Tuesday, July 28, 2015

Banyak Hari Libur, Penjualan Motor di Juli Diperkirakan Turun Lagi

Banyak Hari Libur, Penjualan Motor di Juli Diperkirakan Turun LagiJakarta - Setelah selama Juni lalu penjualan sepeda motor di Indonesia meningkat hingga 21 persen dibanding bulan sebelumnya, pada Juli ini diperkirakan kembali melorot sekitar 20 persen. Masih lemahnya daya beli, dimulainya tahun ajaran baru anak sekolah, lebih sedikitnya hari kerja karena lebaran dinilai sebagai pemicunya.

“Sepanjang Juli, banyak hari libur dan kalau ditotal praktis hari efektif kerja sekitar dua minggu. Proses pengiriman sepeda motor ke diler dan masa buka diler juga lebih sedikit, sehingga penjualan juga lebih sedikit,” tutur Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala kepada detikOto, di Jakarta, kemarin malam.

Menurut Sigit, sepanjang Juni lalu penjualan sepeda motor di Tanah Air mencapai 588.675 unit. Jumlah itu naik sekitar 21,96 persen dibanding bulan sebelumnya yang sebanyak 482.691 unit.

“Momen persiapan lebaran menjadi trigger pembelian oleh konsumen. Sehingga, di saat yang sama, untuk menyiapkan (pembelian) selama lebaran, pabrikan mengirim stok Juli ke diler (wholesales) lebih awal, atau di bulan Juni. Jadi pada bulan itu penjualan naik,” kata Sigit.

Namun, lanjut Sigit, sejatinya daya beli masyarakat masih belum beranjak setelah di bulan-bulan sebelumnya melemah. Kondisi itu juga tidak banyak terdongkrak oleh kebijakan pemerintah yang menetapkan pemangkasan uang muka pembelian secara kredit.

Memang, sekitar 70 persen lebih, pembelian sepeda motor dilakukan secara kredit. Namun, sebut Sigit, persoalan mendasar yang dihadapi calon pembeli bukanlah uang muka, tetapi kemampuan mengangsur.

“Sementara, selama ini kemampuan untuk mengangsur juga tertekan oleh pengeluaran lainnya, antara lain untuk anggaran belanja kebutuhan bahan pangan pokok, dan energi. Apalagi, di dua bulan terakhir masyarakat juga banyak mempersiapkan kebutuhan anak-anak sekolah menjelang dan memasuki tahun ajaran baru,” paparnya.

Sigit mengaku belum bisa memprediksi kondisi pasar di semester dua ini, khususnya setelah hari raya Idul Fitri dan persiapan tahun ajaran baru anak sekolah sudah terlewati.


(arf/arf)

0 comments:

Post a Comment