Jakarta - Nilai tukar dolar sudah semakin membuat industri otomotif kian terpuruk. Di saat pelemahan angka penjualan seperti sekarang, produsen mobil hanya bisa menahan diri.
"Dengan dolar yang sekarang, kita tidak bisa menaikkan harga, dolar ini naik turun terus. Sepertinya kemarin dari Rp 13 ribu mencapai Rp 14 ribu itu tidak sampai satu bulan," kata Presdir PT Hyundai Mobil Indonesia Mukiat Sutikno kepada detikOto.
Kenaikan harga akibat pelemahan rupiah di sektor otomotif berbeda dengan kenaikan gadget. âÂÂKalau gadget itu harganya paling bisa bertambah 2-3 juta. Kalau untuk otomotif perbedaannya itu bisa mencapai Rp 20-30 juta. Tapi dengan dolar naik seperti ini kita tidak bisa menaikan harga semaunya," tambah Mukiat.
Lalu bukannya ada perjanjian perdagangan antara Indonesia dan Korea yang membuat bea masuk jadi ringan? "Iya itu sama saja, karena peraturan ini kan hanya mengatur pajaknya saja. Tapi semuanya kan pakai dolar (transaksi-Red)," katra Mukiat.
Pelemahan rupiah terhadap dolar sangat mempengaruhi industri otomotif, entah itu yang merakit di Indonesia maupun yang mengimpor dengan utuh.
âÂÂKarena baik untuk CKD maupun CBU itukan sama-sama menggunakan dolar (untuk transaksinya-Red)," ujar Mukiat Sutikno.
(lth/ddn)
0 comments:
Post a Comment