Jakarta - Motor skuter matik (skutik) yang kini menjadi penyokong penjualan beberapa merek motor ternama di Indonesia. Dengan mudah untuk melihat kebenarannya, Anda dapat mengecek di jalan raya, begitu banyak skutik yang lalu lalang.
Pernyataan itu sah dan dibenarkan oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia terkait besarnya penjualan motor di segmen matik tersebut.
Kemudahan dalam mengendarainya menjadi modal utama masyarakat dalam membeli motor matik tersebut. Tidak perlu mengoper gigi, memainkan kopling, hanya tinggal gas dan rem.
Ini terjadi karena motor matik dibekali sistem continous variable transmission (CVT). Meski demikian, tentu cara perawatannya berbeda dengan motor bebek apalagi jenis motor sport.
Kali ini kita akan membahas komponen vital dalam motor matik, yaitu Roller. Apa itu Roller? Roller adalah sebuah komponen yang berada di bagian pulley depan atau pulley primer pada sepeda motor jenis matic.
Dilansir dari salah satu merek ternama melalui websitenya, motor jenis matik menggunakan penghubung berupa drivebelt yang bertumpu pada pulley. Roller tersebut merupakan pemberat mengatur besar kecilnya diameter pulley yang berhubungan dengan perbandingan reduksi putaran mesin.
Masih belum bisa membayangkannya? Mungkin anda bisa membayangkan sebuah motor bebek atau sport. Jika diibaratkan, pulley depan adalah gear depan, sementara pulley belakang adalah gear belakang. Sedangakan drivebelt itu adalah rantainya.
Bila Anda melihat mekanik membuka bagian CVT saat service, posisi roller letaknya di pulley depan. Bentuknya bundar kecil dan tengahnya berlubang.
Fungsi dari bentuk bundar sempurna agar mempermudah pergerakan dari pulley. Roller ini ada umurnya juga. Bila bentuknya sudah tidak bundar, maka sudah waktunya Anda mengganti roller motor matik.
Bila motor biasa bisa diutak-atik performanya dengan mengganti gear depan dan belakang, maka motor matik bisa diganti rollernya. Anda bisa mengorbankan akselerasi umum namun mendapatkan top speed yang lebih tinggi dengan menggunakan roller yang lebih berat.
Sebaliknya, jika Anda ingin mendapatkan akselerasi yang lebih responsif namun top speed akan sedikit berkurang, Anda bisa menggunakan roller yang lebih ringan.
Kondisi roller yang sudah kurang bagus bisa dikenali dari bunyi berisik dari bagian box CVT. Jika sudah sampai mengeluarkan seperti itu, kebanyakan fisik roller sudah berubah, dari bulat jadi hancur. Penyebabnya, tentu cara pemakaian sepeda motor hingga menyebabkan roller jadi peyang.
Ciri roller sudah peyang, seperti belt yang performanya menurun. Saat grip gas diputar, ada rasa seperti power yang tertahan.
Jika ciri-ciri tersebut sudah muncul di motor matik Anda, dianjurkan segera diganti rollernya. Karena, jika terus dipaksakan akan berakhir rusak dan bisa menyebar ke komponen lain seperti kampas kopling dan juga drivebelt tadi.
(ddn/ddn)
0 comments:
Post a Comment