Thursday, May 7, 2015

Ini Alasan Tata Motors Bidik Sektor Perkebunan Sawit Indonesia

Ini Alasan Tata Motors Bidik Sektor Perkebunan Sawit IndonesiaJakarta - Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) semakin memperkuat penetrasinya ke sektor perkebunan khususnya perkebunanan kelapa sawit, bahkan di saat pasar otomotif nasional melemah seperti saat ini.

Terbukti, setelah memasarkan sejumlah model yang beberapa diantaranya digunakan perusahaan perkebunan, kini pabrikan asal India ini menawarkan tiga varian truk lagi. Apa alasannya?

"Kami melihat sektor perkebunan, khususnya minyak sawit memiliki potensi yang sangat luar biasa, karena dari hulu hingga industri deravtif atau turunannya sangat besar," tutur Presiden Direktur TMDI, Biswadev Sengupta, di Jakarta, Kamis (7/5/2015).

Selain itu, kelapa sawit khususnya minyak sawit mentah (CPO) adalah salah satu andalan ekspor utama Indonesia. Bahkan Indonesia saat ini tercatat sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia selain Malaysia.

"Bahkan, India, negara asal Tata Motors adalah importir minyak sawit dari Indonesia terbesar di dunia. Oleh karena itu kami tahu persis betapa besarnya potensi ekonomi CPO Indonesia ini," ucap Biswadev.

Alasan lainnya, selama ini sebagian mobil komersial Tata Motors telah terserap oleh konsumen Indonesia yang diantaranya adalah perkebunan kelapa sawit.

Kendaraan niaga Tata yang telah terserap perkebunan dan industri kelapa sawit Indonesia, lanjut Biswadev, adalah pikap Tata Ace EX2, Tata Prima diesel, SUV Tata Safari Storme, serta MPV Tata Aria.

"Sejak September 2013 hingga kuartal pertama 2015 ini, kami telah menjual 1.400 kendaraan, dan sekitar 70 persennya kendaraan niaga, dari jumlah itu sebagian besar diserap sektor perkebunan," ujar Biswadev.

Fakta penyerapan pasar yang cukup moncer itu semakin menambah percaya diri TMDI untuk menggenjot penjualannya sepanjang tahun kalender 2015/2016.

Terlebih, menurut Biswadev, kendaraan buatan Tata Motors memiliki keunggulan dan karakter, yang dibutuhkan oleh para pebisnis perkebunan dan pebisnis lainnya.

0 comments:

Post a Comment