.

"Kinerja kendaraan tergantung pada berbagai faktor, termasuk gaya mengemudi, standar pemeliharaan, kondisi iklim dan beban, sehingga memungkinkan pengendara untuk memahami perbedaan-perbedaan yang akan disambut oleh industri," jawab mereka.

(syu/ddn)

0 comments:

Post a Comment